"Kalau jadi kebaikan saling membantu, saling mendukung, that's what it should become."
"Tunggu. Gue kayak nggak paham omongan loe. Maksud gue, kayak nggak nyambung dari mertua gue trus sekarang udah ke –"
"Loe paham temanya, kan?"
Dia diam memandangku tidak mengerti.
"Gue paham. Cuma yang gue nggak paham it –"
"Loe minum dulu, Mi," kataku menyodorkan air ke hadapannya.
"Cairan di tubuh gue masih cukup," sangkalnya memasukkan bakso ke dalam mulut. Selanjutnya menuang kecap, cabe rawit, cuka, dan parkedel.
"Gini, gue penasaran dengan mental illness, mental awareness, yang menurut gue semua tuh berawal dari bully. Nah, faktor si pelaku bully melakukan tindakan itu tuh, sebenarnya karena nggak suka ada orang lain yang lebih dari dia, dia nggak suka lihatnya, dia nggak boleh dikalahin, plus orang tuanya nggak ngedidik, plus nggak punya waktu untuk mereka. Ini hasil pengamatan gue ya, bukan dari buku-buku, atau artikel psikologi yang pernah gue baca."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com