webnovel

Memangnya Kau Mampu Membeli?

Editor: Wave Literature

Butik kecil itu terletak di pinggir jalan. Bagian dalamnya terlihat sepi. Rak-rak pakaian bergaya minimalis berjajar dengan indahnya. Pada rak tersebut terdapat pakaian elegan yang didesain dengan khusus.

Xia Ling memeriksa pakaian sepotong demi sepotong, namun tidak ada yang membuatnya tertarik. Karena dimanjakan oleh Pei Ziheng dalam kehidupan sebelumnya, ia hanya mengenakan kain yang dirajut dengan bahan alami 100%, tidak ada sehelai serat sintetis pun. Pakaian di dalam butik ini memang menarik, tetapi teksturnya masih kalah dengan apa yang ia pakai dulu. Kainnya ditenun dengan campuran serat alami dan sintetis, seharusnya cukup nyaman bagi kebanyakan orang. Tetapi bagi Xia Ling yang terbiasa dengan barang-barang berkualitas lebih tinggi, ia memilihnya karena terpaksa.

Tapi ia tahu ini bukan waktunya untuk menjadi cerewet. Bagaimanapun, pakaian ini jauh lebih baik daripada baju diskon yang ia kenakan. Setelah melihatnya satu per satu, perhatiannya tertuju pada blus rajutan berwarna krem. Ia pun mencoba meraihnya.

Siapa yang tahu bahwa pada saat itu juga, tangan lain dengan cepat menyambar pakaian tersebut.

Xia Ling berbalik dan melihat seorang wanita yang sangat cantik, riasan wajahnya sangat rapi bahkan sampai ke ujung alisnya. Setelah melihat Xia Ling mendekat, wanita tersebut dengan angkuh memelototinya. "Apa yang kau lihat? Baju ini milikku." Ia lalu melemparkan baju ke asisten yang berdiri di belakangnya. "Bawa ini ke kasir."

Si asisten mengangguk dengan patuh dan hendak melakukan pembayaran.

"Tahan dulu." Suara Xia Ling terdengar dingin dan menusuk.

"Kenapa? Apakah kamu keberatan?" Gadis itu mengangkat dagunya dan menyilangkan lengan saat memelototi Xia Ling dengan pandangan merendahkan.

"Aku tertarik pada baju ini lebih dulu." Xia Ling merasa bahwa emosinya sekarang sudah jauh lebih tenang daripada di kehidupan sebelumnya, tapi dia tidak bisa diam saja jika ada yang merugikannya.

Wanita itu bahkan lebih sombong. Ia dengan sengaja mengamati Xia Ling dari ujung kepala hingga ujung kaki, mengejek pakaian diskonnya yang lusuh, "Siapa kau? Seseorang yang salah masuk toko? Apakah kau tahu betapa mahalnya pakaian di sini? Mampukah kamu membelinya? Jangan buat onar di sini jika kau hanya orang miskin. Xiao Li, mengapa kau membiarkan orang sepertinya masuk? "

Ia telah mengeluarkan kalimat terakhirnya dan berbicara kepada kasir.

Di meja kasir, seorang kasir perempuan mendongak setelah mendengar kata-katanya. Matanya langsung mendarat pada Xia Ling, dan dengan satu tatapan, ia bisa tahu bahwa Xia Ling sedang mengenakan pakaian murahan. Kenyataannya, harga total dari semua pakaian yang Xia Ling kenakan dari kepala hingga kaki bahkan mungkin tidak mendekati harga sebuah selendang di toko itu. Meskipun ia tidak mengungkapkan, penghinaannya terhadap Xia Ling semakin lama semakin bertambah. Apa yang sedang dilakukan orang miskin sepertinya di sini? Bukankah itu akan merendahkan butik? Dia memang terlalu ceroboh dan sibuk dengan catatannya sehingga benar-benar tidak menyadari orang semacam itu entah bagaimana bisa masuk ke dalam. Ia harus mengusirnya dengan cepat.

Setelah berpikir, Xiao Li tersenyum dan berjalan ke arah mereka. "Kak Beier, jangan marah. Itu kesalahan saya karena kurang perhatian. Saya akan memberikan bros tambahan sebagai permintaan maaf." Wanita yang menyambar pakaian Xia Ling ternyata bernama Li Beier. Ia seorang selebriti tidak terkenal dan member kelas atas dari butik itu. Ia sering berbelanja dan juga memberi komisi yang cukup besar kepada Xiao Li.

Setelah menenangkan Li Beier, ia berbalik ke arah Xia Ling dengan masih tersenyum, tetapi sedikit ragu dan menahan diri. "Nona, adakah yang ingin kau beli? Berapakah anggaranmu? Aku bisa merekomendasikan beberapa barang yang cocok."

Anggaran? Xia Ling tidak tahu tentang anggaran. Kak Mai Na hanya menyuruhnya memilih empat hingga lima potong sesuai keinginannya, dan kemudian menandatangani tagihan atas nama Skyart Entertainment. Xia Ling tidak pernah peka terhadap angka, jadi ia lupa bertanya tentang jumlah pastinya.

Karena itu, ia menggelengkan kepalanya. "Aku tidak punya anggaran. Aku ingin membeli empat hingga lima potong pakaian sehari-hari."

"Ha, empat sampai lima potong." Li Beier tertawa keras seolah-olah ia baru saja mendengar lelucon terbesar di dunia. "Apakah kau tahu berapa harga sweater rajutan ini? Biar saya katakan, harganya ribuan! Dan bagaimana dengan harga jaket yang kamu pakai saat ini? 40, 50 dolar?

"Ha ha." asistennya tidak bisa menahan tawa juga.

Bahkan Xiao Li pun menyeringai lebar, memikirkan betapa menggelikan gadis lusuh ini. Ia melirik Xia Ling dengan tatapan menghina dan iba. "Nona, harga satu set lengkap di sini adalah puluhan ribu." Apa yang sebenarnya ingin ia katakan adalah: keluar jika kamu tidak punya uang.

Alis Xia Ling mengernyit, kemarahan di dalam dirinya tumbuh seperti binatang buas melihat betapa angkuhnya mereka.

"Aku ingin sweater rajutan itu, aku melihatnya pertama kali," katanya dingin. "Itu hanya beberapa ribu dolar." Ia terpaksa mengenakannya karena keadaannya sekarang. Ia jelas tidak akan memakainya dalam kehidupan pertamanya meskipun dibayar.

Wajah Xiao Li semakin jengkel. "Nona, tolong jangan mempersulit keadaan."

Bagus, jadi dia dianggap mempersulit? Xia Ling sangat marah dan menyeringai pada Xiao Li. "Caramu memutarbalikkan fakta sama seperti cara wanita itu merebut apa yang bukan miliknya. Kalian sama sekali tidak tahu malu. Aku heran betapa ahlinya kalian berdua melakukan itu."

"Kau!" Xiao Li dan Li Beier terbakar amarah.

"Usir dia!" Li Beier menghentakkan kakinya. "Atau aku tidak akan pernah kembali lagi!"

Xiao Li terkejut. Li Beier adalah seorang pembeli rutin yang penting, jika ia berhenti datang, penjualannya akan sangat menurun banyak, dan juga bonusnya...

"Nona, silakan pergi," kata Xiao Li kepada Xia Ling.

"Apakah kau mau mengusir pelangganmu?" Xia Ling tersenyum. "Bahkan jika aku berniat untuk membeli pakaian di sini, kau masih akan mengusirku?"

"Jangan membeli barang yang tidak mampu kau bayar." Xiao Li berusaha keras untuk menenangkan Li Beier, melepaskan topeng kemunafikannya dan mencibir Xia Ling habis-habisan. "Bagaimana mungkin anak kampung sepertimu bisa membeli produk kami? Aku rasa kau di sini bukan untuk membeli sesuatu, kau pasti berencana untuk mencuri. Dasar pencuri! Cepat pergi! Pencuri sepertimu membuatku jijik."

"Nona Li juga mengira aku seorang pencuri?" tanya Xia Ling dengan dingin.

"Bukannya iya?" Setelah melihat Xia Ling dihina, Li Beier tersenyum puas. "Jika kau bukan pencuri, apa yang akan kau lakukan di sini? Jika kau tidak pergi, aku akan memanggil petugas keamanan dan kau akan diseret keluar. Ckck, betapa buruknya jika itu terjadi. "

"Baik." Hal yang mengejutkan semua orang, Xia Ling hanya tersenyum dan beranjak pergi.

Xiao Li dan Li Beier tidak menyangka ini berakhir begitu saja dan cukup terkejut melihat reaksi Xia Ling. Xia Ling meletakkan satu tangan di sakunya dan dengan santai berjalan menuju pintu. Beberapa langkah kemudian, seseorang memanggilnya.

"Nona, tolong tunggu sebentar." Terdengar suara seorang pria yang baik.

Xia Ling tidak peduli, tapi suara orang ini seperti musik di telinganya, dan ia berhenti tanpa disadari. Ia berbalik dan melihat seorang pria blasteran, tingginya menjulang sekitar 1,9 meter. Ia memiliki sepasang mata yang menggoda, dan ketika ia tersenyum, lesung pipinya samar-samar muncul.

Xia Ling sedikit memiringkan kepalanya, ekspresinya penuh dengan tanda tanya.

Pria itu berjalan ke arahnya. "Maafkan saya, karyawan saya tidak tahu diri. Jika dia telah menyinggung perasaan anda, saya meminta maaf atas namanya."

"Siapa anda?"

"Lucas."

Jadi dia adalah Lucas. Kak Mai Na menyuruh Xia Ling untuk menemui pria itu. Sebelumnya, Xia Ling hanya dengan santai melihat-lihat di toko, siapa yang tahu konflik bisa terjadi sebelum ia punya waktu untuk mencarinya. Sekarang, karakter utama akhirnya muncul.

***