21 Tolong berikan saja surat nikahku.

Sementara itu, Nisa benar-benar merasa amat canggung, dia tidak tau meski berbuat apa, dia benar-benar amat malu pada orang tua Aditya dan kesal pada Aditya karna membawanya seperti ini tanpa memberi tau terlebih dahulu, dia benar-benar ingin menyembunyikan diri nya saat ini kemanapun juga.

Orang tua Aditya dapat mengetahui bahwasanya Nisa merasa amat canggung.

"Apa dia tidak memberitahumu dia akan membawamu ke sini? " Tanya Ayah Aditya.

Nisa menggelengkan kepalanya dengan sedih sambil tertunduk. dan berkata.. " Tidak Pak"

bapak itu manggut-manggut.

"Apa kamu menyukai Aditya? " Tanya Bapak itu lagi, Nisa tak menjawab, dia hanya memandang putra pertamanya, melihat itu Ayah Aditya mengerti bahwa Nisa tak ingin putranya mengetahui tentang hal ini.

Ayah Aditya memanggil pelayannya dan menyuruh pelayannya untuk menyiapkan makanan untuk anak-anak Nisa, sementara beliau meminta Nisa dan Aditya mengikutinya ke ruang tamu.

"Bagaimana? " Tanya Ayah Aditya.

"Saya tak bisa menjawab, Pak.. Pak Aditya adalah atasan yang baik, saya tak berani mempunyai perasaan lebih. " Jawab Nisa.

Aditya sedikit kecewa mendengarkan itu, hatinya sedikit terluka, ternyata perempuan ini masih belum bisa membuka hatinya.

Orang tua Aditya pun dapat melihat ekspresi sedih putra mereka , ternyata benar apa yang di katakan putranya, perempuan yang disukainya belum bisa menerimanya.

"Ayah... Ibu.. aku sudah membawa perempuan yang aku sukai, jadi ku mohon.. jangan menjodohkanku dengan siapapun lagi, aku berusaha membuat dia mencintaiku." Jawab Aditya, Nisa hanya terdiam, dia masih trauma dengan pernikahan nya. Suami nya yang dulu begitu baik dan menyayangi nya bisa berbuat seperti itu hanya dalam waktu tidak sampai sepuluh tahun pernikahan mereka.

Kalau dilihat -lihat saat ini, Nisa tidak lagi seperti seorang ibu yang mempunyai tiga orang anak, Usianya masih 28 tahun, pada usia inilah seorang wanita akan terlihat sangat sempurna, Orang tua Adityapun mengakui hal itu.

" Kami tak akan keberatan, jika itu yang menjadi bahan pertimbanganmu" Kata Ibu Aditya lagi.

Mendengar itu Aditya amat lega. Orang tua Aditya tidak ingin mengecewakan anak mereka, Aditya bisa dikatakan tidak pernah meminta apapun pada mereka, bisa dikatakan kalau ini adalah permintaan pertama putra mereka.

Setelah beberapa lama, dan setelah mereka makan malam.. akhirnya Aditya kembali membawa Nisa pulang ke Apartemen nya.

"Apa kalian tinggal bersama? " Tanya Ibunya khawatir.

"Tidak mungkin ibu, kami tak akan mungkin melakukan hal itu" Kata Adit kaget karna ibunya berfikir seperti itu.

" Ooo Syukurlah " Kata Ibunya lega.

...

Setelah mereka sampai di apartemen Nisa, Nisa menyuruh anak-anaknya tidur, karna dia ingin berbicara dengan Aditya.

"kenapa kau tidak memberi tahuku? " Kata Nisa kesal.

"Jika aku memberitahumu, kau tak akan mungkin mau ikut denganku. Aku terpaksa melakukan itu, kemarin aku di jodohkan, seandainya aku tidak membawamu hari ini, mereka akan memaksaku menerima perjodohan ini.. Maafkan aku. " Aditya menatap Nisa lembut .

" Nisa.. besok pengasuh anakmu akan datang, aku sudah mencarikan yang terbaik untukmu, aku bisa pastikan itu, jadi... Angga tak perlu lagi berada di tempat penitipan anak, Ranggo dan Elang bisa langsung pulang ke rumah sepulang sekolah. " Kata Aditya lagi.

"Terima kasih banyak " Kata Nisa lega.

Besok harinya pengasuh anak Nisa memang datang seperti yang di katakan Aditya. Nisa memanggil perempuan tua itu dengan sebutan ibu, sehingga perempuan tua itu merasa canggung. Nisa juga mengajarkan anak-anaknya untuk memanggil nya nenek.

"Ibu.. disini ibu hanya akan menjaga anak-anakku saja, soal masakan, itu adalah urusanku, begitu juga dengan pakaian, biasanya akan ada orang yang akan datang menjemputnya, jadi ibu tak usah mengerjakannya. " Kata Nisa .

...

Aditya dari hari ke hari mulai mendekkatkan diri kepada putra-putra Nisa. Dia selalu membawakan mainan dan makanan untuk mereka, dan di hari libur, Adit juga membawa mereka pergi rekreasi.

Angga sangat menyukai Adit, bahkan bocah itu mengira itu adalah ayahnya, karna dia memang bisa di katakan tidak mengenal sososk ayahnya selama ini.

...........

Beberapa hari kemudian, Nisa menerima sebuah kiriman bunga yang diantarkan ke kantornya, setelah dia membaca kartu namanya.. ternyata dari Andra, dia tersenyum kecut melihat itu, ini adalah bunga pertama yang di terimanya setelah mereka menikah, kenapa laki-laki ini mengiriminya bunga saat ini? dia tak akan luluh hanya dengan sebuah bunga, malahan Nisa semakin kesal karna ulahnya. Nisa menelfon Andra, tekadnya semakin kuat untuk berpisah dari Andra, karna dia merasa semakin tidak nyaman dengan Ulahnya.

Andra menerima telfon dari nomor yang tak di kenal, begitu dia mendengar suara Nisa, diapun tersenyum, dia berfikir Nisa senang menerima bunga darinya.

"Sayang... apa kau telah menerima bunga dariku? " tanya Andra gembira.

"Kapan kau mengurus perceraian kita? " Tanya Nisa. Mendengar itu Andra kaget dan berkata

"Aku tak akan menceraikanmu.. .Nisa... aku benar-benar minta maaf.. aku tak akan mengulanginya lagi, aku janji.. ku mohon.. kembalilah padaku. " pinta Andra.

"Jika kau tak punya waktu, biar aku yang akan mengurusnya, tolong berikan saja surat nikah ku, kemana aku bisa mengambilnya? " tanya Nisa, dia berusaha lembut, namun tetap tegas, hal ini membuat Andra semakin tertekan.

" Kita tidak bisa membicarakannya di telfon, kita harus bertemu, aku akan keapartemenmu malam ini" kata Andra.

"Aku tak ingin anak-anak melihat pertengkaran kita." Kata Nisa.

"Bagaimana jika kerumah kita? Aku akan menunggumu dirumah" kata Andra lagi.

"Tidak terima kasih.. kurasa tak ada yang perlu dibicarakan lagi, cukup berikan saja surat nikahku, aku tak akan merepotkanmu. " Kata Nisa lagi.

"Temui aku di restoran lampion pukul delapan malam aku akan menyerahkannya di sana. ."Kata Andra, lalu menutup telfonnya.

Dia ingin menjebak Nisa malam ini, agar istrinya itu mau mengurungkan niatnya untuk bercerai darinya.

avataravatar
Next chapter