1 Prologue

[ 2021 ]

Dunia yang semulanya damai, tiba - tiba terjadi kericuhan di berbagai negara. Dengan kemunculan sekelompok manusia berdarah dingin dengan muka yang pucat dan iris mata nya bewarna merah yang tidak diketahui berasal darimana. Manusia berdarah dingin tersebut dikenal dengan vampire.

Sekelompok vampire tersebut menyerang berbagai tempat dan menangkap tiap manusia yang dilihatnya. Banyak juga manusia tergeletak tak berdaya dalam keadaan mengenaskan. Manusia itu terlihat dalam keadaan pucat tanpa memiliki darah setetes pun dan lehernya terdapat bekas gigitan.

Pasukan militer yang hanya bermodalkan senjata laras dan alat militer lainnya, tidak bisa memusnahkan sekelompok vampire tersebut. Walaupun vampire tersebut telah tumbang ke tanah beberapa menit kemudian mereka hidup kembali dan upaya yang dilakukan oleh pasukan militer itu hanyalah sia - sia belaka. Sekitar 80 % wilayah di bumi telah dikuasai oleh vampire - vampire tersebut. Mungkin ini adalah akhir dari peradapan manusia.

[ Sehari sebelum kejadian ]

"Kita akhiri pelajaran hari ini, jangan lupa PR nya dikerjakan"

"Iya pak"

Guru pria tersebut keluar dari kelas, murid - murid didalam kelas meregangkan tubuh masing - masing setelah belajar 2 jam lamanya.

Seorang remaja duduk di barisan paling belakang sedang memasukkan beberapa buku kedalam tasnya.

"Hah, akhirnya selesai juga"

"Kha, yuk pulang bareng"

Rakha menoleh ke arah sumber suara yang didengarnya, ia melihat seorang wanita yang merupakan teman dekatnya sedari kecil sedang berdiri disamping meja nya.

"Hmm, kamu aja duluan pulangnya. Aku mau ke toko kakek setelah ini"

"Kesana lagi ya"

Rakha beranjak dari duduknya dan berjalan melewati wanita tersebut. Merasa tidak diperdulikan wanita itu merasa kesal mengembungkan pipinya. Ia mengejar Rakha yang masih tetap berjalan menjauhinya.

"Kha, tunggu dong"

Rakha memberhentikan langkah kakinya dan balik badan menghadap ke wanita tersebut.

"Cepatlah"

Ia berhasil mengejar Rakha, sekarang mereka berjalan sejajar keluar dari gedung sekolah.

"Aku ikut ya"

"Eh, ngapain mau ikut. Aku kayaknya lama disana ada urusan yang mau kukerjakan"

"Urusan apaan sih, palingan ngurus novel lagi ya kan??"

"Tau aja kamu liv"

"Ya taulah ini kan Olivia Athaya. Cewek paling cantik di sekolah, hehe"

"Dasar"

Ucap Rakha sembari menjitak pelan dahi Oliv.

"Sakit tauuu"

Ucap Oliv dengan nada manja sembari mengusap dahinya yang tadi dijitak oleh Rakha walaupun tidak merasa sakit. Rakha hanya tersenyum.

Sesampainya di toko kakek, mereka berdua masuk kedalam toko yang berisi lemari yang tersusun rapi. Tiap lemari diisi oleh berbagai buku, bisa dibilang toko kakek ini adalah toko buku.

"Permisi"

"Permisi"

Ucap Oliv setelah Rakha dengan nada agak pelan, ia berjalan mengekor mengikuti Rakha dari belakang.

Terlihat seorang pria paru baya yang rambutnya sudah dipenuhi oleh uban sedang berdiri didekat lemari seperti membersihkan debu tertempel di lemari. Mereka berdua mendekati pria paru baya itu.

Sebelum mereka dekat dengan kakek, kakek itu lebih dulu menoleh ke arah Rakha dan Oliv. Kakek memberhentikan aktivitasnya dan menyimpan kemoceng di atas lemari.

"Mau cari novel lagi ??" tanya kakek seperti sudaj tau maskud kedatangan Rakha.

"Tau aja kakek, ia nih kek aku mau cari novel seri terbarunya. Apa udah liris ya??"

"Hmm, kayaknya udah sih" ucap pria paru baya itu sembari memegang dagunya untuk mengingat apa novel yang dimaksud Rakha telah rilis.

"Tunggu sebentar ya, kakek masuk kedalam dulu. Mau ngecek novelnya"

Kakek tersebut masuk kedalam sebuah ruangan didalam toko, lalu kembali dengan membawa sebuah buku. Buku tersebut lalu diberikannya ke Rakha. Oliv yang sedari berdiri dibelakang langsung berjalan kedepan, yang penasaran dengan buku yang dipegang oleh Rakha.

"Oh, ini novelnya. Bagus ngak sih Kha??" Tanya Oliv masih melihat buku yang dipegang Rakha tanpa memandangnya.

"Ya baguslah, kamu mau bacanya juga??"

Oliv mengangguk mengiyakan ucapan Rakha, Oliv merasa penasaran dengan buku tersebut. Setelah membayar buku, mereka berdua keluar dari toko dan berjalan ke jalan raya yang menuju ke rumah mereka. Saat di perjalanan Oliv bertanya tentang novel tersebut, Rakha langsung menjawab apa yang ditanyakan oleh Oliv.

Dari belakang mereka terlihat sebuah mobil oleng - oleng yang tak terkendali mengarah ke jalan trotoar yang mereka jalani. Rakha yang tidak sengaja menoleh kebelakang melihat mobil tersebut, langsung mendorong tubuh Oliv supaya menjauh dari nya.

Brukkk

Novel yang dipegang Rakha terlempar ke atas dan mendarat tepat didepan Oliv yang masih terduduk di trotoar akibat didorong Rakha tadi. Kepala Rakha mengalir darah segar dengan deras di jalanan, begitupun dengan tubuhnya dipenuhi luka - luka. Rakha tergeletak kejang - kejang pandanganya mengarah ke arah Oliv, mulutnya ingin mengatakan sesuatu tetapi rasa sakit ditubuhnya membuat ia tidak bisa mengatakannya. Oliv menutup mulutnya dengan kedua tangan, air mata nya mengalir tak kuasa menahan melihat Rakha. Dadanya terasa sesak saat melihat kondisi Rakha yang tergeletak tak berdaya itu. Orang yang melihat kejadian tersebut langsung berlarian mendekati Rakha dan ibu - ibu mencoba menenangkan Oliv yang menangis sedari tadi.

Rakha dibawa ke rumah sakit dengan ambulan yang tidak lama datang setelah kejadian yang menimpa Rakha.

Oliv dan orang tua rakha duduk di kursi panjang menunggu dokter yang sedang memeriksa kondisi Rakha. Beberapa menit kemudian dokter keluar dari ruang UGD, orang tua Rakha dan Oliv lansung beranjak mendekati dokter tersebut.

"Bagaimana dok, keadaan anak saya??"

Dokter itu hanya terdiam menggelengkan kepalanya, ia tidak ingin mengatakan nya tetapi ia harus mengatakannya.

"Maaf, anak ibu tidak bisa diselamatkan"

Oliv dan Ibu Rakha menutup kedua mulutnya seakan tidak percaya apa yang dikatakan dokter tersebut. Mereka berdua menangis, sedangkan Ayah Rakha terduduk di kursi dengan ekspresi sedih, anak satu - satu nya itu harus cepat meninggalkannya.

Ibu Rakha berlari masuk kedalam yang diikuti Oliv, mereka melihat tubuh dengan tinggi 174 cm itu terbujur kaku tak berdaya di atas bed. Ibu Rakha langsung keluar dari ruang UGD tidak sanggup melihat keadaan Rakha, Oliv masih didalam ruangan berjalan mendekati Rakha yang ditutupi kain putih. Ia duduk disamping Rakha dan membuka kain putih yang menutupi muka Rakha.

"Kha, maaf ya aku udah baca novel kamu. Oiya cerita nya bagus, tapi endingnya bikin aku sedih. Tokoh utama nya mati meninggalkan pasangannya. Ya seperti kamu ini meninggalkan aku, hehe" ucap Oliv yang menahan air matanya agar tidak terjatuh.

Oliv beranjak dari duduk ingin keluar dari dalam ruangan itu, sebelum keluar ia mendekatkan bibir nya ke bibir pucat Rakha. Bibir mereka pun bersentuhan.

•••••

[ Markas Distrik Barat, 2321 ]

Rakha membuka matanya, ia melihat sekeliling ruangan yang dipenuhi oleh alat - alat medis. Seorang pria dewasa berbadan tegap memakai seragam militer berjalan menghampirinya, Rakha menoleh ke arah pria tersebut. Ia memaksa mengernyitkan dahinya walaupun kepala nya terasa sakit.

"Yo, Rakha Alterio. Bagaimana tidurnya??"

"Si-siapa kamu??" Tanya Rakha ke pria tersebut, ia sama sekali belum pernah melihat pria tersebut dimana pun.

"Aku Wildan Laksana, pemimpin distrik barat. Panggil saja Commander Wildan"

Rakha kembali mengernyitkan dahinya saat mendengar ucapan Commander Wildan. Ia sama sekali tidak tau apa yang dikatakan Commander Wildan barusan dan bagaimana ia mengetahui namanya sedangkan ia tidak mengenalinya sama sekali.

"Tempat apa ini?" Rakha kembali bertanya setelah melihat sekeliling ruangan yang begitu asing baginya.

"Ini di rumah sakit kamu dirawat, kamu ditemukan salah satu private di hutan tidak jauh dari markas, apa kamu ingat apa yang terjadi??"

Rakha menggeleng, ia sama sekali tidak ingat mengapa ia bisa di hutan.

"Tidak ingat ya, bagaimana kalo kamu menjadi anggota paradise guardian" ucap seorang wanita yang berjalan mendekati Rakha dan Commander Wildan.

"Paradise Guardian???"

avataravatar
Next chapter