webnovel

Benar - benar merasa rendah diri

Tapi begitu mengingat apa yang pernah dilakukan Andra padanya, apa lagi saat ini dia sudah bersama wanita lain, dia membuang perasaan itu jauh-jauh, bukan karna ingin balas dendam atau semacamnya, tapi entah kenapa dia seperti tidak bisa menolak keinginan Adit, Nisa sangat menyayangi pria ini dahulunya, bukan sayang dalam makna sebagai belahan jiwa, tapi lebih kepada seseorang yang ingin di lindunginya, tapi saat ini sepertinya pria ini tidak butuh lagi perlindungan Nisa, sekarang malah dia seperti yang ingin melindungi Nisa.

Lagi pula saat ini sudah hampir senja, tak ada salahnya jika mereka pulang besok pagi.

Mereka tidak pergi kemana-mana, mereka hanya menghabiskan hari di taman hotel itu, di dekat kolam renang.

"Apa kau ingin berenang? " Tanya Adit.

"Hmmm jangan bercanda" jawab Nisa dengan wajah canggung.

"Apa karna hari sudah malam? "Tanya Adit lagi.

"Tidak, aku tak bisa berenang" jawab Nisa.

"Aku akan mengajari dengan senang hati" jawab adit dengan nada usil.

"Tidak, terima kasih" jawab Nisa sedikit kesal. melihat wajah Nisa yang kesal, Aditya ingin tertawa, tapi menahannya.

Nisa... ceritakan bagaimana kau bisa bertemu dengan suamimu, dan meninggalkanku saat itu. "Kata Adit sedikit kesal.

" Apa saat itu kau tak menyukaiku? sehingga kau berpaling pada laki-laki lain? " tanya Adit lagi.

"Perkataanmu seolah-olah aku ini wanita jahat yang tega meninggalkan kekasihnya. " Kata Nisa merasa tak senang di tuduh begitu.

"Tapi kau memang meninggal kan ku saat itu.

" Tapi kita hanya berteman, Adit..tak ada ikatan apapun diantara kita. " Jawab Nisa.

"Apakau tidak menyadari jika aku mencintaimu? Lantas apa arti semua sikap dan perhatianmu padaku?"

" Entahlah... aku tidak tau. Aku memang menyayangimu saat itu, tapi bukan sebagai kekasih. " Jawab Nisa.

"Apa kau hanya kasihan padaku? "Tanya Adit sedih.

" Bukan, bukan, bukan kasihan.. lagi pula kau tak pernah menyatakan perasaanmu padaku, mengapa malah menyalahkanku? " Nisa berbalik menyalahkan Adit karna tidak bisa menjawab pertanyaannya.

" Iya.. itu memang kesalahanku, aku terlalu pengecut saat itu. Ceritakan bagaimana kau bisa bertemu suamimu. " Kata Aditya lagi.

" Kau ingat? waktu aku membawamu kerumah sakit saat kepalamu terluka karna seseorang mengerjaimu? saat itu aku bertemu dengannya setelah itu kami sering bertemu setelah aku pulang kuliah, dia dulunya seorang pria yang baik dan humoris, dia sangat pengertian dan perhatian, sehingga aku mulai menyukainya" Nisa melirik ke arah Aditya , laki-laki itu terdiam, sehingga Nisa tidak melanjutkan ceritanya.

"Lalu? " Tanya Adit lagi.

"Dia sudah bekerja saat itu, sementara aku masih kuliah tahun pertama, " sambung Nisa.

"Jadi.. kau mengenalnya, di saat kita baru sebulan berteman? "Tanya Adit tak percaya.

"Kenapa kau tak pernah bilang padaku? " Tanyanya protes.

" Kau tak pernah bertanya padaku" Jawab Nisa asal..

" Pantas saja kau menikah ditahun ke dua, ternyata kau pacaran dengan Om-Om" kata Adit usil.

"Apa katamu? usianya hanya enam tahun di atas ku Saat kami menikah, dia masih berusia 24 tahun" Kata Nisa kesal sambil mencubit lengan atas Adit. Dia kaget karna lengan itu begitu keras, tidak seperti dahulu, yang sangat lembek.

" Ya.. kau masih sangat muda saat itu, baru 18 tahun kan? . Oh ya, apa keluargamu mengizinkan? "

"Mereka tidak setuju, tapi aku keras kepala, jadi.. mereka mencoretku dari daftar ahli waris dan daftar keluarga , meskipun aku hanya anak satu-satunya dan untungnya Andra mau membiayai kuliahku sampai selesai, tapi sekarang mereka sudah bisa menerima, sayangnya.. masalah ini muncul"

" Bagaimana kau bisa bekerja di perusahaan ayahku? " Tanya Aditya lagi.

"Awalnya aku magang, di sana, karna kinerjaku bagus.. Pak Direktur memintaku untuk bekerja di sana, tapi aku berhenti saat putra pertamaku lahir, dan aku bersyukur sekali beliau mau menerimaku setelah sekian tahun."

" Ayahku bahkan menyuruhku agar tidak menggantimu dengan orang lain, dia sangat percaya dengan kemampuan, ternyata benar.. kau memang benar-benar bisa di andalkan. "

" Baiklah.. kita makan malam dulu, " Ajak Aditya lagi dan mengajak Nisa meninggalkan tempat itu.

Setelah makan malampun, Adit tidak mengizinkan Nisa kembali ke kamarnya. dia masih ingin bersama perempuan itu untuk beberapa saat lagi.

Saat ini mereka sedang berjalan-jalan, di sekitar hotel itu, kendaraan tidak begitu ramai, udara sedikit dingin malam ini, di kiri kanan jalan, ditumbuhi pohon pelindung yang rimbun. Tiba-tiba Aditya memegang tangan Nisa, dan merangkul perempuan itu, dia ingin melepaskan kerinduannya yang telah lama tertahan pada perempuan itu, tapi Nisa dengan segera mendorongnya dengan marah dia berkata.

"Apa yang kau lakukan? kenapa kau melecehkanku seperti ini, aku tak percaya kau mampu berbuat seperti itu padaku" Kata Nisa dan bermaksud akan pergi, tapi Adit segera mencegahnya.

" Nisa maafkan aku, aku tidak melecehkanmu, aku benar-benar merindukanmu, aku tak bisa lagi menahan perasaanku" Kata Adit sambil memegang tangan Nisa agar perempuan itu tidak kabur.

"Aku benar-benar mencintaimu" katanya lirih.

Nisa hanya terdiam mendengar semua itu, dia tidak tau mesti berkata apa.

"Adit... aku harus kembali ke kamarku" jawabnya lirih.

" Aku akan menunggu sampai kau membuka pintu hatimu untukku, " Kata Aditya lagi. mendengar itu, Nisa hanya tertegun.

'kenapa kau begitu marah padaku hanya karna sebuah pelukan? apa kau masih ingin kembali bersamanya? ' Batin Aditya lagi.

' Maafkan aku Adit... kau pantas mendapatkan yang terbaik, bukan wanita sepertiku' Batin Nisa.

Nisa saat ini benar-benar merasa rendah diri. terutama setelah suaminya membuangnya.

.....

Dirumah Andra,

Di kamar itu, Keisya telah memakai pakaian siap tempurnya, pakaian itu benar-benar tipis dan transparan, sehingga Andra tidak bisa menghindari perempuan yang satu ini.. dia benar-benar bisa memuaskan pria ini..

" Apa anak-anakmu sudah tidur? " Tanya Keisya sambil terus memainkan tangannya di dada dan di sekitar bawah pusar Andra.

"Sudah.. "jawab Andra tegang karna ulah perempuan itu.

"Mas... kenapa kau tidak menyerahkan saja anak-anakmu pada perempuan itu?, Kita berdua kan bisa bebas.. " Kata perempuan itu manja, dia masih terus melanjutkan aksinya, sekarang dia telah berada di atas tubuh Andra.

" Aku tidak..bisa.., " Katanya tertahan karna kenikmatan yang di berikan perempuan itu.

" Kenapa... " Kata keisya masih dengan suara merayu.

" Orang tuaku... memasukkan anak-anakku ...ke dalam ahli waris mereka, sementara.... aku tidak, jadi... aku.. akan.. terus.. merawat mereka. " Andra benar-benar tak bisa berkata lancar lagi akibat ulah perempuan yang satu ini.

Keisya akhirnya paham, kenapa Andra tidak ingin menyerahkan ketiga putranya pada Nisa.

"Kenapa bisa begitu? " Tanyanya lagi.

Andra sedikit mendorong Keisya, agar perempuan ini berhenti sebentar. lalu menjelaskan.

"Aku ketahuan selingkuh, jadi.. untuk jaga-jaga, mereka memasukkan nama ketiga putraku sebagai ahli warisnya, "

" Kapan? apa denganku?" Tanya Keisya kaget.

"Bukan.. sudah lebih dua tahun yang lalu, aku bahkan belum mengenalmu.

" Jadi dari dulu kau sudah hobi selingkuh ya Mas? " Tanya Keisya kesal. Melihat itu Andra tertawa,

"Sekarang, tidak lagi..." Jawabnya sambil menerkam Keisya..

Next chapter