2 Mengajak Kencan

Hari ini entah kenapa Reiji merasakan ada yang beda pada dirinya. Ia lebih semangat berangkat ke sekolah. Bukan karena ia menjadi fokus belajar karena ia yakin bahwa memang terlahir sebagai seorang yang jenius. Itu sih pemikirannya.

Alasannya sesungguhnya ialah ada sosok yang membuatnya semangat saat di sekolah. Ya, sosok itu bernama Zaenab. Sosok yang beberapa ini membuatnya tak fokus dalam melakukan apapun. Namun, sebenarnya Reiji kurang minum air saja sih jadinya dehidrasi.

Selama diberlakukannya 'new normal' sekolahan Reiji, Yuji dan Siji memberlakukan juga sekolah bergilir. Nomor absen ganjil, masuk 3 hari dalam seminggu. Nomor absen genap, masuk di 3 hari berikutnya di minggu yang sama. Sialnya, Reiji kini jadi tak bisa ke sekolah bareng sama abang tercintanya, Yuji, gara-gara nomor absen mereka berurutan. Reiji nomor absen ganjil, nomor absen Yuji genap.

Sebenarnya, Siji itu nomer absennya juga ganjil sama seperti Reiji. Namun, mereka kurang cocok satu sama lain.

Reiji menunggu bus di halte sendirian. Ah, baru juga keluar rumah beberapa langkah tapi ia sudah merindukan Bang Yuji-nya. Tapi tak apa-apa, meski tak ada Bang Yuji nanti di sekolah, syukurlah Zaenab ada di sekolahan nanti.

Reiji senyum-senyum sendiri di sepanjang perjalanan menuju ke sekolah. Iya, soalnya tadi pagi ia dapat bonus kuota 100MB dari operator.

Setelah naik bus sepuluh menit, sampailah ia di Huimang International School. Reiji buru-buru menuju kelasnya. Reiji melihat Zaenab duduk di depan kelasnya sambil membaca buku.

"Hai, kita bertemu lagi, Ai!" sapa Reiji.

"Pagi, Say! Tumben sendirian." Zaenab menyapa balik.

"Iya, kan Bang Yu masuknya hari Kamis. Dia absen genap soalnya." Reiji mendekat ke arah Zaenab. Kini ia tepat di hadapannya Zaenab. Tangan kanannya terangkat, membelai lembut untaian rambut panjang Zaenab.

Dada Zaenab sudah berdegup kencang saja. Pagi-pagi ditatap cowok setampan Reiji, siapa yang tak gugup coba? Bahkan, Zaenab dapat melihat jelas bibir tipis milik Reiji. Lekukan wajah indah yang Tuhan ciptakan pada sosok Reiji, Zaenab dapat melihatnya dengan jelas saat ini. Bahkan bekas jerawat dan pori-pori di wajah Reiji juga terlihat oleh Zaenab. Bayangkan sedekat apa mereka!

"Ai?" panggil Reiji, lembut.

"A-apa, Say?" jawab Zaenab, kikuk. Entah kenapa ia seperti terkena penyakit gagap tiba-tiba.

"Pagi-pagi gini enaknya ngemil apa, ya?" Reiji malah meletakkan kedua tangannya di sisi kanak dan kiri wajah Zaenab.

Zaenab mengambil napas panjang. Ini tak baik untuk jantungnya. Ia merunduk dan pindah posisi. Ia tak ingin terkena serangan jantung.

"Hmm, mungkin ngemil mie lidi enak pagi-pagi gini, Say." Zaenab berucap pelan, sebisa mungkin ia menyembunyikan rasa gugupnya.

"Oh, itu sih bagi kamu enak, Ai. Tapi bagiku, NGEMILikin kamu seutuhnya itu jauh lebih enak." Reiji berucap santai tanpa mengetahui keadaan jantung Zaenab.

Zaenab mencubit kasar lengan Reiji. Antara gemes sama malu.

Sumpah, kalau saja ada Siji yang jomblo dari lahir di antara mereka, pasti langsung insecure Siji. Soalnya mereka itu romantis banget dilihat dari segi mana pun. Reiji yang jago ngegombal diajarin Yuji, serta karakter Zaenab yang malu-malu tapi sebenernya doyan. Ah, klop banget pokoknya deh. Seharusnya, Siji ada di sini juga untuk menyaksikan mereka.

Nah, yang diomongin muncul juga. Siji baru saja datang dan langsung memotong pembicaraan mereka.

"Kalau pacaran jangan di tengah pintu! Ngalangin orang lewat, woy!" ucap Siji, sinis. Ia menubruk bahu Reiji.

"Diih, iri bilang, Boss!!" teriak Reiji tepat di telinga Siji.

Zaenab tersenyum singkat melihat kekonyolan kedua saudara itu, lalu ia kembali fokus membaca buku.

Sesaat kemudian Zaenab menatap tajam ke arah Reiji. Tatapan tajam dari mata sayunya membuatnya terlihat seksi.

Kini giliran Reiji yang gelagapan dibuatnya.

"Oh ya, Mau ikut nonton konser boygroup D' Crocodilles dari Korea nanti malam, Say?" ajak Zaenab.

Memang terdengar sok agresif, tapi apa salahnya mencoba. Dalam percintaan tak penting yang mengajak kencan itu cowok atau cewek duluan. Jadi sah-sah aja.

Reiji terdiam sejenak seolah memikirkan sesuatu.

"Baiklah, tapi nanti aku boleh ajak teman?" ucap Reiji, lembut.

Zaenab mengangguk. Pasti Reiji merencakan double date ini. Membayangkan saja sudah membuat Zaenab kegirangan.

"Baiklah, nanti kita ketemuan di depan gelora tempat konser kalau begitu," ucap Reiji sembari berlalu. Ia kini duduk di bangku depan Siji.

Zaenab keluar kelas dan berjingkrak-jingkrak. Sebenarnya ia seneng banget tapi malu kalau menunjukkan sikap noraknya di depan Reiji.

***

Zaenab telah sampai di tempat konser. Dia terlihat anggun dan menawan menggunakan baju warna merah menyala, seolah pesonanya mampu membuat siapa pun lebih terbakar di musim kemarau ini.

Tiga puluh menit berlalu, tapi Reiji belum kunjung tiba. Zaenab menghubungi berkali-kali Reiji melalui wa, dm fb, dan pesan tik tok, tapi tak ada yang di balas satu pun.

Konser sebentar lagi akan dimulai, Zaenab masih mondar-mandir nungguin Reiji. Selang beberapa menit terdengar derap langkah kaki mendekat. Zaenab langsung menoleh.

"Kok lama banget sih, Say?"

"Hossh... hosh... bentar! Aku mau ngatur napas dulu."

Zaenab memincingkan mata mengetahui sosok di belakang Reiji.

"Lho? Kok Bang Yu di sini juga?" tanya Zaenab heran.

"Iya, aku yang ngajakin, Ai. Soalnya dia kasiham di rumah sendiri dan...."

"Woy, gak gitu, oey! Gue yang dipaksa ikut sama kutil biawak ini, Zae! Gue tadi udah enak-enakkan nyantai sama maskeran, eh ditarik suruh ikut," jelas Yuji.

"Nggak gitu, Bang. Rei takut ntar Rei dikacangin sama Zaenab soalnya dia fokus liat oppak-oppak Koreyah." Reiji membela diri.

"Heleh, alesan wae lu! Lu mau jadiin gue obat nyamuk gitu kan? Hah? Hah?"

"Sumpah, enggak, Bang. Rei nggak setega itu kali."

"Permisi, kita jadi nonton konser enggak nih?" ucap Zaenab yang kesal dikacangin dari tadi.

"Bang ini konser boygroup Crocodille kesukaan kita itu lho. Kan kita ada rencana bikin grup vokal juga. Ya, itung-itung kita cari referensi genre lagu yang disukain pasar gitulah." Reiji memprovokasi Yuji.

"Oh gitu, yaudah kalau gitu kita masuk aja, Rei! Udah mau mulai ini kayaknya." Yuji melingkarkan lengannya di pundak Reiji. Mereka berjalan beriringan menuju gesung konser. Meninggalkan Zaenab jauh di belakang

Di tengah konser, bukannya Zaenab yang heboh melihat oppa-oppa Korea, malahan Reiji dan Yuji yang paling antusias. Mereka mengangkat lightstick sambil menyanyikan fanchant dengan suara penuh.

"Mijoon, Mario, Miryu, Gilang! CROCO-DILLE huuu!!"

Kurang lebih seperti itulah fanchant-nya.

Rasanya mata Zaenab memanas. Ingin menangis tapi malu. Ingin berteriak tapi gengsi. Masa' cemburu sama calon kakak ipat sendiri? Kan nggak lucu.

Sudah capek dandan dari abis Maghrib cuma buat ngeliat duo maut nge-fanboy ria. Mimpi buruk apa Zaenab bisa dapat cowok seaneh Reiji? Ganteng sih ganteng, tapi kalo udah ada Yuji, hmm manjanya itu lho minta ditabok. Tak apa, Zaenab harus bertahan demi menyandang kekasih cowok setampan Reiji Pradhika.

Bersambung ....

avataravatar
Next chapter