Aku sangat berterima kasih padanya. Mungkin ini titik awal bagi hidupku yang baru. Titik balik di mana aku meninggalkan luka dan dendam yang terpatri di hati.
"Trus, loe jangan lagi berpikir nggak ada orang yang ngerti perasaan loe, nggak ada yang peduli sama loe, nggak ada teman buat curhat, loe berjuang sendiri menyembuhkan diri loe –"
Dia menjeda sebentar meneguk air mineral hingga kandas.
"Loe nggak sendiri, Ree. Loe punya gue. Loe bisa curhat ke gue, kalo merasa gue bisa dijadikan tempat bersandar," lanjutnya menaruh botol kosong.
"Trus, loe bisa cerita kapanpun. Mine is twenty four hours for you."
"Thank you, Non."
Hanya kata itu yang bisa kuucapkan. Perwakilan dari segala rasa yang menggumul menjadi satu. Aku tersenyum haru ketika mengatakannya. Kenapa ada orang lain berasa saudara? sementara, saudara justru berasa orang lain?
"Anak loe siapa yang jemput?"
"Nggak sekolah tuh bocah-bocah, telat bangun."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com