1 Vol. 1 Vlad and an orc charmer

"Hahh~ Sialan memangnya perlu kita melakukan ini semua?!" Tanya seorang pria kesal, sambil mendudukkan dirinya di atas tanah.

"Tentu saja Vlad, itu titah dari Raja langsung terhadapku. Mana mungkin seorang panglima perang sepertiku ini berani melawannya." Jawab seorang pria lain yang terlihat sudah cukup berumur. Pria yang berperawakan tinggi besar, rambut panjang yg dikuncir kebelakang dan memiliki berewok.

"Ah, aku sangat lelah biarkan aku istirahat sebentar." Vlad membaringkan tubuhnya, menatap langit yang dipenuhi oleh kegelapan, bahkan tak nampak sedikitpun cahaya matahari. Tangan kanannya masih menggenggam ganggang pedang, pedang yang terbuat dari kayu yang di gunakan untuk latihan.

Pria satunya hanya menghela nafasnya berat menatap anak laki-laki di depannya ini, sembari mendudukkan bokongnya di atas tanah pria itu berucap,

"Jangan mengharapkan cahaya ketika kau terjebak di dalam kegelapan. Yakinlah, kegelapan itu lebih tebal dari cahaya yang kau inginkan..."

Vlad terpaku mendengar perkataan pria itu, dirinya merasakan penderitaan yang sangat mendalam di setiap katanya.

Vlad langsung berdiri dari posisi tidurnya tadi, "Sudah, aku akan kembali lagi nanti." Ucapnya, lalu berjalan meninggalkan pria itu sendirian.

Vlad berjalan dijalanan kota yang penuh dengan para pedagang, pedagang yang memiliki wujud aneh. Mereka bukanlah manusia, dan Vlad juga bukan juga seorang manusia.

Jalanan sangat ramai sekali, banyak barang yang dijual disini seperti ramuan, tulang, darah, bahkan sampai kepala binatang. Pasar, mungkin kita bisa menyebut jalanan ini sebagai pasar?

"Vlad!!!" Panggil sosok lain dari kejauhan, Vlad tak asing lagi dengan suara itu. Suara yang sedikit cempreng, setelah membalikkan badannya Vlad melihat sosok yang sudah ia duga.

"Astaga, kau sangat bau ya," kata sosok itu.

"Diamlah Jeyson," ketus Vlad, kini didepannya telah berdiri sosok perempuan yang sedikit lebih pendek darinya, sosok perempuan yang memiliki rambut ikal berwarna merah, dan mata yang berwarna merah menyala itu.

"Biar aku tebak, kau akan pergi ke restoran Jisun, kan? Oke mari kita ke sana bersama sahabatku!!" Seru Jeyson penuh semangat, tangan kanannya langsung merangkul pundak Vlad.

Disepanjang jalan mereka terus mengobrol asik mengenai banyak hal, tentu Jeyson yang terlihat penuh semangat bahkan seakan-akan ada api yang berkobar-kobar di badan pendeknya itu.

Tak lama kemudian mereka sampai di depan sebuah bangunan yang bernama Sky Restaurant, saat membaca namanya apakah kalian mengira bahwa saat memasuki restoran ini maka kita akan sampai di atas langit?

Dan, saat mereka berdua berjalan melewati ambang pintu restoran tersebut tepat langkah pertama kaki mereka menginjak awan putih nan lembut bahkan lebih lembut dari bulu wol, penampakan di dalam restoran inipun seketika berubah yang mulanya saat dilihat dari luar akan terlihat sangat suram dengan interior magis.

"Aku selalu suka bagian ini!!" Kata Jeyson berbinar-binar.

Mereka berdua kemudian berjalan ke arah meja yang di sana sudah duduk 2 sosok lain yang terlihat tengah menikmati makanannya masing-masing. "Hei broohh!!!" Sapa Jeyson sambil menampar pundak salah satu dari mereka.

"Bajingan, kau mau membunuhku, hah??!!" Bentak sosok yang di tampar oleh Jeyson tersebut.

Mata Jeysom hanya terfokus dengan hidangan yang kini berada di depan matanya langsung ini, matanya bercahaya.

"Woahhh, apakah ini daging kelinci???" Tanyanya, dan belom sempat di jawab Jeyson langsung menyomot saja makanan di depannya itu memakannya dengan sangat lahap.

PLAKK!!!

Jashon seketika melayangkan tangannya ke arah Jayson, tak menggubris balasan tamparan dari pria di depannya itu Jayson terus saja melahap hidangan itu.

Jashon seorang pria yang sangat menawan, wajahnya sangat rupawan memiliki kulit yang sangat bersih nan putih, rambutnya pirang panjang yang selalu ia kuncir ke belakang, telinganya sedikit berbeda dengan mahluk lain ia memiliki telinga yang sedikit runcing, penampilannya di tambah sempurna dengan mata berwarna biru menyala yang sangat indah. Kalian mungkin bisa menebak mahkluk apa Jashon ini.

"Sudahlah, Jashon kau bisa membelinya lagi aku akan mentraktirmu jika kau tak keberatan." Sahut pria lain yang duduk dengan nyaman sambil menikmati makanannya.

Vlad menarik kursi di samping pria itu lalu duduk di sana, "Kak..." panggil Vlad.

Pria yang dipanggil 'Kak' oleh Vlad itu kemudian menatap wajah Vlad, menatap setiap inci wajah dari si Adik tercintanya ini.

"Kau berlatih keras lagi hari ini?" Tanyanya.

Pria ini merupakan kakak kandung Vlad, seorang pria yang sangat tinggi wajahnya pula sangat rupawan. Rambut yang sedikit bergelombang yang ia sisir belah dua itu menambah penampilannya terlihat menawan.

"Yaahh, begitulah. Aku bahkan tak paham kenapa ayah harus menyuruhku latihan seperti ini, padahal aku saja sudah sangat hebat dalam hal berpedang, kan?" Vlad mengatakan dengan nada kelelahan, sedangkan itu kakaknya yang berwarna Afanas memanggil pelayan yang mengenakan baju serba putih selaras dengan restoran ini.

"Mungkin sebagian antisipasi jikalau suatu saat terjadi bencana, kan?" Afanas penuh berhati-hati dalam ucapannya.

Sementara itu, Jashon dan Jesyon masih saja bertikai mengenai makanan tadi. Namun pertikaiannya sedikit berbeda bukan hanya sekedar melakukan pukulan mereka melakukan batu gunting kertas untuk menentukan siapa yang dapat memukul. Dalam permainan ini, Jeyson selalu saja kalah namun karena ia memiliki ambisi ia terus saja melakukan itu.

Tak lama kemudian seorang perempuan yang memiliki tinggi hanya sekitar 144 cm, mahluk pendek yang memiliki segudang bakat.

"Seperti biasanya, kan? Daging kuda putih dengan darah merpati suci?" Kata perempuan itu, sambil meletakkan piring yang ia bawa di hadapan Vlad.

Mahkluk pendek ini adalah Hobbit, mahkluk pendek yang bisa disebut sebagai saudara dekat dari Ras Manusia.

"Terimakasih Jisun, aku selalu suka dengan makanan ini. Apalagi dimakan setelah latihan yang keras..." ucap Vlad, dirinya terlihat semangat lagi seolah-olah baterai sosialnya langsung terisi penuh hanya dengan melihat hidangan kesukaannya.

<Sialan senyumannya sangat menawan, bisa gila aku lama-lama> batin Jisun sambil tersenyum ramah.

Setelah itu mereka hanya mengobrol biasa, membahas banyak hal. Mereka ber-4 memang sudah dekat sejak dahulu, dari mereka semua hanya Afanas yang paling Tua berumur ±28 Tahun, diposisi kedua diduduki oleh Jashon dengan umur ±27 Tahun hanya berbeda setahun, posisi ketiga tentu saja Jeyson berumur 25 Tahun pas, dan Vlad yang dihitung dengan umur 20 Tahun.

Dalam umur ini, biasanya mereka dipenuhi dengan ambisi dan jiwa yang berapi-api. Didukung dengan kemampuan yang luar biasa mereka berhasil mengalahkan banyak musuh yang bisa dibilang kuat. Dengan segudang prestasi yang mereka ber-4 dapatkan mereka mendapatkan gelar yang terhormat yaitu sebagai kesatria.

"Mau berburu ga?" Tanya Jeyson.

"Boleh saja, hari ini mau berburu apa enaknya?" Sahut Vlad.

"Kita cari saja sambil berjalan di hutan." saran Afanas.

Dan kini mereka berempat berdiri di atas sebuah tembok yang begitu tinggi dan tebal, memiliki ketebalan sampai 10 meter lebih dan tinggi yang mencapai 60 meter. Tembok ini berdiri melingkar diwilayah Kerajaan.

Berdiri dengan gagah dengan membawa senjata mereka masing-masing, dipunggung Jashon terdapat sebuah wadah yang berisi dengan anak panan dan di tangan kirinya memegang sebuah busur, sedangkan di sebelah pinggang Vlad dan Jeyson terdapat pedang, dan Afanas tak terlihat membawa senjata apapun.

Jeyson berlari sambil berteriak dengan lantang, "HIDUP UNTUK MATI, DAN MATI UNTUK HIDUP!!" Begitu teriaknya.

Jeyson terjun bebas dari atas tembok ini, di ikuti oleh Jashon sambil menghela nafasnya melihat tingkah Jeyson, lalu terjun dengan santainya.

"Kakak duluan dong," Ucap Vlad santai sambil menatap Afanas. Afanas berjalan perlahan lalu terjun dengan santai pula.

"Okee, lihatlah akan aku kalahkan mereka semua, Hahaha."

Vlad terlihat terjun dengan sangat cepat, bahkan dia terjun menyalip Afanas, dan hampir sampai di Jashon.

Dengan sangat tiba-tiba, Jashon terkejut dengan barusan yang jatuh di sampingnya sangat cepat.

WUSSHHH!!

Jeyson membelalakkan matanya ketika sesuatu baru saja menyalipnya.

BUAKKKK!!

Sesuatu yang berat baru saja jatuh di atas tanah, mengeluarkan suara yang sangat keras dan tanah menjulang ke atas. Kemudian sepasang sayap muncul dari punggungnya, Jeyson menundukkan kepalanya mencoba melihat apa barusan yang jatuh itu.

Sesuatu yang sangat cepat keluar dari dalam tanah-tanah yang menjulang tinggi itu, terbang sangat cepat seperti meluncur di atas es.

—Selanjutnya berburu di hutan—

avataravatar