5 Bab. 04

"Apa kamu sedang mendemotrasikan keberatanmu pada atasanmu Lalita?", Lardo menatap tajam Lalita".

Lalita mengigit bibirnya berusaha tidak terpancing emosi dengan menyahuti pertanyaan Lardo.

"Berhenti mengigit bibirmu dan menatapku dengan mata besarmu". Sekarang kerjakan dengan cepat aku masih menginginkan laporan itu selesai secepatnya perintah Lardo.

Lalita duduk dengan kesal disopa empuk yang sangat nyaman di ruangan Lardo, kenapa aku harus mengerjakan laporan ini di ruanganmu pak, kamu membuatku tidak nyaman aku merasa seperti di awasi sehingga tidak bisa bekerja dengan lelusa, otakku serasa macet. Kamu membuatku gugup, itu makanya ketikkanku banyak yang salah Lalita membentak kesal.

Lardo masih menatap tajam Lalita, gunakan otak dan tanganmu untuk bekerja dan hentikan omong kosongmu.

Lalita menghentak-hentak kakinya yang menggunakan high hells, bisakah aku kembali ke ruanganku pak, agar aku lebih konsentrasi mengerjakan laporan ini dan aku dan Tia bisa menyelesaikan laporannya lebih cepat, aku sudah hampir empat jam mengerjakan laporan ini dan salalu salah melulu, bapak bukannya sengaja 'kan.

Lardo mendelik ke arah Lalita. "Kerjakan saja Lalita", jangan menganggu pekerjaanku dengan celoteh tidak bergunamu.

"Tapi pak_______",

"Kerjakan", bentak Lardo

"Haisss.....Lalita mengetik membalas chating dari Tia", aku belum juga bisa keluar dari kandang singa mewah ini Tia, singa galak itu menahanku, aku harus menyelesaikan laporan ini sesuai dengan yang diinginkan singa galak ini, aku tidak tahu harus berapa lama aku terkurung disini.

"Ping..."

Pesan chat whatsapp masuk ke phonsel Lalita

"Halloo....cantik maaf aku baru bisa mengabarimu,

Hari ini pekerjaanku sangat sibuk, apa kekasihku yang cantik ini sudah makan siang?

Lalita tersenyum membaca chat dari Ramond

Maaf sebagai kekasih aku juga lupa menghubungimu,

Aku juga sangat sibuk sampai-sampai lupa menanyakanmu,

Aku sudah makan siang, bagaimana denganmu, apa kau sudah makan siang? Lalita bertanya balik

Lardo memperhatikan Lalita yang sibuk dengan phonselnya, sesekali Lalita tersenyum menatap phonselnya. Apa aku menyuruhmu untuk sibuk dengan phonselmu Lalita?

Lalita terkejut medengar suara Lardo yang terdengar sangat dingin dan kejam. Maa...maaf pak, ada pesan yang harus saya balas, Lalita menunduk tidak berani menatap Lardo yang menatapnya dengan tatapan tajam.

"Selesaikan laporanmu, dan setelahnya kamu bisa kembali ke ruanganmu, kalau aku belum puas dengan laporanmu, besok aku ingin kamu kembali kemari untuk menyelesaikannya, "kamu mengerti".

Lalita mengangguk, baik pak

Lalita menatap jam tangan miliknya, ini sudah hampir jam pulang kerja, pak...!!!

"Kamu bisa kembali ke ruanganmu Lalita, besok aku ingin kamu langsung ke ruanganku, laporan ini sangat buruk, Lardo meletakkan laporan yang baru Lalita letakkan di meja Lardo

"Baik pak, Lalita keluar dengan lesuh, apa besok akan menjadi neraka lanjutan batinnya".

"Hey...!!",kenapa denganmu, tanya Tia yang kebingungan melihat Lalita dengan raut sedih, apa Lardo memarahimu habis-habisan di dalam sana, atau kamu berulah dengan mulutmu yang terkadang ajaib dan membantah seseorang?

Lalita melotot, apa aku selalu terlihat salah dimatamu Tia, aku bukan pembuatan onar Tia, aku tahu kapan harus berdebat dan kapan harus diam, jadi berhenti menuduh sebagai pembuat onar

"Ada apa denganmu Lalita, kenapa kamu marah?", aku hanya bercanda sayang, kenapa kamu menjadi pemberang seperti ini setelah terkurung dangan singa tampan itu berjam-jam?, apa di dalam sana sangat mengerikan sayang, Tia menatap lembut Lalita

"Tidak bukan begitu", aku hanya lelah Lardo membuatku bekerja seharian tanpa isitirahat, aku benar-benar bekerja seperti robot, dan yang aku kerja hanya satu laporan yang selalu salah seperti apapun aku mengerjakan, selalu saja Lardo mengembalikan laporanku dan memintaku memperbaikinya, aku sudah tidak tahu apa yang harus diperbaiki dari laporanku dan besok aku harus kembali lagi ke dalam dan mengerjakan laporan yang seharusnya bisa aku selesaikan dalam waktu satu jam, Lalita meghentakkan kaki frustasi

Tia mengerutkan kening, ada apa dengan Lardo, kenapa dia menahanmu dengan alasan receh seperti itu, sudahlah sekarang ayo kita siap-siapa pulang, aku sudah mengemas tasmu, aku yakin Ramond pasti sudah menunggu di parkiran, sekarang tersenyum jangan sampai dihari pertama kekasihmu datang menjemput dari bekerja wajahmu terlihat kusut tidak menyenangkan seperti ini. Sekarang kita berangkat, Tia mengandeng tangan Lalita

Di parkiran benar saja sudah ada Ramond yang berdiri dengan tampan disisi mobilnya.

"Sudah lama!" tanya Lalita sesampainya di dekat Ramond

"Tidak cantik aku baru saja datang Ramond mengandenga tangan Lalita.

Hay..!, Tia senang bertemu denganmu disini, mau ikut pulang bersama kami aku bisa mengantar sampai ke apartemenmu

Tia tersenyum mengoda, kamu tidak sedang merayukann kan,

Ramond mengeleng dengan senyum geli. "Aku tahu kamu sangat mencintai wanita kuno yang sekarang menjadi kekasihmu itu, aku harus menolak tawaran baikmu Ramond, aku bawa mobil bututku hari ini, jadi aku akan pulang sendiri, tapi kalau kamu tidak keberatan mentraktir aku dan satu lagi sahabat baik kami aku akan dengan senang hati

Tia...! Tegur Lalita

Ramond terkekekh....aku tidak keberatan, kamu bisa mengatur Tia kita ketemuan dimana, aku akan mertraktir kalian sepuasnya, bagaimana?

"Itu baru bagus, aku akan mengirimkan alamatnya, kita bertemu pukul 20.00 Wib". Kamu setuju Ramond dan jangan menyesal kalau kamu sampai kehilangan banyak uangmu hari ini tujuk Tia

"Tidak masalah aku akan senang bisa mentraktir kalian para ladys, baiklah pukul 20.00 Wib aku dan Lalita tidak akan terlambat, bukan begitu sayang Ramond mengedipkan satu matanya. "Lalita mengangguk.

"Ramond apa kita tidak salah tempat, ini club malam 'bukan?, Lalita menatap negri sekitarnya, ada banyak wanita mengenakan pakaian super ketat dengan rok tidak bisa dikatakan menutupi tubuh bagian bawah wanita itu, Lalita mengehela napas panjang, Tia selalu seenaknya saja, kenapa juga Tia harus memilih tempat mengerikan ini untuk bertemu padahal Tia tahu aku tidak pernah mau datang ke tempat-tempat mengerikan seperti ini, dengan musik keras, minuman keras, orang-orang yang menari dengan tidak senonoh dan masih banyak lagi hal-hal mengerikan

"Tenanglah sayang kita tidak salah tempat". Tia memang mengajak kita ke club, kemarilah Ramond mengengam tangan Lalita, aku akan menjagamu sayang, tidak akan aku biarkan siapapun menganggumu, lihat itu Tia tunjuk Ramond, tampak Tia melambai-lambaikan tangan

Ayoo...kita kesana, Ramond megengam tangan Lalita berjalan lebih dulu, membuka jalan untuk Lalita agar tidak bersengolan dengan orang-orang yang sedang asik menari.

Tia menatap penampilan Lalita, "Kenapa kalian lama?"

Ramond yang menjawab pertanyaan Tia yang terdengar kesal. Kekasihku butuh waktu lama untuk menentukan pakaian yang harus dikenakannya, bukan begitu sayang". Lalita hanya diam, karena masih marah pada Tia

Ramond kenalkan ini Mia dan Mia ini Ramond pria yang sudah sangat lama ditaksir sahabat kita yang pemalu ini, Tia menyengol lengan Lalita yang masih tampak cemberut memandang tidak suka dengan tempat mereka sekarang.

Mia menjabat tangan Ramond, senang berkenalan denganmu, tolong jaga sahabat kami ini, Lalita wanita terkuno yang penah aku temui sebelum omaku yang telah meninggal, jadi harap banyak pengertian menghadapi semua kekunoan Lalita yang akut, sekarang ayo kita bersenang-senang untuk merayakan hari jadi kalian

Mia menarik tangan Lalita turun ke lantai yang ada dibawah mereka untuk ikut menari

"Mia aku tidak mau tolak Lalita, kalian menarilah aku akan duduk disini".

"Ayolah Lalita sayang jangan merusak suasana, kita datang kemari bukan untuk duduk-duduk, cobalah dulu kamu pasti akan menyukainya, Mia masih terus membujuk Lalita".

"Biarkan dia Mia teriak Tia dari dekat lantai dansa, suara musik yang sangat keras membuat mereka harus saling berteriak agar bisa terdengar percuma saja membujuk Lalita, dia tidak akan mau, lihat saja wajah cemberutnya, datang kemari saja sudah membuatnya ingin memaki kita berdua, jadi ayo kita saja yang menari

Ramond mengelus sayang kepala Lalita, apa kau marah dengan teman-temanmu karena mengajakmu ke tempat seperti ini?", karena aku yakin kau tidak menyukai tempat-tempat seperti ini.

"Aku tidak apa-apa Ramond", aku tahu Tia dan Mia sangat suka datang ke club, aku hanya merasa sedikit sesak saja karena ini pertama kalinya aku datang ketempat seperti ini, biasanya Tia dan Mia tidak pernah membawaku ke club, mungkin karena ada dirimu mereka mengajakku kemari, Tia dan Mia tahu aku akan aman bersamamu Lalita tersenyum lembut

"Aku akan selalu menjagamu sayang, Ramond mengengam lembut tangan Lalita dan tentu bersabar menunggumu membuka diri padaku, aku tidak akan terburu-buru atau memaksamu, aku mencintaimu maka aku akan menunggumu sampai siap. Ramond menarik Lalita kedalam pelukannya, kamu mau minum?"

"Aku tidak minum alkohol jawab Lalita".

"Aku tahu sayang, kamu tidak minum alkohol dan tidak suka tempat-tempat seperti ini, aku akan memesankan just jeruk untukmu, kamu tunggu disini jangan kemana-mana aku hanya sebentar Ramond mengingatkan, "Lalita mengangguk

"Apa yang kamu lakukan disini?", sebuah suara bariton yang cukup familier menyapa Lalita

"Sir.....!!!"

Lalita terkejut mendapati Lardo berdiri disampingnya, anda di sini?

"Kamu belum menjawab pertanyaanku, apa yang kamu lakukan di tempat ini, mata Lardo menatap tajam Lalita".

"Saya bersama kekasih dan teman-teman saya Lalita menjawab dengan sedikit tergagab karena Lardo masih menatapnya tajam".

"Kekasih", Lardo mengulang satu kata yang menganggunya. Umm...jadi kamu sudah memiliki kekasih rupanya, lalu dimana kekasihmu, kenapa dia membiarkanmu duduk sendirian disini

"Ramond pergi memesan minuman untukku", sebentar lagi akan kembali, saya permisi pak, Lalita merasa tegang duduk disana bersama Lardo yang terus menatapnya dengan tatapan dingin

"Tetap ditempatmu Lalita", tempat ini berbahaya untuk wanita polos sepertimu bisik Lardo tepat ditelingan Lalita, kamu akan menjadi santapan lezat pria-pria yang ada disini jika kamu bergerak satu ici saja dari tempatmu berdiri, pria-pria disini berbahaya Lalita semua siap menarikmu ketempat-tempat gelap, setelah mengatakan itu Lardo pergi meninggalkan Lalita yang mematung di tempat.

'lni minumanmu sayang, Ramond datang dengan dua gelas beriisikan just jeruk seperti permintaan Lalita, aku juga sudah memesan minuman untuk Mia dan Tia. Ramond menatap Lalita yang masih diam, ada apa sayang, apa ada yang menganggumu?.

Lalita mengeleng, tidak aku hanya sedang memikirankan sesuatu. Lalita menegak habis justnya dengan cepat, huk...huk...Lalita terbatuk

Ramond mengeleng mengusap lembut pungung Lalita, apa kamu begitu haus sampai minum dengan terburu-buru sayang, Ramond mendekatkan botol air mineral pada Lalita, minum ini, tengorokanmu pasti sakit, apa sudah lebih baik.

"Lalita menganguk, terima kasih Ramond, aku_____",

"Tidak apa-apa sayang, kamu tidak perlu takut aku tidak akan memarahimu karena minum seperti anak kecil, "kemarilah.....", apa tempat ini benar-benar membuatmu tidak nyaman, kita bisa pergi dari sini dan meninggalkan pesan untuk Mia dan Tia, kita bisa pergi ke tempat yang membuatmu nyaman, aku tidak ingin kamu merasa terganggu dengan duduk di disini dan melihat semua pemandangan ini tunjuk Ramond pada orang-orang yang menari dengan liat di lantai dansa, juga beberapa pasangan yang tampak saling bercumbu di sudut ruangan yang penerangannya lebih gelap

Lalita tersenyum, aku tidak apa Ramond, ini untuk satu hari ini saja, lain kali aku tidak akan membiarkan Tia atau Mia yang menentukan tempat. Lalita mengerjapkan mata beberapa kali, "Ramond.....!!", apa kamu merasa terganggu dengan sikap kunoku, seperti yang dikatakan Mia dan Tia, aku sangat kuno dan ketinggalan zaman, aku seakan hidup dizaman lampau dengan semua pikiran kunoku.

"He...he....Ramond terkekeh, aku menghormati pilihanmu sayang dan aku tidak setuju pada Mia dan Tia, aku tahu kita sudah hidup dizaman modren dimana semuanya bebas selama didasari atas suka sama suka, tapi tidak buruk juga dengan apa yang menjadi pilihan sikap yang pilih sayang, jadi jangan terintimidasi dengan apapun yang dikatakan Mia dan Tia, mereka sehabat-sahabatmu dan aku percaya mereka juga menghormati pilihanmu

Lalita tersenyum lembut pada Ramond, terima kasih Ramond kamu sangat pengertian

avataravatar
Next chapter