27 Bab 18

Pergilah ke ruangan Rita perintah Lardo. Aku akan pergi menemui dokter yang menangani Rita lebih dulu. "Lalita mengangguk. Seorang perawat membawa Lalita ke ruangan dimana Rita di rawat.

"Silakan bu!. Saudari anda ada di dalam". Ibu Rita mungkin sekarang sedang beristirahat. Saya tinggal dulu bu.

Lalita mengangguk. Terima kasih.

Lalita membuka pintu ruangan Rita. Kamar ini sangat besar, apa Lardo menempatkan Rita di ruangan VVIP, apa ini tidak berlebihan? Lalita mengigit bibir, mendekati ranjang Rita dirawat. Lalita berusaha menahan tangisnya. Aku harus kuat-aku harus kuat. Lalita mengulangi kata-kata itu dalam hati. Lalita tidak ingin menangis dihadapan Rita dan membuat Rita semakin tertekan.

Hey….!. kmau tidak tidur. Lalita mengecup kening Rita dengan sayang. Aku sangat menyangngimu Rita, melihatmu seperti ini melukai hatiku sayang.

Rita mencoba tersenyum aku juga menyangngimu adikku. Aku sudah tidur sepanjang hari dan ini sangat membosankan. Aku lelah hanya bisa terbaring dan tidak berdaya seperti ini.

"Sabarlah Rita kamu akan segera pulih, maaf aku baru datang, aku____".

"Aku mengerti Lalita, potong Rita, kamu pasti sibuk dengan pekerjaanmu, seharusnya aku yang meminta maaf, membuatmu susah.

Lalita membelai pipi Rita yang lebam, kenapa bisa seperti ini pipimu yang mulus dan lembut jadi bengkak dan membiru. Kita keluarga Rita, kamu satu-satunya keluarga yang aku miliki, jadi jangan berpikir kalau kamu membuatku susah, kamu mengerti. Lalita menyentuh pelan tangan Rita yang dibalut perban. Sebenarnya apa yang terjadi dengan rumah tangga kalian, kenapa kamu tidak pernah cerita?", Lalita mulai terisak, merasa hatinya sangat sakit melihat penderitaan saudarinya. Wajah cantikmu penuh lebam, kamu juga mengalami pata tulang di tangan, retak pada tulang rusukmu. "Sebenarnya hal mengerikan apa yang kamu alami disana Rita?"

Rita memejamkan mata sesaat. Pertanyaanmu terlalu banyak Lalita, dadaku terasa sesak jika terlalu banyak berbicara.

"Maaf-maaf tidak seharusnya aku bertanya disaat keadaanmu yang belum pulih". Lalita mengeleng, kamu tidak perlu menjawabnya sekarang. Aku sangat ingin memelukmu. Aku sangat merindukanmu tapi aku takut kamu akan kesakitan.

Rita tersenyum lembut, kamu ini selalu saja cengeng dan tidak sabaran. Aku tidak apa-apa.. Aku baik-baik saja Lalita, hanya sedikit terluka.

Lalita mendengus tidak suka, apanya yang tidak apa-apa pikirnya, dengan lebam-lebam hampir diseluruh tubuh, luka pata juga tulang rusuk yang patah, Rita tidak pernah berubah selalu berusaha menyembunyikan segalah sesuatu dari dirinya. Apa kamu sudah makan, tanya Lalita setelah diam beberapa saat.

Rita menganggukkan kepala, salah satu perawat yang membantuku makan tadi. Mereka merawat dan memperlakukanku dengan sangat baik

Lalita tersenyum senang mendengarnya. Hari ini aku akan bersamamu. Aku akan menyuapimu, aku tidak akan meninggalkanmu lagi, aku akan merawat dan menjagamu, tidak akan aku biarkan siapapun menyakitimu lagi. Lalita menahan tangis, seharusnya aku tidak membiarkanmu menikahi bajingan itu. Saat itu kamu terlalu keras kepala Rita!", kamu selalu percaya pada dongeng-dongeng yang kamu baca, didunia nyata tidak pernah ada kisah pangeran yang menikahi rakyat jelata seperti kita.

Rita mengeleng, aku sangat mencintai mas Bambang, Lalita, dan mas Bambang juga sangat mencintaiku. Percayalah, tidak sekalipun mas Bambang menyakitiku, luka-luka ini.....Rita diam sejenak seperti memikirkan sesuatu. Lain kali akan aku ceritakan apa yang terjadi padaku, lanjutnya seperti orang melamun.

"Lalita". Aku merindukan bayiku, Rita terbatuk karena menahan sesak yang tiba-tiba. Mengingat bayinya yang tidak bersamanya membuat Rita kehilangan pikiran warasnya. Rita mulai merancau sesekali berteriak memanggil-manggil bayinya.

"Rita….Rita….aku mohon tenanglah saying. Lalita mulai panik melihat wajah Rita yang mulai memarah tampak bernapas seperti orang tercekik. Rita dengarkanku bernapas pelan-pelan Lalita berusaha menenangkan Rita. Oooh Tuhan benapaslah Rita…!!". Rita mulai terbatuk-batuk semakin kesulitan bernapas.

"Aku menginginkan bayiku Lalita". Mereka tidak berhak...memisahkanku dari bayiku, Rita tampak semakin kesulitan bernapas.

"Aku tahu sayang, tapi sekarang kita harus memikirkan kesembuhanmu dulu, oke, cobalah untuk bernapas pelan-pelan, "tidak….tidak….bibir Rita tampak membiru, Rita bernapaslah…ooh Tuhan Lalita berteriak. "dokter.....!!", siapapun di luar aku mohon, dokter…..dokter teriak Lalita panik, Rita…..aku mohon tenanglah sayang, dokter…..tolong.

Perawat yang tadi mengantar Lalita ke ruangan Rita datang menghampiri Lalita, "ada apa bu?".

"Rita mengalami sesak napas dan terus batuk-batuk, tolong panggil dokter untuk memeriksa Rita. Perawat bergegas pergi mencari bantuan. "Rita...cobalah untuk bernapas pelan-pelan, Rita…..Rita dengar aku!…dengar aku sayang", aku mohon jangan membuatku ketakutan.

###

"Jadi bagaimana keadaan Rita?, apa ada yang serius dari hasil pemeriksaan kalian?"

Rosman mengeleng, kami sudah melakukan pemeriksaan menyeluruh pada Rita, ada beberapa luka serius, seperti ada dua rusuknya yang mengalami retak, tangan kirinya yang mengalami pargeseran tulang, lebam dihampir sekujur tubuh dan bekas operasi caesar yang baru-baru ini dilakukan. Untuk luka fisik kami sudah melakukan penanganan serius, tapi untuk masalah pisikis Rita, kami harus mendiskusikannya pada anggota keluarga untuk bisa melakukan tindakan lebih lanjut.

"Pisiskis", ulang Lardo, apa parah?.

Rosman mengangguk, Rita mengalami trauma pisikis yang parah, hal itu membutuhkan penaganan serius lanjut Rosman, seorang ibu yang dipisahkan secara paksa dari bayi yang baru dilahirkannya dapat menimbulkan trauma yang sangat dalam, tampaknya itulah yang terjadi pada kasus Rita. Selama pemeriksaan beberapa kali Rita berteriak memanggil-manggil bayinya mengakibatkan pasien stress dan sesak napas yang berlebihan yang bisa mengancam jiwa pasien.

"Lakukan yang terbaik perintah Lardo. Aku yakin Lalita tidak akan mempermasalahkan tindakan yang harus kalian lakukan pada sudarinya. Asalkan Rita bisa pulih dengan cepat prioritaskan kepulihan Rita, dan satu hal lagi rahasiakan masalah ini dari papa dan mamaku, juga Mia, pastikan mereka tidak tahu tentang Rita adalah saudara Lalita yang dirawat di rumah sakit ini berdasarkan perintahku.

Rosman mengernyit, apa ada alasan khusus sir?,

Lardo menatap tajam Rosman. Lakukan saja apa yang aku perintahkan. Aku tidak suka dengan orang yang mempertanyakan perintahku.

Rosman penutup mulutnya rapat, sadar telah membuat Lardo kesal, maaf sir saya tidak bermaksut...telpohon di ruangan Rosman berbunyi, "Hallo!, baiklah aku segera kesana.

"Ada apa?" tanya Lardo dengan nada tajam

"Rita mengalami dispnea sir, maaf ralat Rosman yang tidak bermaksud membuat Lardo bingung dengan istilah kedokteran yang ia gunakan maksud saya Rita mengalami sesak napas seperti sebelumnya sir.

"Apa berbahaya?", "Rosman mengangguk, itu bisa berakibat fatal sir.

Lalita tampak sangat khawatir, jantungnya berdetak berkali-kali lebih cepat dari normal, ia tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Rita, ia tidak ingin kehilangan satu-satunya keluarga yang ia miliki. Lalita berusaha menerobos masuk kedalam ruanga Rita.

"Perawat menghentikan Lalita, anda tidak boleh masuk, biarkan dokter bekerja.

"Aku harus berada didalam bersama saudariku, Rita membutuhkanku, Lalita menahan tangis

Lardo menghampiri Lalita, tidak ada yang bisa kau lakukan didalam sana, biarkan dokter yang menangani Rita.

"Tapi Sir…..".

"Mereka dokter-dokter terbaik Lalita, kamu tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa pada Rita, Lardo menarik Lalita menjahui ruangan Rita.

"Anda ingin membawaku kemana, sir!!", Lalita kesal karena Lardo menarik tangannya menjauh dari kamar tempat Rita sedang dirawat

"Aku lapar jawab Lardo santai".

"Sir..!!, Lalita memelas, anda tidak bisa melakukan ini, saya benar-benar sedang tidak ingin bercanda, kalau anda lapar silakan pergi sendiri. Lalita mehentak tanganya lepas dari gengaman Lardo.

"Aku tidak ingin makan sendirian Lalita, kau harus menemaniku makan, aku benci harus duduk sendirian saat aku makan!, Lardo kembali menarik tangan Lalita, tanpa peduli Lalita yang mencoba menarik tanganya lepas.

"Sir….aku mohon lepas, Rita membutuhkanku disana, Lalita menatap ruangan Rita yang tampak semakin jauh.

"Kamu bukan dokter Lalita, saudarimu membutuhkan dokter, keberadaanmu disana hanya akan menganggu. Dengan tidak berperasaan Lardo menarik Lalita memasuki kantin rumah sakit, seseorang menghampiri Lardo.

"Sir…!!", pria baruh baya menghampiri Lardo dan Lalita

"Aku lapar, bawakan aku makanan seperti biasanya, bawakan juga untuk Lalita. "Lardo mencari tempat duduk yang cukup tersembunyi, ia tidak ingin kenalan orangtuanya yang sewaktu-waktu bisa saja melihatnya, ia tidak ingin rahasia kecilnya sampai ketahuan mamanya yang suka ikut campur dan sangat penasaran dengan kehidupan pribadinya sama seperti adiknya Mia".

TERIMA KASIH SUDAH BACA CERITAKU

PLEASE VOTE DAN LIKENYA YA

PLEASE JUGA DONG ULASANNYA BIAR BERLI TAHU

BAGAIMANA MENURUT KALIAN CERITAKU?

YANG SUDAH VOTE TERIMA KASIH YA BANYAK LOVE DARI BERLI

YANG BELUM DITUNGGU KEBAIKAN HATINYA. PLEASE BIAR BERLI SEMANGAT UP DATENYA

avataravatar
Next chapter