28 clara.pov

yosh! mulai hari ini aku memiliki pekerjaan, lihatlah, seorang yang hanya lulus sma ini akan jadi bos di sebuah hotel, hebat kan? bwahahaha....!!!

"kamu nanti keluar kota berapa hari?" tanyaku pada dave setelah sarapan, dia sedang menyiapkan dokumen-dokumen di ruang kerjanya, karena sepertinya tidak ada yang bisa kubantu jadi aku hanya diam melihatnya.

"paling lama seminggu, gak akan lebih dari itu" jawab dave.

"lama banget...." gumamku

"kenapa? ada masalah?" tanya dave, aku menggeleng.

"beneran lho, gak boleh lebih dari seminggu, kalo bisa sebelum itu kamu udah harus pulang, awas kalo gak pulang!" ancamku, sudah lama aku tidak tidur malam gara-gara dia sibuk, baru tadi malam aku bisa tidur nyenyak lagi dan sekarang aku harus bersabar lagi selama seminggu karena dia akan keluar kota, menyebalkan.

"ini bukan urusan kamu, mau sampe kapan aku pergi itu terserah aku" jawab dave, kenapa dia masih saja bersikap sombong seperti itu? padahal beberapa hari terakhir ini dia mulai bersikap lembut dan penuh perhatian padaku, tapi entah kenapa sikap buruknya tidak juga hilang, entah itu memang sifat dasarnya atau bukan aku tidak tau, yang jelas aku tidak suka itu, dia selalu saja menjadi sosok yang menyebalkan ketika sikap buruknya muncul, tidak tahukah dia kalau aku sangat senang dengan perlakuan manisnya selama ini? oke.... sebenarnya tidak manis-manis juga, dia hanya mengatakan khawatir padaki, itu saja. mungkin bagi bagian besar orang itu hanya perlakuan biasa. tapi bagiku, orang seperti dave mengatakan hal tersebut merupakan sikap termanis yang pernah dilakukannya padaku setelah kami menikah.

"terserah deh mau pulang kapan, gak penting juga buat aku, tapi jangan lupa oleh-olehnya" kataku tidak peduli, bukan benar-benar tidak peduli sebenarnya, tapi mau kudebat bagaimanapun aku yakin dia takan merubah keputusannya, aku hanya akan lelah jika terus mendebatnya.

"kamu udah siap?" tanya dave sambil melihatku dari atas ke bawah dengan tatapan menilai.

"udah, kenapa? ada yang salah? apa yang aku pake gak pantes? atau gimana?" tanyaku, agak risih diperhatikan seperti itu. memangnya aku memakai pakaian aneh? hanya celana bahan panjang warna cream dan atasan kemeja putih dengan kerah yang manis. seharusnya dia tidak perlu menatapku seperti itu.

"gak sama sekali, pakaianmu udah pas dan sopan, nice, aku suka" timpal dave dan aku hanya bisa diam, apa aku tidak salah dengar? barusan dia memujiku! stop berpikir terlalu jauh clara.... hanya seperti itu aku sudah over pede, terlalu murahan.

kami segera turun, di bawah mobil dave sudah siap, kami masuk ke mobil dan dave segera membawa mobil pergi meninggalkan vila menuju hotel yang akan ia pasrahkan padaku, rasanya tidak sabar.

kami sampai di sebuah hotel kecil yang cukup terawat, sepi, hanya ada beberapa mobil terparkir disana. kami turun dan masuk ke salah satu bangunan di bagian depan yang merupakan kantor. orang-orang disana membungkuk hormat ketika kami lewat, atau ketika dave lewat, mungkin mereka takan bersikap begini jika hanya aku yang lewat, sepertinya mereka tidak mengenaliku.

"selamat pagi bos, sudah lama bos tidak kesini, apa yang di belakang bos teman bos?" sapa seorang wanita dewasa yang berpakaian rapi dan nampak berwibawa ketika kami masuk ke sebuah ruangan aku langsung menggandeng tangan dave, maksudku agar ia tau aku bukan hanya sekedar teman dave, melainkan teman hidupnya.

"dia clara, mulai hari ini dia yang akan gantiin posisiku sebagai bos disini" ujar dave dingin. wajah wanita itu langsung menjadi cerah menatapku.

"ternyata beliau nona clara yang kemarin anda bicarakan, maafkan saya tidak mengenali nona" kata wanita itu sambil membungkuk hormat padaku, membuatku merasa kikuk dan canggung. aku tidak suka diperlakukan terlalu hormat seperti ini, aku lebih suka hubungan yang dekat seperti teman.

"dia estelle, manajer disini, dia yang akan bantu dan ngajarin kamu tentang kerjaan kamu disini, kalau ada dia semua beres, kamu gak perlu khawatir" ujar dave.

"aku clara, mohon bantuannya ya mb estelle" kataku sambil menjulirkan tanganku, mbak estelle langsung menjabat tanganku tanla ragu.

"nona tidak perlu sungkan dan sopan dengan saya, seharusnya saya yang bersikap seperti itu karena nona atasan saya" kata mb estelle, aku hanya tersenyum.

"udah jam segini, aku berangkat dulu, kalo ada apa-apa bilang rosa, sementara jangan hubungi aku dulu, aku gak akan sempat buat balas kamu, kerjaanku banyak banget, nanti sore rosa akan kesini jemput kamu" kata dave, aku mengangguk mengerti, entah kenapa merasa sedih karena aku takan bisa bertemu dengannya selama seminggu, memang selama ini dia sering sibuk dengan pekerjaannya dan kami jarang berinteraksi, tapi tetap saja, aku merasa tidak rela dengan kepergiannya. argh.... kenapa malah seperti akan ditinggal mati saja sih? diakan hanya pergi keluar kota selama seminggu, bukan pergi untuk selamanya....

"aku pergi, kata dave sebelum memasuki mobil, aku hanya berdiri diam di teras dan menatap kosong entah kemana, enggan melepas kepergian dave. sebenarnya ini sangat kekanak-kanakan, kemarin kan aku sudah setuju dia pergi dengan memberiku pekerjaan disini, tapi sekarang aku kembali merasa tidak rela, ingin kucabut kata-kataku kemarin dan ngotot pergi dengannya saja, aku tau dia tidak mengijinkanku ikut juga demi keselamatanku, jika dipikir-pikir dia sudah cukup perhatian, harusnya aku merelakannya pergi, bukan menahannya kan? istri macam pa aku ini?

"hei, tampangmu kaya omong seakan kita gak bakal ketemu lagi, kamu pikir aku bakal mati apa gimana?" seru dave, dia terlihat kesal. aku segera memasang senyumku dan menggeleng. dave menghela napas. dia mendekatiku sambil berkata

"aku gak tau gimana cara bersikap ke kamu sebenernya, tapi...."

aku membelalakan mata kaget ketika dave mendekapku erat. jantungku serasa berdegup kencang seperti habis senam aerobik tanpa pendinginan. aku tau ini bukan pertama kalinya dia memelukku, dia pernah melakukannya, baru beberapa hari yang lalu dan jantungku sepertinya belum terbiasa dengan itu, jadilah sekarang jadi seperti ini.

"aku usahain pulang sebelum lewat seminggu, kalo seminggu aku gak pulang, aku akan kabarin kamu, tapi sebelum itu kamu gak usah hubungi aku dan jangan buat masalah disini, ok?" kata dave lalu melepas pelukannya, aku mengangguk, dan terus menunduk, tidak berani menatap wajahnya, menurut perasaanku sekarang dave sedang tersenyum menatapku, lalu dia mengusap kepalaku. sialan wajahku terasa sangat panas.

"gini donk dari tadi, kalo gini kan aku bisa pergi tanpa ngerasa bersalah sama kamu" setelah mengatakan itu dia berjalan memasuki mobilnya.

"dah...." ucapku pelan sambil melambai kaku ketika dave melambai padaku, mobilnya berjalan semakin menjauh dari pelataran, dan ketika mobil itu sudah tak terlihat....

bruk!, aku jatuh terduduk, kakiku sangat lemas, ada apa denganku sebenarnya? kenapa jantungku dari tadi tidak bisa kembali berdegup normal dan wajahku begitu panas? argh.... aku benci keadaan ini!!!

avataravatar
Next chapter