webnovel

Kehidupan Langit

Langit melepaskan seragam dan melemparkannya di atas kursi di depan komputer milik nya, pemuda itu segera meraih kaos polos dari loker lemari yang tersusun rapi berdasarkan warna yang senada, tarikan cepatnya membuat lipatan rapi itu buyar seketika

Langit menyalakan komputernya dan memasang lagu yang paling sering di putar akhir akhir ini, dimulai dari Yummy milik Justin bieber, jarinya mulai mengetuk ngetuk pelan mengikuti irama lagu dan terus berselancar di dunia maya, dia melihat followernya yang terus bertumbuh di instagram yang bahkan hanya memposting tak sampai sepuluh foto ala ala khas diri nya

Orang orang bilang popularitas Langit terus saja naik karena statusnya yang terus menjomblo, dia bersikap ramah pada siapapun tapi juga tak terikat pada siapapun, hal itu membuat banyak gadis penasaran akn dirinya, Langit tak merencanakan itu, dia tak pernah menginginkan hal seperti itu, hanya kebetulan semata

Cklek !

Pintu kamar Langit terbuka, wanita setengah bawa membawakan setoples cemilan dan jus buah, dia meletakkan di meja belajar pemuda yang masih memakai celana seragam sekolahnya

" cah ganteng, mbok ya salin dulu toh, bibi mau cuci baju jadi biar selesai semuanya yaa cah ganteng.. " bi Ipah meraih baju kotor di sudut kamar Langit, pemuda itu tersenyum lebar, dia merangkulkan tangan dari belakang punggung bi Ipah

" maaf ya bi, sebentar yaa.. " dengan cepat Langit membuka kancing celananya membuat bi Ipah kaget dan menutup wajah cepat

" oalah den, aden sudah besar loh kini, jangan begitu lagi, maluu den !! " teriak bi Ipah protes dengan tingkah Langit, tapi pemuda itu santai saja, dia masih terus membuka celananya dan memasukkan ke dalam basket yang dibawa bi Ipah

Bi Ipah mengintip sebelah mata, dia bisa melihat boxer ketat Langit hingga meyakinkan kedua matanya untuk terbuka, dia mengurut dada lega

" oala kirain aden mau telanzang.. " gumam bi Ipah salah tingkah, Langit tertawa geli, dia meraih celana jogger dan segera mendaratkan diri di kursi, tangannya meraih isi toples sambil menikmati isi layar komputer miliknya

Pemuda itu melirik sebentar ke arah ponsel kekiniannya yang menyala, merk buah ternama, tentu saja semua pelajar jaman sekarang memakai versi terbaru itu kok, bukan hanya Langit saja. Dia tak begitu peduli dengan percakapan isi grup sekolahnya dan beberapa pesan pula dri teman perempuannya, sekedar say hello, apa kabar, sudah pulang, atau sedang apa, bahkan ada yg curhat baru saja putus cinta, Langit masih mengabaikan saja, dia akan membalasnya nanti

Langit mengklik game online kesukaan kebanyakan orang saat ini, karena hari akan malam dia memilih game singkat saja, Mobile legend, pemuda itu mulai memilih hero kepercayaannya, Lancelot

Wahh… di watsap ga balas ternyata kau ada di sini toh

Dari layar percakapan muncul akun mobile legend milik Edo

Hey tampan, sepertinya ada yang tertarik pada mu, dia sampai mencari nomer handphone mu loh

Max ikut bergabung dalam percakapan sambil terus bermain game

Langit tersenyum tipis, itu sudah biasa buatnya, setelah pertemuan singkat beberapa gadis mulai menanyakan nomer ponsel atau akun medsos miliknya, tapi kali ini sedikit berbeda, Langit ada sedikit rasa penasaran akan orang yang dimaksud tertarik dengannya

Siapa ?

Balasan Langit mungkin singkat, tapi harapannya akan semua itu tidaklah sesingkat itu, pemuda itu seperti harap harap cemas, dia berpikir seseorang mungkin juga ikut tertarik akan dirinya seperti halnya gadis gadis lain, kali ini dia begitu percaya diri, walau begitu dadanya ikut bergetar penuh harap

Miya bro

You has been slain !!

Bersamaan dengan tulisan dari akun Edo seketika itu juga jagoan si jago hanggar milik Langit kehabisan darah

" shit !! " dengus Langit kecewa, dia kecewa karena jagoannya yang mati atau kecewa karena balasan Edo tak sesuai dengan harapannya ? entahlah yang jelas pemuda itu kian gusar dan semangatnya bermain game sontak turun, dia mengeluarkan diri dari aplikasi game online itu

shit !! AFK report !!

Langit tak peduli dengan pesan singjat Edo di ponselnya, tak di komputer ataupun di ponsel mereka mereka saja yang terus menemani Langit, dia sepertinya mulai bosan

Notifikasi di sudut layar komputernya menyala

QueenMiya followed you

Langit segera membuang wajah, dia melompat ke ranjang empuknya, pemuda itu menangkupkan kedua telapak tangan di bawah kepalanya, matanya menatap langit langit kamar yang dihiasi lampu led yang memancar biru muda, warna kesukaanya

" Bunga, Miya, Arina dan satu lagi sedang ke toilet.. " Langit mengulang ucapan Bunga saat mereka berkenalan, dia mencoba mencerna kalimat Bunga si gadis bawel itu

" gadis toilet.. " gumam Langit tertawa kecil

" siapa namanya ya ? " Langit mencoba berpikir, dia merasa wajah gadis itu tidak asing, tali kenapa bahkan namanya saja Langit tidak tahu, dia mencoba berpikir sekali lagi, mungkin dari percakapan gadis gadis kemarin ada yang menyebut namanya selain Bunga Miya dan Arina, tapi dia tak dapat bayangan apapun

Langit beranjak lagi, dia mengecek notify akun sosial medianya, ada beberapa gadis yang mengikutinya hari ini, dia memeriksa satu persatu avatar mereka, dan tak menemukan si gadis toilet

Bagaimana mungkin gadis jaman now tidak menggunakan sosial media, Langkt mengecek pertemanan gadia yang baru saja bergabung menjadi followernya, dia meneliti satu persatu wajah teman teman Miya, pemuda itu harap harap cemas, dia membayabgkan wajah cantik yang memakai seragam sama dengan gadis hedon yangs edang dia stalker saat ini, tapi sayang sekali usahanya nihil, mungkin Langit tak berbakat jika harus kepo dengan urusan gadis, dia belum pernah seperti jnis ebelumnag, kenapa kali ini sangat berbeda dia rasakan

Gadis kemarin, yang wajahnya tak bisa dia lupakan, yang rambut hitamnya menutupi wajah dan menyembunyikan pesona ketika mata pria menatap jelas raut wajah cantik nya, gadis yang tak menghabiskan banyak waktu bersama mereka, gadis yang lebih banyak berdiam diri dan menarik senyum singkat ketika yang lainnya heboh dan berebut omongan

Kalau dipikir pikir, mata Langit memang tak berpaling dari wajah Bumi, dia terus saja menatap dalam wajah polos si pencuri perasaan itu, hingga Bumi harus menambah pesanannya dan terpaksa berpaling sesaat dari tatapannya ke wajah dan tingkah apa adanya gadis itu

Bumi.. dia gadis yang penuh pesona, sikapnya yang polos dan apa adanya, wajahnya yang tak banyak warna tapi penuh daya tarik menawan, bukan hanya Langit ataupun Max, banyak temannya yang menyadari akan kelebihan gadis yang rendah diri itu, Bumi.. kau seharusnya sadar akan kelebihan mu itu

saat kau merias diri dengan berbagai macam kosmetik mahal, kau lupa akan perhiasan paling murah sudah ada dari dalam diri mu, tersenyumlah dengan lepas.. - Langit dan Bumi -

Next chapter