1 MERENUNG

Hari Rabu yang indah, Aku tengah menulis di buku diary kesayangan Ku dihalaman belakang sekolah. Buku mungil berwarna turquoise yang dihiasi gambar animasi yang lucu beserta gliter yang menambah kesan blink itu selalu Ku bawa.

Dear Mama.

Rabu, 10:30.

Halaman belakang sekolah.

Mam, Leo bahagia banget tinggal sama Papa dan Nenek. Ternyata Papa setia banget loh Mam, Papa gak pernah cari pasangan lagi, Papa cuma fokus kerja. Terus Nenek juga sayang banget sama Leo. Nenek suka masakin makanan kesukaan Leo, ngurusin kebutuhan Leo, cuci baju Leo. Leo agak bersalah seharus nya Leo yang cuci semua baju, bukan Nenek. Tapi Nenek maksa katanya Leo harus belajar dan sukses.

Mam, Mama udah bahagia ya sama keluarga baru Mama? Leo gak masalah kok, Leo gak marah sama Mama karena udah pisah sama Papa. Tapi Leo terus berharap Mama kembali sama Leo dan Papa. Mama, Leo mau ketemu Mama. Udah berapa tahun ya kita gak ketemu? Wah pasti udah belasan tahun. Mama jaga diri baik-baik ya disana, jagain Anak baru Mama dan Suami Mama.

Cinta Leona kepada Mama.

I Miss U Mam.

Tak terasa rintikan air mata mulai terjun di pipi Ku. Angin damai berhembus membuat hawa sejuk.

Aku mengusap air mata dan merapihkan buku diary. Aku Mendongakkan kepala keatas dan merasakan angin menerjang membuat hati Ku tenang.

Rasanya ingin kembali dimana Aku bahagia dengan keluarga Ku yang masih utuh kala itu. Namun sayang, takdir berkata lain. Keluarga yang selalu Aku cintai pecah seketika karena perkataan dari orang yang tak bertanggung jawab dan ingin menghancurkan hubungan Mama dan Papa

Pertikaian terjadi ketika Papa mendapat kabar telah beselingkuh. Kabar bohong terdengar sampai ke telingan Mama. Mama terus percaya saja dengan kalimat dusta tersebut. Timbul keputusan untuk bercerai, Papa tidak terima jika Dirinya diduga selingkuh.

Papa telah membela Dirinya terus menerus. Mama tetap kukuh dalam keputusan nya. Tidak ada bukti di perselingkuhan ini, tapi Mama terus percaya.

Papa menyerah, Ia juga tak ingin Mama terus memarahinya. Sidang pertama Mama tidak datang, karena sakit. Papa dengan sifat setia nya mengurusi Mama yang sedang sakit.

Aku menyaksikan semua kejadian itu dari jauh. Selama masalah ini Aku dirawat oleh Nenek. Pada saat itu juga umur ku baru menginjak umur 6 tahun.

Sidang kedua dihadiri oleh Papa dan Mama. Aku turut datang saat sidang tersebut dengan didampingi Nenek. Aku anak kecil yang tidak tahu apa-apa dan hanya menyaksikan tanpa tahu mereka sedang apa.

Mereka berhasil bercerai, hak asuh ku ada ditangan Papa. Aku tidak tahu mengapa Mama tidak mengambil hak asuh Ku, tapi saat itu aku tidak berpikir hingga sejauh ini.

Papa berkata, "Mama sedang ada kerja diluar negeri, mungkin akan lama pulang".

Dengan otak yang masih kekanakan Aku hanya meng 'iya' kan saja perkataan Papa.

"Jaga diri baik-baik ya sayang, nanti Mama pulang bawa banyak mainan buat kamu, pasti kamu suka" ucap Mama.

Disaat itu Aku senang, ucapan Mama sangat meyakinkan bagi Ku. Mama pamit pada Kami, lalu pergi dari rumah seraya membawa 2 koper.

Sampai umur ku 11 tahun Mama belum pulang juga. Aku telah sadar akan semua ini. Ingin bertanya pada Papa dan Nenek namun tak berani. Ku simpan saja rasa penasaran Ku tentang hubungan Mama dan Papa.

Untuk membayar kerinduan Ku pada Mama, Aku menulis ungkapan rindu pada buku diary. Buku itu, buku yang akan menjadi berharga selama hidup Ku.

Pernah saat itu, Aku berniat mengirimkan surat pada Mama, tapi Aku sadar. Aku tidak tahu Alamat rumah Mama sekarang, jangan kan tidak tahu Alamat rumah, Aku pun tidak tahu keberadaan Mama.

Aku menyerah, sekarang agak acuh tentang hubungan Mama dan Papa, namun, tulisan buku diary itu terus berjalan.

Aku, Leona Santoso Ricardo.

avataravatar
Next chapter