webnovel

Kemandirian : Bagian 4

" begitu ya, kurasa aku sedikit memahami garis besarnya. "

Mizue menunjukkan pose seseorang yang memahami suatu hal.

Kupikir begitu atau memang imajinasiku saja ya.

" jadi, Raven. Apa ada suatu perintah yang inign kau berikan padaku ?. "

Dia melanjutkan perkataannya.

" ah, soal itu. Begini. "

Kujentikkan jariku untuk mengubah paksa keadaan ruangan ini menjadi normal lagi.

" kuharap kau bisa mengajari Ziemlich tentang dunia ini. "

" itu memang sudah menjadi tujuanku, tapi kau memanggilku hanya untuk itu ?. "

" memang cuma itu sih, kurasa kau bisa memulainya dari sekarang. "

" tapi aku punya permintaan juga untukmu. "

Mizue tampak dengan serius mengatakan hal itu.

" heh, apa itu ?. "

" bawalah ini. "

Dia kembali memberikan katananya padaku.

" tapi kenapa ?. "

" gunakan saja jika kau butuh bantuanku. "

" tapi, sepertinya kau perlu memakainya untuk mengajari Ziemlich bertarung bukan ?. "

" hei Raven, apa kau sudah melupakan statusku. Meski kau batasi pun, aku bisa dengan mudah mengeluarkan semua kemampuanku. Apalagi aku punya ribuan senjata yang sudah menganggur. kurasa akan lebih enak menggunakan ini. "

Akupun mengambil kembali katana itu.

Setelah itu Mizue pun memunculkan sebuah Naginata panjang berwarna hitam pekat di tangan kanannya.

" melihat percakapan kalian berdua, aku hampir tidak percaya kalau Mizue itu memang Dewi Iblis yang ditakuti banyak negara. "

Nee sama tampak berkomentar dengan kondisi saat ini.

" aku sendiri juga tidak menduganya juga Nee sama. Meski begitu, senjatamu itu memang berada dikelas berbeda ya Mizue ?. "

" kau sedikit salah, prinsipnya sama persis dengan Mizue no Koto, hanya saja aku hanya perlu mengisi aura sedikit didalamnya. "

Mizue menjawab pertanyaanku dengan detail.

" jadi kira-kira apa hasilnya jika senjata kita dibenturkan dengan kekuatan penuh ?. "

Aku sedikit mencoba mencari jawaban suatu hal yang tidak penting.

" kurasa kita bisa membuat habitat iblis baru diseluruh provinsi ini, energi kegelapan kita akan beresonansi dan akan membuat banyak jenis iblis lain berevolusi dengan cara menerima berkatku ditempat ini. "

Tampaknya jawaban Mizue merupakan prediksi masa depan jika hal itu benar-benar kulakukan.

" lupakan saja hal itu. Jadi sekarang, kau bisa melakukan hal itu Mizue. "

" baiklah, aku akan menemui Zie chan, kurasa dia sudah kesepian menungguku. Panggil saja aku jika kau sedang kesulitan, oke ?. "

Tampaknya Mizue sedang memastikan sesuatu.

" ya, aku akan sangat bergantung padamu. "

Setelah itu, dia kembali berubah menjadi energi gelap dan menghilang dari hadapanku.

Semakin malam, ruangan ini menjadi semakin sepi.

Nee sama masih terlihat memikirkan sesuatu yang telah terjadi barusan.

Aku pun segera membereskan beberapa dokumen yang perlu kutandatangani.

Keheningan ini berlangsung sekitar 5 menit, kurasa.

" jadi, Rav chan. Siapa saja yang mengetahui hal ini selain aku ?. "

Nee sama tampaknya telah menentukan urutan pertanyaan padaku.

" hanya Oyaji. "

" Otou san ya, jadi Okaa sama belum mengetahuinya juga ya. "

" hmm. "

" apa ada hal lain juga yang ingin kau beritahukan padaku, sebelum aku lanjut bertanya ?. "

Kurasa dia tampak khawatir padaku setelah melihat aku sedikit dekat dengan entitas kegelapan.

" soal gadis yang barusan kami bicarakan, nama lengkapnya Agatha Ziemlich. Dia merupakan Dewi Cahaya serta adik Dewi Iblis Mizue. "

" Eh........... "

Nee sama tampak tidak percaya dengan apa yang dia dengar sekarang.

" selain itu, mereka berdua merupakan bawahanku secara langsung. Bisa dibilang, mereka juga pelindung kekaisaran ini dari balik bayangan. "

Aku mencoba menjelaskan keadaannya dengan baik.

" tunggu sebentar, Agatha Ziemlich ?. aku tidak pernah mendengar nama itu sebelumnya, apa dia dewi baru ?. "

" ya, dia dewi baru. Setidaknya kekuatannya akan berkembang lebih jauh di masa depan. "

Aku bisa yakin mengatakan hal itu karena aku sendiri yang memberikan faktor kebangkitan dewa padanya.

" tapi, bukankah pertemuan para pemimpin pemerintah dunia pusat masih belum dilakukan, Okaa sama juga tidak mengatakan hal apapun tentang seorang dewi cahaya yang memihak kepada manusia ?. "

Tampaknya aku telah membuat kepala Onee sama panas seketika.

" kurasa hal itu akan terjawab jika Nee sama bertemu dengan Ziemlich secara langsung. "

" kau benar, jadi dimana dia sekarang ?. "

" kurasa dia masih ada disekitar istana ini, Nee sama bisa mencarinya dengan cara mengikuti aura Mizue. "

" aku mengerti, jadi Rav chan. Kurasa kita akan berpisah sebentar, tapi aku akan segera kembali setelah mendapatkan jawaban tentang hal ini. Jadi, jangan pergi kemana-mana ya... "

Kurasa dia memang kakak perempuanku yang sangat posesif.

" baiklah, aku tahu kok. "

" baguslah, aku pergi dulu. "

Nee sama segera berdiri dan berjalan ke arah pintu keluar, dia pun segera membuka gagang pintu itu.

Sesaat sebelum dia keluar, aku memanggilnya.

" Fazela Onee chan.... "

Saat aku mengatakannya, dia berhenti.

Dan segera menoleh kearahku.

Wajahnya terlihat sangat bahagia saat ini.

Aku pun segera melanjutkan kalimatku.

" kau harus ingat janjimu, untuk selalu membantu Fredella oke... "

Nee sama hanya tersenyum dan memalingkan wajahnya kembali.

Jawaban yang kuterima hanya anggukannya saja.

" begitu ya, terima kasih Fazela Onee chan tercintaku. Hihi. "

Aku juga tersenyum kearahnya.

Ah, aku ingat perasaan ini.

Ketika kami masih kecil, aku selalu ingin dimanja olehnya, dan selalu memanggilnya begitu.

Nee sama langsung segera menutup pintu dengan cepat.

Dalam pikiran Fazela, semua ini terjadi begitu cepat.

Rav chan, aku senang, aku bahagia, kau memanggilku begitu.

Detak jantungku berdetak sangat kencang, tubuhku juga entah kenapa menjadi panas dengan sendirinya.

Aku ingin membalas ucapannya itu, tapi entah kenapa suaraku tidak mau keluar, dan entah kenapa aku jadi grogi sendiri.

" aku bisa pingsan disini jika aku tidak segera mengendalikan perasaan ini. "

Aku mencoba berjalan dengan normal meski aku sering kehilangan keseimbangan.

Ini selalu terjadi jika aku terlalu bahagia, setidaknya kali ini aku bisa mengontrolnya. Aku tidak bisa membiarkan sisiku saja yang melakukan hal itu.

Nafasku menjadi terngah-engah, kurasa aku masih kesulitan unutk menahannya untuk jangka waktu lama, aku harus segera pergi.

Keadaan beralih lagi di suatu tempat yang jauh dari kekaisaran, tepatnya lawan dari perang sebelumnya.

Ada sekelompok orang yang sedang berkumpul di suatu rumah didekat pemakaman suatu desa.

Kondisi saat ini benar-benar hujan deras, sehingga membuat pembicaraan mereka benar-benar kedap suara meski tanpa sihir sekalipun.

Ada seseorang yang memakai topeng sedang mengkoordinasi sesuatu.

" kalian semua dengarkan, aku telah memutuskan sesuatu. Aku akan menjadi kaki tangan, sang pemimpin militer pusat Kekaisaran Heavenly. Jadi, kuberikan waktu kepada kalian untuk memilih, untuk ikut bersamaku atau tidak. "

Seorang ahli strategi mulai mengucapkan sesuatu.

Next chapter