4 Seorang Ibu

Carl membuka kotak putih itu, ia melihat dua alat semacam gelang besar dan dua jarum suntik.

"Ini pasti ada hubungannya dengan cairan biru tadi." Duga Carl.

"CARL....!"

Panggil teriakan ibunya terdengar olehnya, ia segera menutup kotak putih tersebut dan membawanya. Perasaannya tak enak, pasti terjadi sesuatu pada ibunya.

Carl berlari menuju tangga, dengan sangat cepat ia menaiki anak tangga. Setelah Carl berhasil keluar dari Lab, ia menemukan dua orang pria berstelan jas hitam

menyadera ibunya dengan menodongkan sepucuk pistol.

"Buu..!"

Carl yang melihat pun ingin menyelamatkan ibunya, namun situasi begitu gawat. Seorang lelaki itu mengancam akan menarik pelatuk pistol yang digenggamnya jika Carl mencoba melakukan sesuatu, Carl tak bisa bergerak sama sekali.

"Profesor itu sangat pintar dan hebat ya, kemana-mana kami mencari ... Ternyata selama ini ada di sini, sialan buang-buang waktu saja!"

Mereka mengocehkan sesuatu yang pasti berkaitan dengan peninggalan ayahnya Carl.

"Apa yang kalian mau..? Apa tujuan kalian..?"

Dengan kepala dingin Carl mencoba bernegosiasi dengan mereka. Dengan cepat mereka pun berbicara tentang tujuan mereka.

"Serahkan kotak yang kau pegang itu," ucap seorang yang menodongkan pistol.

Carl memperhatikan sesuatu yang dipegang oleh pria didepannya, ternyata kotak kayu yang menyimpan dua kapsul tadi sudah ada di tangan mereka.

"Carl ... jangan!" Teriak ibu Carl berusaha mempertahankan peninggalan ayahnya Carl.

Mereka terus mendesak Carl dengan mengancam akan membunuh ibunya jika tidak memberikan kotak yang dipegang Carl, ia bimbang dan bingung dengan apa yang harus dilakukannya.

"AH.....! SIALAN...!"

Kekesalan Carl atas dirinya sendiri karena tak bisa berbuat banyak, padahal Carl adalah seorang yang cerdas, namun karena situasi yang melibatkan ibunya ini emosi Carl tidak terkendali.

"Carl, tatap mata ibu.." ucap ibu Carl sambil berusaha menatap mata putranya itu.

Carl menatap wajah dan mata ibunya itu, ia tampak tenang. Ibu Carl mengatakan sesuatu, tapi Carl tidak dapat mendengarkan dengan jelas, ia hanya melihat gerak bibir yang berucap kata itu.

Crak...

Ibu Carl menusukkan sebilah pisau dapur menusuk paha pria yang yang sedang memeganginya, ia dapatkan pisau itu secara diam-diam dari saku celananya selagi dua orang tersebut berbicara pada Carl.

"Jalang! busuk!" bentak pria itu sambil kesakitan memegangi pahanya.

Ibu Carl segera menuju pria satunya untuk merebut kotak kayu, namun pria tersebut sudah cukup terlatih. Pria itu menendang ibu Carl sampai tersungkur di lantai.

"Sialan...! Beraninya!"

Emosi Carl memuncak melihat ibunya diperlakukan demikian, ia menuju pria tersebut untuk memukulnya. Namun pria tersebut menangkis pukulan Carl dengan cukup baik dan membanting Carl kebelakangnya.

Dengan cepat pria itu menodongkan pistol ke kepala Carl yang sedang terbaring di lantai, sekali lagi Carl dipojokan.

Akan tetapi, tiba-tiba ibu Carl menusuk sepatu pria itu dengan cukup dalam menggunakan pisau yang masih digenggamnya.

Darah mengalir dari sepatunya, namun pria tersebut tak terusik dengan hal tersebut. Dengan ekspresi tenang ia menginjak kepala ibu Carl yang sedang menusuk kakinya.

"Bajingan kau! Angkat kakimu!" Bentak Carl dengan intonasi sangat tinggi.

"Sadari posisimu bocah, jika kau bergerak ... tak hanya kau yang kubunuh, namun wanita ini juga!"

Pria yang ditusuk pahanya tadi mendatangi dengan terpincang-pincang ke arah ibu Carl, dengan emosi ia menginjak tubuh ibu Carl.

"Kubunuh kalian!"

Carl bangun dan akan menghajar dua pria tersebut, namun ibu Carl dengan menahan sakit ia mencoba menghentikan Carl dengan isyarat tangan.

"Tak apa Carl, ibu masih berusaha untuk merebut kotak peninggalan ayahmu ... tunggu sebentar lagi," ucap ibu Carl dengan terengah-engah.

"Sudah cukup, hanya buang-buang waktu!"

DOR!

Sebutir peluru mendarat di punggung ibu Carl.

"Bu...!"

"Selanjutnya kau, anak manja!"

Pistol ditodongkan ke arah Carl, jari dari pria itu siap menarik pelatuk.

Akan tetapi ibu Carl dengan cepat melemparkan pisau tepat menancap di tangan pria itu sehingga ia menjatuhkan pistol yang sedang digenggamnya, karena terkejut dan teralihkan. Akhirnya kotak yang dipegang pria itu terlepas dan jatuh ke lantai.

Ibu Carl segera merangkak mengambil kotak kayu itu dan melemparnya ke arah Carl.

"Cepat pergi bawa itu!"

Ibu Carl dilempar dengan kuat sampai menjebol jendela ruangan.

Dari belakang Carl menusuk-nusuk leher pria yang melempar ibunya dengan pisau yang diambil dari tangan pria itu, pria itupun roboh seketika dengan bercucuran darah.

Tersisa satu orang lagi, Carl berusaha untuk menusuknya juga menggunakan pisau. Akan tetapi dengan cepat pistol diarahkan pada Carl dan ditarik pelatuknya.

DOR!

Peluru telah meluncur, namun Carl baik-baik saja. Sebaliknya ibu Carl tertembak untuk kedua kalinya dalam upaya melindungi putranya.

avataravatar