"Loe belum ada persiapan kata-kata, Mi?" Noni menatap Rahmi yang terlihat suntuk.
"Kata-kata untuk?" Rahmi balas menatap.
"Untuk mantannya temen loe yang jendes, lah. Siapa lagi," jawab Noni santai.
"Jadi, by the way any busway, loe kan, tadi nanya ke kita-kita nih, pada tahu kabarnya Tia cerai apa gak. Artinya, kan loe mau konfirmasi berita itu benar apa gak. Terus, kenapa jadi loe yang ember soal dia, tahu semuanya malah gue lihat?" Tiba-tiba terlintas di benakku.
"Iya memang gue mau konfirmasi ke kalian, kali aja udah pada tahu. Makanya gue nanya awalnya," jawab Noni melirik arlojinya.
"Gue jadi kepikiran adiknya Tia dech. Dia mukul si bangsat, trus si pelakor marah-marah. Apa si pengkhianat dan pelakor ngelapor ke polisi bikin laporan penganiayaan?" tatap Rahmi penuh tanya.
"Kalo itu sih gue gak tahu, Mi," kilah Noni.
"Tapi, kayaknya gak dech, Mi. Loe lupa sepupunya ada yang polisi?" imbuhku.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com