Was tersenyum pada Dinda, tetangga yang selalu bersikap baik padanya.
"Iya Mbak, Mbak istirahat saja. Hamil muda mah masih riskan."
"Aku tinggal ya Bi Was, kalau ada apa-apa bisa tanya ke bu Astuti saja," pesan Dinda sebelum meninggalkan Was di dapur.
Begitu Dinda berlalu, Astuti kembali ke dapur setelah memberikan kopi pada pekerja bongkar bahan bangunan di rumah majikannya.
"Tadi Mbak Dinda ke sini dulu Was?"
"Iya Bi, katanya aku suruh bantuin Bibi. Kasihan Mbak Dinda pucat banget ya Bi."
"Iya kecapekan, semalam baru datang dari Brebes. Sekarang sibuk bantu benahin barang-barang. Kelelahan dia," sahut Astuti yang bisa membayangkan rasa lelah yang mendera Dinda.
"Pantesan Mbak. Sampai kelihatan pucat."
"Kita bikin nasi lengko saja Was?" Astuti menoleh ke arah Astuti yang sedang membuat sambal kacang.
"Gak tahu Bi, aku tadinya hanya buat sambal kacang saja. 'Kan bisa buat teman makan gorengan, kerupuk atau apapun. Buat nasi lengko boleh kok Bi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com