webnovel

Bagainama caranya? Kau berada di depan mataku.

Tak lama kemudian, terdengar suara ponsel Nisa dari dalam tasnya, wanita itu masih belum sadarkan diri juga.

"Angkatlah.. ponsel ibumu berbunyi" Kata Aditya pada Elang.

Elang mencari ponsel ibunya dan menerima panggilan itu,

" Nenek.. " Kata Elang semangat ketika dia mengetahui yang menelfon adalah neneknya.

"Apa di depan pintu? " Kata Elang sambil berlari ke luar dan membuka pintu, ternyata nenek dan kakek nya telah berada di luar.

Kedua orang tua Nisa kaget melihat ada pria lain di tempat Nisa, mereka sempat berfikir anak dan menantunya sama-sama telah menemukan pasangan lain. Ayah Nisa amat kesal karna anaknya tidak memberi taunya tentang hubungannya dengan pria lain.

"Siapa dia? " Tanya Pria paroh baya itu pada cucunya.

Melihat kakeknya yang hampir marah Elang menjelaskan.

" Kakek.. ini Om Aditya, atasan ibu di kantor. Om Aditya baru saja ngantar ibu karna tadi ayah mau nyulik ibu, ibu pingsan" Kata Elang menjelaskan.

"Apa? kakek nggak paham.. maksudnya? " tanya kakek itu.

"Lebih baik ibumu yang menjelaskan. " Kata Aditya pada Elang.

"Om permisi dulu.."Kata Aditya pada Elang.

"Om.. Tante.. Aku permisi dulu" Kata Adit pada Orang tua Nisa.

Aditya telah mengenal orang tua Nisa sejak lebih dari sepuluh tahun yang lalu, dia sering ngikut Nisa pulang kerumahnya waktu dia masih menjadi sahabat Nisa. Ibu Nisa selalu menyambutnya dengan baik, tapi sepertinya mereka tidak mengingat Aditya saat ini, maklumlah.. penampilannya sudah berubah 360 derjat.

Dia juga mengenal Ayah Nisa, beliau adalah seorang pengusaha yang sukses, namun beliau tetap rendah hati.

Ketika Aditya hendak pulang, Bik Ina pun membukakan pintu untuk Aditya.

Beberapa saat kemudian, Nisa sadar.. kepalanya sedikit berat.. Tapi.. dia kaget, dia langsung ingat kalau tadi dia bersama Andra, setelah melihat kamar nya dia merasa lega. Ternyata Aditya menyelamatkan nya.

Nisa keluar kamar nya berharap Adit masih ada di sana, ternyata dia menemukan kedua orang tuanya, dia dapat melihat Ibu Ina baru menutup pintu, dia yakin.. Aditya baru saja pulang.

Ibunya sedikit kaget melihat Nisa.. putri nya ini sangat jauh berbeda dari lima bulan yang lalu ketika dia mengunjunginya. sekarang beliau paham kenapa tadi Elang mengatakan kalau ayahnya ingin menculik ibunya.

Ibu itu langsung memeluk putrinya itu.

"Kenapa kau tak menceritakan masalahmu pada kami? "Tanya Ibu itu.

"Maaf ibu... aku malu, karna aku memilih orang yang salah, sementara Ibu dan ayah telah melarangku" Jawab Nisa sedih.

"Bagai mana ceritanya? " tanya Ayahnya lagi.

"Aku tidak tau, aku hanya bertemu dengan nya, untuk meminta buku nikahku, aku ingin bercerai, lagi pula dia telah menjatuhkan talak padaku , Dia tak ingin menceraikanku. Tapi tiba-tiba aku tak sadarkan diri, dan begitu bangun aku telah berada di kamarku. Tadi temanku memantauku dari atas mobilnya, mungkin dia yang menolongku. "Kata Nisa menjelaskan.

"Apa dia atasanmu itu? " Tanya Ibunya lagi.

"Ya" Jawab Nisa singkat.

"Ibu rasa mungkin mereka berkelahi, Ibu melihat mereka berdua terluka" Kata Ibunya.

"Mereka berdua? Maksudnya? "

"Andra dan bosmu itu. "

" Ibu bertemu Andra? " Tanya Nisa

"Ya.. dan kami juga melihat istri barunya. Maafkan kami tak bisa melindungimu, harusnya kau memberi tau Ibu dan Ayah" Kata Ayahnya lagi.

Nisa ingat dengan buku nikahnya, dia buru-buru memeriksa tas nya. Syukurlah.. masih ada.

"Ibu.. aku harus melihat Aditya" Kata Nisa lagi.

"Kemana? "

"Sebelah ". Jawab nya singkat.

" Baiklah.. pergilah.. " Kata Ibunya.

Nisa pergi mengunjungi Aditya, Pria itu tampak gembira saat Nisa mengunjunginya.

"kau baik-baik saja? Terima kasih banyak " kata Nisa lagi.

"Tidak masalah.. yang penting kau baik-baik saja.

" Kau belum makan malam bukan? bagaimana jika kita kesebelah.. Bu Ina kebetulan telah memasak tadi, beliau sering memasak, aku sangat tertolong " Kata Nisa.

"Baiklah.. aku juga rindu masakan beliau." Kata Adit tersenyum.

"Sini.. ku obati dulu lukamu" Kata Nisa sambil membuka kotak P3K yang di bawanya.

Aditya membiarkan wanita ini mengobatinya.. matanya tak lepas menatap wajah Nisa, sehingga membuat wanita ini menjadi gugup.

"Bisa tidak.. kau tidak memandangku seperti itu? "Kata Nisa malu.

"Bagaimana caranya? kau berada di depan mataku" Jawab Aditya masih menatapnya dalam, sehingga membuat Nisa bertambah gugup.

"Baiklah.. kau obati lukamu sendiri" Kata Nisa sambi menyerahkan sebuah kapas pada Aditya.

"Kau tega sekali" Kata Adit sambil cemberut, dia tidak mau menerima kapas itu dan meminta Nisa terus mengobatinya.

Nisa pun melanjutkan pekerjaannya.

"Baiklah.. sudah selesai. kita ke sebelah.. makan bersama. " ajak Nisa.

"Aku mandi dulu, kau duluan saja.. tidak enak jika kau lama-lama di sini.. nanti ibumu berfikir yang tidak-tidak. " Kata Aditya.

"Iya.. terima kasih.. aku duluan , kami akan menunggumu". kata Nisa sambil keluar.

Nisa kembali ke tempatnya, dan mengatakan kalau Aditya akan makan malam di tempat mereka. Ibu Ina sangat gembira, dia sangat menyayangi tuan mudanya itu seperti anaknya sendiri.

Setelah Aditya datang.. mereka makan bersama, mereka bercerita banyak hal setelah selesai makan malam.

"Nak.. kau bisa menggantikan ayah untuk mengelola perusahaan? ayah sudah semakin tua, ayah harap.. kamu bisa melanjudkan pekerjaan ayah" Pinta Ayahnya.

"Awalnya kami ingin meminta Andra mengelolanya, itulah tujuan kami datang ke sana, ternyata.. kau tidak bersamanya lagi. bagai mana? kau mau kan? kau anak semata wayang kami.. tak ada lagi yang akan meneruskannya" Kata Ayahnya.

Nisa menjadi bimbang.. jika dia mengurus perusahaan, akan sangat sulit baginya untuk membagi waktu bersama putranya. lagi pula, dia belum punya pengalaman memimpin sebuah perusahaan, dia takut, perusahaan ayahnya akan bangkrut di tangannya.

Aditya melihat ke bimbangan Nisa, dia juga merasa kasihan pada ayah Nisa, karna sudah waktunya mereka untuk bersantai menikmati hari tuanya.

"Aku akan membimbingmu " Kata Aditya singkat.

"Aku yakin kau bisa belajar dengan cepat" Sambungnya lagi.

" Terima kasih " Jawab Nisa lega.

"Jadi... aku akan berhenti dari perusahaanmu?" Kata Nisa lagi.

"kau jangan Khawatir.. aku hanya akan menerima sekretaris laki-laki setelah ini" Kata Adit tanpa sadar. Mendengar itu Ayah Nisa terbatuk, Nisa malah malu.

"Apa kalian ada hubungan? "Tanya Ayahnya.

Seketika wajah Nisa berubah cemas.

"Iya Om.. aku menyukainya lebih dari sepuluh tahun yang lalu". Jawab Aditya tegas. mendengar itu Nisa gelagapan.. takut ayahnya akan ngamuk.

Next chapter