4 Bab. 03

Apa CEO kita sudah datang?", tanya Lalita pada teman disebelahnya, yang diangguki oleh temannya. Tapi sedari tadi aku belum melihat bos, apa karena aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku jadi tidak memperhatikannya datang.

Tia menatap Lalita kesal, memang kenapa kau menanyakan Lardo, apa kamu merindukannya, Lardo pria dingin yang mengerikan aku bahkan akan sangat bahagia kalau Lardo sedang ada pekerjaan di luar negeri dengan begitu aku tidak perlu merasa was-was

"Pagi semua!!!", tidak ada yang menyahut sapaan Hendry.

Hendry Kepala Bagian Perencanaan hanya melongos kesal melihat para satafnya yang tidak sedikitpun menghormatinya, ada apa dengan kalian semua bentak Hendry, apa kalian semua mendadak tuli dan bisu?

"Ada apa dengan Hendry", kenapa pagi-pagi wajahnya sudah kusut kayak cucian kotor?, Lalita terlihat senewen

"Biarkan saja Lalita jangan ikutan senewen, kamj membuat telingahku sakit, sana minggir Tia mendorong Lalita karena menghalangi jalannya".

Kantor masih terlihat sepih baru beberapa orang saja yang datang, ada apa dengan orang-orang ini kenapa mereka semua suka sekali datang terlambat, Lalita kembali mengomel melihat ruangan yang masih kosong

Tia memelototi Lalita hentikan omong kosongmu, dan duduk di kursimu, jangan memancing kemarahan Hendry dengan omelanmu, cukup senin lalu kita semua harus mendapat ceramah pagi yang menjijikan dari Hendry. Sekarang tutup mulutmu jangan pedulikan orang lain, biarkan mereka datang terlambat yang penting itu bukan kita, kamu mengerti

"Bagaimana dengan laporan yang diberikan Hendry kemarin Lalita-Tia bertanya", apa kamu sudah menyelesaikannya?, kamu ingat-kan laporan itu harus kita serahkan hari ini pada Hendry'

Lalita menatap horor Tia, aku kira kamu sudah menyelesaikannya jadi tadi aku meletakkannya di meja Hendry sebelum Hendry datang.

"Apa....??!!, Tia menatap Lalita ngeri, mati kita berdua Lalita kamu baru saja mengali kuburan untuk kita berdua.Oooo.....Tuhan kenapa hariku dimulai dengan berita mengerikan ini, aku bahkan belum menyentuh laporan itu, kita harus bagaimana Lalita?, bagaimana kalau Hendry sudah menyerahkan laporan itu pada Lardo, kita akan benar-benar tamat. Apa aku harus mulai menyiapkan CV-ku.

Tia, Lalita kalian ke atas sekarang panggil Hendry dari depan pintu, CEO memanggil kalian berdua, bergegas jangan membuat CEO kita menunggu kalian, Hendry menatap garang Tia dan Lalita yang tampak mematung ditempat.

Lalita dan Tia bertukar pandang, apa ini akan menjadi akhri dari karir kita di perusahaan ini Lalita, aku benar-benar takut melangkahkan kakiku dari sini, bagaimana kalau kita_______"

"Hentikan Tia jangan mendramatisir keadaan", lagipula seharusnya Hendry yang memarahi kita berdua. Lebih baik berpikir positiv, sekarang ayo kita ke ruangan Lardo dan mencari tahu kenapa kita berdua dipanggil keruangannya bukannya Hendry.

"Aku mohon padamu Lalita saat didalam nanti jaga mulut cerdasmu, jangan mengeluarkan sepata katapun Tia mengingatkan, kamu tahu terkadang aku ngeri melihatmu selalu mendebat Hendry seakan kamu tidak takut apapun, jadi please ingat kita akan berhadapan dengan pemilik perusahaan ini, jangan buka mulut jika tidak ditanya, kamu mengerti

"Sekalian saja kamu minta aku jangan bernapas bentak Lalita kesal, kamu memperlakukan seperti pembuat masalah Tia, kamu tahu aku mendebat Hendry karena ada alasannya dan disini kamu______", sudahlah, Lalita berjalan cepat meninggalkan TIa

Lalita bertanya pada Rina sekretaris Lardo, apa kami boleh masuk sekarang

Rina menatap dingin Lalita, mana temanmu?,

Lalita mendengus kesal, itu dia tunjuk Lalita pada Tia yang sedang berjalan ke arahnya

"Silakan masuk, Lardo sudah menunggu kalian dari tadi, Rina mengeleng kalian benar-benar mengacau, bagaimana bisa kalian menaikan laporan yang mengerikan seperti itu, masuklah dan hadapi kemarahan Lardo, dasar pemalas dengus Rina menatap remeh pada Tia dan Lalita

"Sialan siapa yang kamj bilang pemalas bentak Lalita yang sudah menahan kesal melihat tingah sombong Rina".

"Sudahlah Lalita bisik Tia, lebih baik kita masuk sekarang dari pada menambah masalah disini, ayo tarik Tia melihat Lalita yang masih ingin mendebat Rina".

Tia megetuk pintu ruangan Lardo

"Masuk...!!!"

*Waohhh inikah kantor seorang CEO, ruangan ini sangat luas dan elegant", hampir seluruh ruangan terbuat dari ferniture kayu, Lalita menatap kamum, meja itu sangat besar, Lalita menatap sangat penasaran bagaimana indahnya kalau ia menatap keluar melalui jendela-jedela kaca itu pikir Lalita, itu pasti sangat menakjubkan

"Lardo memperhatikan kedua stafnya dengan wajah datar mematikan dari balik meja, "duduk"

"Dasar tukang printah batin Lalita yang terganggu dengan suara Lardo yang terdengar dingin".

Lardo berbalik menatap mereka dengan tatapan kesal, ada yang bisa mengatakan padaku kenapa aku harus turun tangan berurusan dengan staf seperti kalian bentak Lardo. "Lalita dan Tia hanya menunduk tidak berani menjawab, dasar Hendry apa dia lepas tangan dan membiarkan kami yang mendapat amukan dari CEO yang terkenal mengerikan

"Kenapa masih berdiri", apa perintahku belum cukup jelas, atau kalian berdua tidak mengerti apa yang aku katakan, Lardo melempar laporan yang ada ditangannya, aku cukup terkejut dengan laporan yang ada didalam maf ini, sebutkan nama kalian aku benar-benar ingin tahu orang bodoh seperti apa yang bekerja denganku sehingga bisa melakukan kesalahan seperti ini

"Kau tunjuk Lardo"

"Saya Tia dan ini Lalita ka_____"

"Apa temanmu bisu sehingga membutuhkanmu untuk menyebutkan namanya Lardo menatap datar Tia"

"Maaf pak, saya ____", Tia mencicit semakin ketakutan

Nama saya Lalita pak staf dari bagian perencanaan"

Lardo mengunci tatapannya pada Lalita, sekarang katakan sudah berapa lama kalian bekerja di perusahaanku?, "jawab", aku bukan orang yang sabaran menunggu kalian menghitung seperti seorang idiot

"Tiga tahun Tia dan Lalita menjawab secara serentak"

"Bukan anak baru tapi seperti ini cara kerja kalian". Katakan apa kalian layak duduk di sopa itu sekarang, kalian berdua hanya staf biasa kalian pasti berpikir seharusnya aku memanggil Hendry bukan kalian, begitu kan", sayangnya aku sedang punya banyak waktu untuk aku buang percuma, sekarang katakan bagaimana bisa laporan ini kalian berikan pada Hendry

Tia menatap Lalita. Maaf pak, saya lah yang bersalah karena saya tidak memeriksa terlebih dulu laporan itu sebelum memberikannya pada Hendry, tapi Hendry sebagai atasan langsung kami juga bersalah karena_____", Tia menarik tangan Lalita agar diam, Lalita kumohon tutup mulutmu please Tia berbisik sangat pelan

"Mengakui kesalahan itu sangat bagus", tapi menyalahkan atasanmu itu sangat buruk Lalita. Baiklah Tia kamu boleh kembali keruanganmu aku sudah menemukan siapa yang bersalah disini, baik Lalita jadi kamu coba mengajariku, Lardo membungkuk tepat di depan wajah Lalita. Aku ingin kamu mengerjakan laporan ini di ruanganku, kamj tidak boleh keluar dari ruangan ini sebelum kamu menyelesaikan laporanmu "kamu mengerti".

Lalita menganggukan kepala, tapi pak bagaimana dengan komputerku?

Lardo menekan nomor di telpon yang ada di meja kerjanya, Rina ke ruanganku sekarang, bawa lap top keruanganku

Kerjakan dengan lap top itu perintah Lardo setelah Rina datang membawa sebuah lap top ke ruangannya, dan jangan berisik ataupun menanyakan apapun selama kamu bekerja di ruanganku, "kamu paham", "Lalita menganguki semua perintah Lardo.

Lalita masih belum mengerti kenapa CEO mereka yang terkenal galak ini memintanya mengerjakan laporan di ruangannya, bagaimana aku bisa berkonsentrasi mengerjakan laporan sialan ini.

Lardo menatap tajam Lalita mulailah bekerja aku ingin laporan itu sudah selesai dalam waktu satu jam

Lalita mulai mengetik di atas lap top sesekali matanya menatap ke arah Lardo yang tampak sibuk dengan lap topnya, sesekali Lardo menelpon seseorang dan memberi perintah, beberapa kali Rina masuk membawa berkas ke ruangan Lardo dan memberi Lalita tatapan tajam.

"Apa sudah selesai?" tanya Lardo satu jam kemudian

Lalita menoleh dengan cepat, sedikit lagi pak, ada beberapa yang harus aku tanyakan pada Tia karena laporan ini seharusnya kami kerjakan berdua, saya akan bekerja lebih cepat lagi pak

Kau lapar?", karena aku sangat kelaparan Lardo mengelus perutnya, kamu pesankan makan siang untuk kita berdua

"Makan siang ulang Lalita, apa sudah sesiang itu batin Lalita, sebenarnya sudah berapa lama aku terkurung dalam ruangan mewah ini?". Menu apa yang harus saya pesan sebagai makan siang untuk anda pak?

"Terserah kamu saja jawab Lardo dengan wajah datar", asal tidak kepiting dan udang karena aku alergi dengan kedua makanan itu

"Sial umpat Lalita sangat pelan, padahal aku ingin sekali makan udang tepung hari ini, baik pak saya akan mengingatnya. Lalita mengetik diphonselnya ada beberap restourat yang menghidangkan menu yang cukup mengiurkan.

Lalita menyusun semua makan yang sudah dipesannya, maaf pak menganggu, makan siang sudah siap

Lardo menghentikan pekerjaannya, baiklah, aku mamang sudah sangat kelaparan. Lardo menatap 5 wadah makanan yang sudah Lalita susun di atas meja, jadi yang mana yang menjadi makan siangmu tanya Lardo?

Lalita menunjuk kotak makan siang yang ada perkedel yang memang yang menjadi paforit Lalita

"Jadi ini dan ini adalah menu makan siangku, tunjuk Lardo yang mengernyit menatap Lalita", umm....Lalita mengangguk membenarkan. Iga sapi Lardo mengangguk, salat apa ini untukku juga?, Lalita mengangguk. Ambil salat untukmu aku tidak menyukainya.

Lalita tersenyum, sejak awal salat itu ia pesan memang untuk dirinya.

Lalita menutup mata untuk berdoa, saat ia membuka mata, Lardo sudah sibuk menghabiskan menu makan siangnya dengan lahap, anda tidak bedoa dulu?

Lardo mengeleng. "Habiskan makan siangmu"

"Menurutmu, apa menu makan siang ini tidak berlebihan, ada banyak daging disini, iga sapi, soup sapi, dan ini juga daging tunjuk Lardo pada kotak makan siang miliknya".

"Maaf pak, saya tidak tahu apa yang harus saya pesan untuk makan siang anda, saya sudah menanyakan anda tapi anda tidak membantu dengan memberi jawaban terserah, Lalita mengerutu dengan sikap protes Lardo yang dianggapnya tidak tahu terima kasih padahal Lalita harus berpikir keras dalam memilih menu makan siang yang harus ia pesan untuk Lardo dan sekarang Lardo mengatakan kalau Lalita berlebihan dasar decak Lalita.

Lardo mengernyit, aku tidak bermaksut untuk protes Lalita hanya saja_____", sudahlah aku akan menghabiskan semuanya

avataravatar
Next chapter