Berharapnya seorang pembunuh selalu tidak ingin jika korbannya ditemukan maupun diketahui siapa pun, kali ini setelah sadar setelah mengikuti perlombaan naik pohon kelapa membuat menunggunya juga.
Randu sudah pasti mengetahui kabar jelasnya mengenai hasil perlombaan, tetapi firasatnya juga seakan mengatakan akan ada kabar mengenai pembunuhannya.
Perasaan tidak tenang dan begitu sangat gelisah telah masuk ke dalam diri Randu, sadarnya dari pingsan dan masih melamun membuat dirinya terkejut disaat dipanggil Sinta.
"(Gak mungkin, enggak pastinya. Waktu itu aku makan itu si Desy dan membuangnya ke pantai cuacanya sangat begitu ekstrim, aku sangat begitu yakin gak mungkin bangkainya ditemukan)"
"Mikirin apa sih? Hey, Ran are you okay?"
"Eh kodok, eh."
"Mikirin apa, apa masih pusing?"
"(Mana mungkin aku cerita tentang itu, konyol banget tahu.) Gak mikirin apa-apa, cuman sedikit saja sih pusingnya. Udah pengumuman belum?"
"Belum."
"Ya sudah kita ke sana bareng-bareng."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com