1 PROLOG L O V E Me

CERITA DEWASA!!

[ Terdapat beberapa kata-kata maupun adegan yang tidak sepatutnya dicontoh. Anak kecil menjauh-Lah]

******

"Ku mohon menikahlah dengan Ku. Aku gak papa jika suatu saat nanti kamu menikah lagi. Dengan menikahi ku, kamu bebas melakukan hal apapun tanpa harus peduli soal aku. Aku hanya ingin menikah dan mempunyai anak darimu, dua aja udah cukup. Aku tinggal di kampung aja sudah cukup, gak papa jika keluarga mu dan kamu tinggal di jakarta. Asal menikahlah dengan Ku. Ku mohon." Ucap panjang lebar seorang perempuan yang tengah memohon kepada pria didepannya.

Seorang pria dari cinta masa kecilnya yang tidak pernah bisa diraih. Ia hanya ingin bisa menikah dengan pria tersebut dan memiliki anak. Dia tidak meminta apapun darinya, sungguh keinginan yang bodoh. Masa depan yang dipertaruhkan.

"Hah! Omong kosong macam apa itu. Gue itu dah punya calon asal lo tau. Lo ngemis-ngemis kek gini tuh buat apa coba. Macam lo tuh cewe murahan tau. Lo dari zaman gak enak sampai sekarang kagak berubah-berubah. Lo terlalu berobsesi ke gue. Gue gak suka! NGERTI LO." Kata Pria tersebut, ngungkapin semua unek-unek selama ini yang ada.

"Plis, Dim. Sekali ini aja. Setelah keingin ku ini, aku gak kan gangguin hidup mu. Ku mohon. Mau kamu beranggapan aku seperti apa, ku mohon." Ujar perempuan itu dengan isakan air mata.

"Gue gak habis mikir ya, lo tuh punya otak kagak sih. Heh! Kalau gue nikah ama lu, dan punya anak otomatis tuh anak gue. Gak mungkin juga anak gue, gue berikan ama lo." Kata Pria tersebut.

"Iya ku tau. Tapi ku mohon. Biarkan mereka menjadi hadiah untuk ku darimu. Ku mohon dim. Nikah sirih juga gak papa." Ucap asalnya.

"Astaga! Ulliiyy! Lo tuh punya otak gak sih. Gue tuh hanya akan menikah sekali aja. Apa tuh, nikah sirih. Kagak ada kamus dihidup gue. Astaga-astaga! Lo tuh otak udah gak ada apa ya. Haisshh_" Terdiam melihat sekeliling.

Dengan tarikan nafas Dimas berfikir dari pada terus-terusan dibiarkan seperti ini dan mengganggunya dihari, maupun bulan yang akan datang dia berfikir keras dan menjawab sebagai solusi atau keputusan.

Walau dimasa yang akan datang itu semua akan berakibat fatal untuk Dimas sendiri. Kita tidak akan tahu masa depan akan seperti apa, jika kita salah mengambil sebuah keputusan.

"Baik. Gue akan nikah ama lo, tapi hanya dihadiri sama keluarga lo tidak lebih hanya 5 orang. Dan lo cukup tinggal di kampung saja, sebulan gue akan kirim uang belanja 1 juta dibuat cukup. Gue akan hamili lo, jika anak pertama udah lahir setelah dia umur 6 bulan kita lanjut buat anak ke dua. Dan setelah anak itu lahir. Kita putus kontak kecuali, uang perbulan tetap gue transfer sebanyak 3 juta. Setelah itu lo jangan hubungi gue lagi. Atau lebih tepatnya kita cerai. Faham! Untuk urusan lain lo yang urus sendiri." Terang pria tersebut. Meninggalkan si perempuan itu disebuah ruangan yang si pria pesan.

Tidak bisa dipungkiri jalan pikir perempuan tersebut, demi cinta digantinya dan keinginan yang akan membuat masa depan berantakan entah bertuju sampai mana. Ya, dia bahagia. Dia sudah memiliki bayangan tersendiri akan hidupnya dan buah hati nya, walau cintanya tidak terbalaskan. Tapi keinginannya terwujutkan. Sakit, sudah pasti. Dia harus bertahan demi masa depan dan jalan yang dipilih olehnya.

*****

"Saya terima nikah dan kawinnya Ulliiyy Arianiy binti Sarwodo seperangkat alat sholat beserta uang senilai satu juta lima ratus ribu dibayar tunai." Ucap lantang sang Pria. Ketika melafalkan sebuah ijab Khobul, walau pernikahan yang mereka laksanakan hanya pernikahan sementara atau kata lain nikah diatas kertas.

Keputusan kedua antara Adimas dan Ulliiyy tanpa sepengetahuan orang lain.

"Bagaimana para saksi? Sah?" Tanya pak ustad yang menjadi perantara kedunya. Mereka tidak memakai Penghulu, karena pernikahan ini hanyalah yang tertulis diatas kertas dan tidak lebih.

Bukan pernikahan impian yang selalu Ulliiyy impikan. Baginya ini cukup.

"SAAAHHHH_" ucap serempak para saksi. Yang hanya terdiri dari Bibi dan Keponakannya Adimas.

Sedangkan dari pihak Ulliiyy hanya Ibu, kedua kakak dan ada dua tetangganya. Yang mana dapat dipercaya.

"Alhamdulillah hirobil alamin"

*****

"Mas Dim, ini." Menunjukan sebuah tes pack kepada Adimas yang sedang memeriksa beberapa file tugas.

"Apa?"

"Sepertinya aku hamil."

Melirik ke samping kanan, dan kembali fokus ke file. "Oh, bagus dong. Sepertinya Gue balik ke jakarta dan nunggu lo siap buat hamil lagi. Urus tuh anak gue dengan baik." Segera meninggalkan Ulliiyy yang hanya bisa mengelus perut yang masih rata.

*****

Tulilit - tulilit...

Ceklek_ "Assalamualaikum," Menyapa seseorang disebrang.

(" Waalaikumsalam warahmatullahi wabarahkatuh, apa tugas dipapua masih lama yang?")

"Hahahhahaaa_ sudah kangen ya. Sebentar lagi, ditunggu aja." Kata Adimas, dengan senyum diwajahnya.

Ulliiyy yang mendengar hanya bisa sedih dan berdiam diri bagai patung sebuah pajangan. Yah, inilah yang dia pilih. Walau hanya sementara, walau hanya bisa sekali menikah dengan pria pujaan hatinya dan memiliki buah hati mereka. Tapi soal cinta dan perasaan tidak bisa terbalas. Ulliiyy harus bertabah.

*****

Malam ini waktunya bagi kedua melakukan program anak yang kedua. Ulliiyy sudah bersiap. Dia sudah tau apa yang harus dilakukan sebelum melakukan itu.

Matanya harus ditutup untuk tidak bisa melihat ketika sedang melakukan itu dengan Adimas dan juga posisi kedua tangan terikat.

Tanpa ada desahan, tanpa ada suara, hanya bunyi kasur yang berderit sesuai aktivitas yang terjadi.

*****

Tes pack yang dipegang Ulliiyy terdapat dua garis biru. Dia paham akan hal itu.

Hamil.

Satu kata yang bisa menggambarkan ekspresinya. Dia bahagia, mengelus tiap jengkal perut yang masih rata.

"Mas Adim, aku hamil lagi. Selamat sudah menjadi Ayah. Walaupun cinta dan sayang ku tidak ada balasan. Tapi aku ucapkan terima kasih banyak sudah memberikan mereka berdua untuk ku."

Surat cerai yang diajukan Adimas untuk Ulliiyy.

*****

Setelah meninggalnya Arin, Ibu dari Ulliiyy. Dia memutuskan untuk membawa anak-anaknya pergi ke jawa, semarang di salatiga. Tinggal bersama sepupunya, walau dengan agama yang berbeda. Itu tidak masalah, karena mereka bersaudara.

Ulliiyy juga sibuk bekerja di sebuah toko roti milik suami debora sepupunya. Sedangakn anak-anaknya pergi ke sebuah sekolah.

*****

"Bund, Aris mau tanya boleh?" Tanya seorang pemuda yang bernama Aris.

Diliriknya putra pertamanya. "Apa sih yang gak buat anak bunda satu ini." Tutur lembut.

"Sebenarnya siapa Ayah Aris?"

Ketika mendengar itu dari mulut anaknya sendiri, membuat Ulliiyy bungkam. Teringat akan sosok Pria bagi kedua anak nya. Yah, ayah mereka. Siapa lagi jika bukan Adimas.

Tidak bisa ditutipi sedemikian rupa. Atau lebih lama. Tapi hatinya masih sakit. Jika mengingat semuanya. Ulliiyy menitikkan air matanya.

Melihat Bunda nya terisak sedih, membuat Aris urung. "Bund, jangan nangis. Aris gak suka lihat Bunda nangis seperti itu gara-gara Aris tanya soal Ayah. Aris janji, jika memang Ayah gak bisa bahagiakan bunda. Aris dan Ulis akan membahagiakan Bunda. Jangan nangis lagi Bund, kita nanti juga ikut sedih." Jelas Aris, langsung memeluk sang bunda. Dan diikuti oleh ulis.

"Kami sayang bunda, selalu." Ucap keduanya.

"Bunda lebih sayang kalian berdua." Jawab Ulliiyy membalas pelukan mereka dan mengecup satu-satu kening mereka.

*****

Braakkk....

"YA ampun! Adimas! Mau sampai kapan seperti ini. Sudah berapa tahun Ibu disuruh sabar-sabar, tapi tetap gak ada hasilnya. Ibu itu kepingin cucu Dim. Itu istri mu subur gak sih? Jangan-jangan mandul lagi " ucap pedas Novi, Ibu dari Adimas.

Adimas hanya bisa diam. Dia juga merasa jengkel akan Ibunya yang menanyakan soal Cucu dan cucu.

"Ini Adimas juga lagi berusaha Bu." Katanya menaruh dokumen di meja.

"Lihat tuh Pah, anak mu." Merangkul lengan Hadi, Suaminya.

"Benar. Apa yang dikatakan Ibu mu Dim. Papa juga menginginkan cucu, tapi coba lihat. Itu istri mu coba diperiksa atau kamu juga periksa. Jangan sampai ada hal-hal yang tidak kita inginkan." Jelas sang Papah tersenyum ke arah anaknya.

*****

"Loh Dimas. Mau periksa nih atau konsul?" Ucap Siti, sahabat Adimas yang tugas keperawatan dipindah ke jakarta. Yang awalnya dijayapura, berpindah tugas ke jakarta.

"Iya nih."

"Ciye_ bareng Camel nih." Godanya, melihat sosok perempuan berhijab disamping Adimas.

"Eh, Siti." Kata Camel melihat siti yang tengah menggoda suaminya dengan kata-kata.

"Yap gitulah. Eh, ya udah gue masuk dulu e."

"Oke."

****

"Dim, maaf sepertinya kamu mandul." Jelas Silvi, adik sepupu Adimas yang mengambil jurusan specialist kandungan.

"Yang bener lu. Ah, bohong lo pasti nih silv. Candaan lo gak bener nih." Jelas Adimas. Gimana gak bener nih, dia aja bisa ngehamilin tuh cewek kampung. Yang bener aja tuh ditulis bahwa dia mandul.

"Tpi ini beneran loh dim, aku gak bohong apa lagi bercanda.."

Camel yang mendengar itu sedih dan terasa kecewa. Dia baik-baik saja tapi ternyata malah suaminya yang ternyata mandul. Kecewa sangat. Sudah disindir-sindir selama ini oleh Ibu mertuanya. Hahahahaaa_ ternyata anaknya sendiri yang mandul. Tapi sebagian rumah tangga merek nanti.

Sedangkan dipihak Adimas. Dia masih gak percaya. Mau diperiksa berkali-kalipun tapi hasilnya tetap sama, mau bagaimana lagi. Mungkin ini karma untuknya. Karena seenaknya berbuat seperti itu kepada perempuan itu.

*****

"Apa yang harus gue lakukan. Rumah tangga gue diujung jari. Sial! Camel, kenapa harus seperti ini. Lo, akgh sial!" Menatap langit. Tergeletak minuman yang tidak pernah semasa hidupnya disentuhpun.

"Dan lo, gadis Kampung. Lo nyumpahin paan ke gue. Brengsek lo. Gue dah turutin tuh apa kata lo, tapi apa balasan lo untuk gue. Cih, seenaknya buat pusaka gue tidak berfungsi gini. Mereka bilang gue mandul dan impoten. Apaan coba. Padahal gue selalu top cear dan tuh lihat anak gue ampe dua."

- Adimas Herman Pangestu -

"Karena ucapan Anak-anak, yang dari awal melupakan pada akhirnya teringat lagi. Ya Allah, kini aku dah bahagia bersama putra dan putri ku walau tanpa nya. Aku berharap dia juga bahagia." Sujut syukur kepada Allah atas apa yang sekarang dia dapatkan.

"Perasaan yang tidak menentu apa ini Ya Allah. Seperti akan ada badai yang kan menerjang kehidupan ku beserta keluarga kecil ku. Semoga ini bukan pertanda buruk .."

- Ulliiyy Arianiy -

*****

Prolognya saja udah seperti ini, bagaimana pas memasuki capther 1 semoga lebih bagus dan lebih panjang lagi. Yuk semangatin Ulliiyy votenya yang banyak dan jangan lupa buat komentarnya..

Ulliiyy sayang kalian.

avataravatar
Next chapter