webnovel

Laut Dalam

Author: AoiTheCielo
LGBT+
Ongoing · 29.1K Views
  • 17 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Gelap, dingin, kejam. Laut dalam selalu digambarkan seperti itu. Karenanya, Bubu yang baru saja menetas, mencoba mengenal dunia yang begitu asing dan aneh.

Tags
5 tags
Chapter 1Menetas

Rasanya sangat nyaman. Seperti sebuah pelukan yang melindungi, memberikanmu perasaan aman yang sangat menenangkan. Namun, sosok itu tahu bahwa ini waktunya untuk terbangun. Ia, sudah terlalu lama tertidur. Ruangan yang selama ini menjaga dan memberikannya energi, semakin lama semakin terasa sempit.

Membuka sepasang iris sewarna permata biru, hal pertama yang dilihat adalah permukaan putih yang menyelubung. Ini adalah rumah yang selama ini menjaga dan melindungi. Namun semakin lama, tubuh kecil itu semakin sulit bergerak. Ruangnya untuk menggerakkan anggota tubuh yang mulai tumbuh semakin terbatas, membuat sosok mungil nan putih diliputi kegelisahan.

Karenanya, dengan canggung, kedua tangan mungil dan berselaput mendorong dinding ruangan yang selama ini menghalangi pergerakannya. Pada awalnya, ia ragu-ragu. Namun lama-lama, perasaan sesak karena kehilangan ruang gerak semakin membuat si kecil gelisah.

Ini sudah waktunya.

Mer kecil tahu itu.

Ia harus keluar dari dalam ruangan ini sesegera mungkin atau ia akan mati karena sesak.

Mendorong dan mendorong, sosok kecil kali ini tidak ragu-ragu kembali. Ia dengan putus asa menggerakkan kedua tangan putih dan kecilnya. Terentang mendorong dengan kesepuluh jari berselaput.

Trak.

Suara retakan terdengar. Sukses membuat Mer kecil terkejut. Ia terdiam. Refleks menarik kedua tangannya kembali. Sepasang kelereng biru yang cerah menatap ke permukaan yang meninggalkan garis-garis tidak beratur.

Dindingnya pecah.

Pengetahuan baru ini membuat hati Mer kecil sangat senang. Ekornya yang masih sangat lembut dan transparan mengibas dengan penuh semangat. Karenanya, tanpa ragu kedua tangan kembali mendorong. Kali ini, tidak perlu waktu lama. Retakan semakin besar dan besar hingga pada akhirnya, sebuah celah kecil terbentuk.

Mer kecil kembali terdiam. Kelereng birunya membola dan mulut kecilnya membentuk huruf O yang besar. Jelas bersemangat dan terkejut dengan dunia asing di luar sana.

Jantung kecilnya menggebu-gebu. Berdentum dengan tidak tenang. Adrenalin meningkat, membuat si kecil tanpa ragu mulai merobek permukaan dinding dengan kedua tangan kecilnya. Lalu, saat lubang semakin lama semakin besar, sosok manusia kecil dengan ekor ikan berwarna pucat keluar dari dalam telur putih yang menetas.

Sosok itu tidak bisa langsung berenang. Ekornya pucat, lemah dan sisiknya belum mengeras. Karenanya, ia hanya bisa merangkak keluar dengan perlahan. Memastikan bahwa permukaan kulit telur tidak akan menggores ekornya yang sangat tipis dengan sisik yang terlalu lembut.

Duduk di permukaan pasir yang halus, manusia dengan wajah rupawan itu menatap sekelilingnya dengan rasa penasaran. Helai rambut panjang yang melebihi pinggul berayun dengan lembut. Warnanya hitam, bergelombang dengan gradiasi emas yang mencolok. Alisnya yang halus terajut dengan lembut, melengkung indah. Hidungnya bengir, dengan belahan bibir tipis semerah darah. Dipadukan dengan sepasang netra sewarna kejernihan permukaan air yang berkilau, Mer kecil yang baru saja menetas terlihat seindah peri air.

Menatap sekelilingnya, lingkungan Mer yang baru menetas sangat aman. Ia berada di dalam sebuah gua yang gelap dan dingin, tetapi cukup aman dari gelombang ombak yang kuat.

Saat tidak merasakan bahaya di seklilingnya, sosok kecil secara insting mulai meraih pecahan-pecahan kulit telurnya. Benda padat dan dingin itu mengeluarkan aroma yang lezat, membuat si kecil tidak bisa menahan diri. Sebelum perutnya menjerit meminta makanan, mulut mungil itu sudah memasukkan potongan kulit telur ke dalam mulut.

Hmm ... rasanya enak. Kriuk dan manis. Si kecil menyukainya. Terlebih saat kulit telur ditelan, perasaan hangat seolah muncul dari perut hingga ke seluruh tubuh. Membuat bayi Mer merasa nyaman dan berenergi. Karenanya, tanpa ragu, si kecil mulai memakan potongan-potongan cangkang telurnya sendiri.

Namun si kecil bukan Mer yang rakus. Ia tahu itu. Ketika sudah merasa kenyang, rasa kantuk mulai membuat matanya berat.

Telur adalah tempat yang paling aman dan nyaman.

Secara insitng, Mer kecil langsung masuk kembali ke cangkang telur. Bagaimanapun, hanya memakan potongan kecil yang berserakan di pasir, telurnya masih berbentuk bulat utuh dengan lubang kecil yang bisa dijadikannya pintu keluar-masuk.

Menggulung ekor panjangnya sendiri, Mer kecil menguap, lalu mencari posisi ternyaman. Saat merasa kantuk semakin menyergapnya, sosok cantik itu tanpa ragu tertidur, tidak menyadari keganasan laut dalam tempatnya dilahirkan.

.

.

.

Semua sisiknya sudah mengeras.

Ketika terbangun dan keluar dari dalam telur, Mer kecil mendapati kabar bahagia itu. Sosok raven memandang ekor hitamnya yang berkilau indah. Sisik-sisik hitam tersusun rapi. Ada gradiasi emas pada ujung siripnya dan itu terlihat sangat indah.

Mer kecil itu berkedip, menatap beberapa kali. Semakin ia melihat, semakin ia mengagumi ekornya sendiri. Oh, betapa indah dan cantiknya! Sangat puas dengan warna sisiknya, Mer Kecil terkikik, memuntahkan beberapa gelembung udara hingga membuatnya tersedak.

Menggelengkan kepala guna mengusir gelembung, si kecil mulai menggerakkan ekornya. Gua tempatnya bersembunyi sangat besar. Ia berenang dengan leluasa. Mengibaskan ekornya dan mulai berlari dari kanan ke kiri. Lorong keluar tidak terlalu jauh. Hanya dua kali kibasan ekor, Mer kecil bisa keluar dari dalam bebatuan karang yang melindunginya.

Namun si kecil memilih untuk tidak keluar. Ia masih mengagumi ekornya. Menatap ke kanan dan ke kiri. Ketika berenang, sesekali ia akan menoleh ke belakang. Menatap ekornya yang bergerak membelah air. Ketika ia menyeringai senang, batu karang akan menabrak kepalanya.

Itu tidak membuatnya pusing, tetapi cukup membuatnya kesal. Karang yang ditabrak akan bergetar, lalu retak dan hancur. Karenanya, tempat tinggal kecilnya secara bertahap menjadi sedikit lebih luas. Namun serpihan-serpihan karang hitam sangat jelek. Benar-benar mengotori pasir putihnya yang lembut dan indah.

Mer kecil tidak suka itu. Jadi, dengan rajin, kedua tangan kecil dan berselaput memungut serpihan karang, lalu melemparkannya keluar dari gua. Arus besar di luar gua akan menerbangkan serpihan, membuangnya entah ke mana.

"Menurutmu, apakah telur itu sudah menetas?"

"Aku tidak tahu, yang kudengar, telur Mer seharusnya sangat lama untuk menetas."

"Ahahaha ... sudah sangat lama, telur itu masih belum menetas."

"Bila telur itu menetas ... ," ada helaan napas kecewa terdengar. "Di sini sangat banyak makanan, sangat sayang untuk kita pergi meninggalkannya."

"Kenapa kau mengatakan hal yang menyeramkan seperti itu?"

"Benar! Jangan mengatakannya! Bagaimana bila telur itu benar-benar menetas?!"

"Hey, hey, menurutmu, telur itu tidak akan menetas?"

"Tidak mungkin! Kau belum dengar? Nona Gurita dan Kakek Hiu mencoba memecahkan cangkangnya, tetapi telur itu tidak pecah sama sekali!"

"Lalu kenapa kau menaruhnya di dalam sana?"

"Tentu saja agar tidak mudah keluar! Bukankah Mer sangat besar? Telurnya sangat kecil, pasti ketika keluar, dia akan terkurung dan tidak bisa keluar! Ahahahah, bagaimana? Aku sangat pintar kan?"

Mer kecil berkedip beberapa kali. Suara-suara itu berada di mulut gua karang. Dengan rasa penasaran, sosok mungil berenang dengan tenang. Menyelinap dan mengintip segerombol ikan yang mengobrol di dekat karangnya. Ikan-ikan panjang itu terlihat sedang memakan banyak bangkai yang berjatuhan di atas pasir putih.

Aroma lezat bergelayut terbawa air.

Secara insting, Mer kecil langsung tahu bahwa apa yang dimakan ikan-ikan itu bisa ia makan juga. Dan ... ikan-ikan kecil itu juga terlihat lezat. Giginya gatal, ingin memakan mereka. Namun di sisi lain perutnya sudah cukup kenyang. Lagipula, ikan-ikan itu terlalu berisik.

Tidak tertarik, si kecil berbalik. Ia berenang menuju ujung karang dan mendapati bahwa ... ia hanya memiliki satu saluran. Tidak ada cabang atau arah lain. Hal ini membuat si kecil tidak puas. Karenanya, dengan senang hati si kecil mulai membuat ruangan lain di karangnya. Jemari kecil yang semula terlihat lembut dan putih, kini menumbuhkan cakar yang kuat dan tajam. ia memotong karang dengan sangat mudah. Kukunya yang tajam seolah tengah memotong mentega. Mencukil dengan lembut dan kuat.

Meski pekerjaannya cukup mudah, tetapi tetap saja memakan waktu. Lorong panjang secara bertahap terbentuk, tetapi si kecil cukup kesal dengan semua serpihan karang yang mengotori pasir. Karenanya, setelah potongan karang jatuh, si kecil akan mengambil dan mengumpulkannya. Hal ini berlanjut hingga potongan karang menggunung dan nyaris menenggelamkan dirinya sendiri.

Mer kecil sangat marah. Mata birunya melotot, menatap gunung kecil karang yang mengotori sarangnya. Bibir kecilnya ingin mengoceh, tetapi gelembung-gelembung air justru keluar. Kesal, ia melemparkan semua karang keluar dari dalam sarang, sukses membuat ikan-ikan di luar menjerit ketakutan.

Mer Kecil tidak peduli. Ia kembali melanjutkan proyeknya. Menggali dan menggali. Ketika si kecil lelah dan lapar, ia akan berenang ke cangkang telurnya dan memakan cangkang dengan lahap. Saat mengantuk, ia akan langsung memilih tidur. Namun sayang, cangkangnya semakin mengecil. Sosok rupawan tidak bisa tidur di dalam cangkang lagi.

Karenanya, Mer kecil membuat cangkang telurnya sendiri. Kuku tajamnya mengikis dinding karang, membuat sebuah ruang kecil yang hanya bisa menampung satu tubuh. Jadi, ketika sosok Mer merasa mengantuk, ia akan menggulung ekornya dan masuk ke dalam celah kecil. Tidur dengan nyaman dan menyatu dengan permukaan karang yang gelap dan suram.

.

.

.

TBC

You May Also Like

Be My Umbrella

Setiap orang di dunia ini pasti mempunyai hal yang disukai maupun hal yang tidak disukai. Ada kalanya hal itu sangat berbeda dengan sebagian orang lainnya. Sesuatu yang kita sukai itu akan membuat kita nyaman dan bahagia saat menjalaninya. Sedangkan hal yang tidak kita sukai hanya akan membuat kita merasa risih dan tertekan, terkadang itu juga bisa membuat kita merasa tidak nyaman. Begitu juga denganku. Ada satu hal yang tidak aku sukai di dunia ini. Aku tidak suka dengan apapun yang berkaitan dengan hujan. Aku yang berusaha dengan keras ini tiba-tiba saja merasa putus asa jika teringat dengan hal yang bernama 'hujan'. Bukankah seharusnya aneh jika ada yang membenci hujan seperti diriku ini? Disaat yang lain sangat mengharapkan turunnya hujan bagi kesuburan tanah mereka, ada juga yang berharap cuaca yang panas menjadi lebih sejuk setelah turunnya hujan. Ada yang menantikan sumur mereka terisi dengan air dari tetesan air hujan dan lain sebagainya. Aku hanya ingin hujan ini berhenti, sekali saja, cukup sekali ini saja. Aku seperti ingin menghentikan waktu. Jika saja hujan ini berhenti saat itu, mungkin aku tidak akan terlalu membencinya. Jika memang kejadian yang aku lalui ini tidak begitu berat, mungkin saat ini aku bisa tersenyum sambil berlari di bawah hujan lebat. Tapi, siapa sangka ternyata kejadian pilu malah terjadi dalam hidupku. Kejadian yang tidak pernah ku bayangkan sebelumnya. Kejadian yang akan meniggalkan luka untukku. Kala itu hujan tidak akan pernah berhenti membasahi diriku. Di saat aku berjalan, berlari dan terjatuh sekalipun yang aku lihat hanyalah air yang jatuh membasahi setiap benda yang ia lalui. Suram! Begitu suram hingga membuatku muak. Aku ingin berlari, aku ingin bebas dari genangan air yang seolah perlahan-lahan menyeretku ke dalam. Begitu dalamnya air hingga air itu seakan membuatku tenggelam. Tidak ada yang berusaha menolongku, aku begitu kesulitan untuk sekedar bernapas. Hingga kau datang kepadaku. Akankah orang sepertimu bisa membuatku bangkit dari genangan air kotor yang menenggelamkan tubuhku? Akankah kau mampu mengubahku secara perlahan? Jika memang kau adalah orang yang aku cari selama ini, maka datanglah. Tapi, apabila tujuanmu hanya untuk bermain, silahkan pergi. Aku bukanlah sebagai alat tempat bermainmu. Karena orang yang rapuh sepertiku bukanlah tempat yang cocok bagimu. Tinggallah jika memang kau adalah orang yang tepat. Jangan pergi jika kau merasa aku adalah rumahmu. Tetaplah tinggal hingga nanti istilah kau dan aku menjadi kata 'kita'. Hingga nantinya kita bisa menemukan kebahagiaan bersama saat hujan tiba. Menghapus luka yang begitu dalam tergores dalam hatiku.

Ryuumi · LGBT+
Not enough ratings
277 Chs

Terjebak Cinta Yang Salah

21+ Ridho. Jika ada satu hal yang aku tahu, itu merupakan cara bermain Game... Baik di dalam maupun di luar lapangan. Jika bukan karena satu kesalahan remaja di mana aku mencium Adi, aku bisa terus membodohi diriku sendiri. Sepak bola adalah satu-satunya hal yang aku gunakan untuk mengalihkan diri dari kebenaran, dan ketika aku mengacaukan sampai kehilangan permainan yang aku sukai, aku menemukan diri ku kembali ke Bandung. Aku kembali bertatap muka dengan Ketua tim, yang membenciku bahkan lebih dari yang dia lakukan ketika kami masih kecil. Sihir apa pun yang dia pegang padaku saat itu masih tersisa. Sekuat apapun aku melawannya, aku masih menginginkannya. Dan aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan… Yah, kecuali dengan Adi, yang terus-menerus memanggil ku dengan omong kosong. Mengapa aku sangat menyukainya? Adi, aku mungkin telah menghabiskan bertahun-tahun menonton Raka. Wujudkan mimpiku, setidaknya tanpa kejenakaan di luar lapangan dan pesta pora dengan wanita, tetapi aku telah menjalani kehidupan yang baik untuk diriku sendiri. Aku seorang pemadam kebakaran, dan aku melatih tim sepak bola saudara laki-lakiku untuk mereka yang memiliki cacat. Tetapi ketika Raka kembali ke kota dipersenjatai dengan ego tingginya dan julukan yang bodoh, semua orang kagum padanya. Tidak, bukan aku. Aku tidak peduli jika ciuman kami bertahun-tahun yang lalu bertanggung jawab atas kebangkitan seksual ku. Aku tidak akan jatuh cinta pada Ridho. Meskipun resolusi itu akan jauh lebih mudah jika dia tidak begitu menggoda. Begitu dia menemukan jalannya ke tempat tidurku, aku sangat kacau, dengan lebih dari satu cara. Tapi ada yang lebih dari Raka daripada yang terlihat, terkubur di bawah egonya, sarkasme dan bagaimana kita terbakar untuk menaikkan seprai bersama-sama. Segera, ini lebih dari sekadar permainan. Kami tidak hanya membuat satu sama lain bersemangat, kami mungkin saja memenangkan hati satu sama lain. Sayang sekali hal-hal tidak pernah sesederhana itu...

Pendi_Klana · LGBT+
5.0
268 Chs

Addicted (IND)

Malam itu badai datang menghantam kehidupan Arghi Baswara, di mana dua orang perampok menerobos masuk ke rumahnya hingga dia harus kehilangan indera penglihatannya secara permanen. Semesta Arghi runtuh hanya dalam hitungan jam. Semuanya hitam tanpa warna, seberkas cahaya pun tidak dapat di tangkap oleh matanya. Harapan, impian, cita-citanya dan seseorang yang harus dia lindungi dan jaga. Semuanya pupus seperti kedipan mata. Dia merasa menjadi orang paling tidak berguna. Galant Virendra hancur dalam satu minggu. Sahabat satu-satunya yang paling dia sayang, kehilangan penglihatannya. Lalu tak lama ayahnya yang sebagai tenaga medis direnggut dari hidupnya. Galant tidak punya siapa-siapa lagi dalam keluarganya, hanya ada Arghi sahabatnya sebagai tumpuan dalam hidup Galant di dunia sekarang yang justru Arghi merasa paling tidak berguna dan menganggap hanya menjadi beban bagi Galant. Kemudian keanehan muncul dalam diri Galant setelah dia tanpa sengaja mencium Arghi ketika sahabatnya itu sedang tertidur. Perubahan tubuhnya yang berderak seolah membelah tubuh Galant saat perlahan dirinya berubah menjadi lebih memendek dan merasakan semburan kekuatan besar melingkupi Galant disusul dengan rasa sakit menyengat di sekujur tubuhnya. Galant tidak pernah menyangka bahwa dengan dirinya yang tanpa sengaja mencium Arghi pada malam bulan purnama saat itu membawa dia dalam perubahan hidupnya yang jungkir balik. Ketika dia menyadari bahwa dia bukanlah manusia biasa, tetapi seekor serigala yang kehilangan kendali hanya dengan mencium aroma dari sahabatnya, Arghi. Apa yang terjadi pada Galant? Ditambah dengan Galant yang sangat sulit mengatasi tarikan yang begitu kuat dari sebelumnya untuk terus bersama Arghi yang sama sekali belum mengetahui perubahan dari Galant menjadi seekor serigala di tengah malam purnama, karena perubahannya dia hampir menjadi gila dengan sebuah aroma yang mencekiknya datang dari sahabatnya yan menembakkan aromanya seperti kesetanan. Siapa sebenarnya Galant?

White_Black033 · LGBT+
Not enough ratings
162 Chs

BURNING LOVE

Tidak ada yang bisa menghentikan cinta sejati. Bukan waktu, Bahkan iblis pun tidak akan bisa, Larry, seorang pelayan kontrak. Putus asa untuk melarikan diri dari kehidupan yang berantakan. Wakil presiden Klub motor Thunder, tinjunya yang akan berbicara. Boby telah rusak dalam api, tapi dia menutupi kulitnya dengan tato untuk memastikan tidak ada yang salah mengira bekas lukanya sebagai kelemahan. Kecelakaan itu tidak hanya melukai tubuhnya, tetapi juga merusak jiwa dan harga dirinya, jadi dia membungkus dirinya dalam kepompong kekerasan dan kekacauan di mana tidak ada yang bisa menemuinya. Sampai disuatu malam, ketika dia menemukan seorang pemuda berlumuran darah di clubhouse mereka. Pria yang sangat manis, polos, dan setampan malaikat yang jatuh dari surga, Larry menarik semua hati sanubari Boby. Larry begitu tersesat di dunia yang berada di sekitarnya, dan merupakan misteri yang begitu kusut, sehingga Boby mau tidak mau membiarkan pria itu mencakar jalannya ke dalam batu yang merupakan hati Boby. Larry tidak memiliki keluarga, tidak memiliki sarana, dan penglihatannya mulai menurun. Untuk melarikan diri dari kehidupan dalam kemiskinan, dia menggunakan ketampanannya, tetapi itu hanya menjadi bumerang dan membawanya ke bencana yang mengubah hidup selamanya. Dia mengambil satu langkah ke dalam jurang dan diangkut ke masa depan, siap berjuang untuk kehidupan yang layak untuk dijalani. Apa yang tidak dia harapkan dari perjalanannya adalah dinding otot bertato yang sangar dan kasar dengan sisi lembut yang hanya boleh disentuh Larry. Namun, jika Larry ingin mendapatkan kebebasannya, dia mungkin harus merobek hati orang yang merawatnya pada saat yang paling penting. Bagaimana kisahnya? Apakah mereka berdua dapat bersatu?

Seven_Wan · LGBT+
5.0
276 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT