93 Pergerakan Ny. Zemira

[9 HARI MENUJU PERNIKAHAN ISA & DINA]

Pagi ini, hari cukup cerah. Matahari mulai naik dan orang-orang bersiap untuk menjalani aktifitas mereka masing-masing, termasuk Salma, Nenek Marimar dan Gucci.

Iklan yang disebar Salma melalui brosur mulai membuahkan hasil. Hari ini, untuk pertama kalinya mereka mendapatkan pesanan, dan tidak tanggung-tanggung, mereka langsung mendapatkan 7 pesanan dari seorang pelanggan untuk acara keluarganya.

Sang pelanggan datang langsung ke rumah kontrakan Salma dan neneknya tadi, dan sekarang, Gucci juga Salma baru pulang belanja bahan browniesnya.

"Baiklah, bibi, apa bahan yang harus kucampur pertama kali?" tanya Salma setelah ia menyiapkan semua peralatan yang dibutuhkan untuk membuat brownies ala Gucci.

"Eh, tidak, tidak. Hari ini adalah hari liburmu, jadi kau bisa menggunakan kesempatan ini untuk menyebar brosur-brosur itu lebih banyak lagi. Pergilah, aku dan nenekmu yang akan mengurus ini," ucap Gucci.

"Loh? Siapa yang bilang aku akan membantumu?" ujar Nenek Marimar. Gucci lantas terdiam. "Hahaha, aku hanya bercanda, tentu saja aku akan membantumu. Aku bukan tipe mertua yang suka memeras menantunya." sambung Nenek Marimar.

"Ahahaha, ibu ini bisa saja." Gucci ikut tertawa.

"Yakin kalian bisa membereskan semuanya? Ingat, dia meminta agar brownies-brownies ini sampai di rumahnya dalam waktu lima jam." Salma memastikan.

"Tentu saja! Kau meragukanku? Aku ini mastersep!" kata Gucci.

"Hahaha, baiklah. Tapi, yang benar itu chef, bukan sep."

"Uuuuh, keponakanku sudah menunjukkan perkembangannya dalam bahasa Inggris, aku bangga padamu. Tetap semangat belajar bahasa Inggris ya, nak. Agar ketika bisnis kita ini mendunia, kau bisa menanganinya."

Salma lalu hanya bisa diam dengan senyum palsu. Ia tidak berani menjawab dan menjamin apapun kepada bibinya, sebab ia takut jika Gucci akan kecewa jika dia tahu tentang kenyataan yang sebenarnya: Salma sudah putus dari Arvin dan ia mengundurkan diri dari kursus bahasa Inggrisnya setelah mengetahui arti dari 'bastard' yang meninggalkan luka mendalam di hatinya.

"Yasudah, Salma, sekarang kau bisa pergi. Dan jangan lupa, hari ini adalah jadwalmu untuk mengikuti kursus bahasa Inggris, kan?" tambah Nenek Marimar.

"Iya, Nenek," jawab Salma. "Aku pamit, ya," lanjutnya sembari menyalami kedua wanita yang memberikan banyak pengaruh dihidupnya itu.

Salma kemudian pergi dan bersiap untuk menyebarkan brosur-brosur tersebut. Tampaknya ia lupa dengan janjinya pada Jhana bahwa ia akan membantu wanita itu hari ini untuk mengungkap asal usul Kevlar.

***

Di mansion Dhananjaya, Kevlar sendiri sedang bersiap untuk berangkat ke kantor. Bisnis invetasi Dhananjaya sedang terus meningkat. Ada yang menawar tanah kosong yang luas milik keluarga Dhananjaya (saat ini atas nama Zemira Dhananjaya) dengan harga 3 miliar Rupiah setelah Kevlar membuka lelang untuk tanah itu kemarin.

Bisnis pakaian Dhananjaya juga membuahkan hasil yang semakin banyak setiap harinya, jadi tak heran jika Kevlar semakin sibuk setiap hari, meskipun ia melalukan semua itu untuk dirinya sendiri agar ia bisa merebut semua itu dari Ny. Zemira dan Tn. Farzin.

Kevlar kini sedang menuruni tangga di lantai 3 menuju lantai 2 dan ia bertemu dengan Tamara di lantai 2. Tamara hanya melontarkan senyuman kepada Kevlar sebelum turun ke lantai 1, sementara Kevlar juga membalas senyuman itu dan ia memilih menetap sebentar di lantai 2, secara tidak langsung Kevlar sebenarnya membiarkan Tamara menuruni tangga sendirian, sebab pria itu sebenarnya sudah tahu tentang kedok Tamara.

Ya, tepat setelah kepala Tamara sudah tidak terlihat lagi (yang menandai bahwa ia sudah di lantai 1), senyuman itu memudar dari bibir Kevlar. Pria itu langsung memasang ekspresi datar dengan tatapan yang penuh kebencian terhadap Tamara.

FLASHBACK ON [DINI HARI TADI]

Sekarang, jam menunjuk pada pukul 02:00, yang artinya semua orang sedang tertidur sekarang, kecuali Tamara yang sedang berada di ruang kerja Ny. Zemira dengan sebuah senter. Nenek dari Arka itu membongkar setiap dokumen yang ada di ruangan itu dengan teliti. Ia pikir tidak akan ada yang tahu dengan aksinya, termasuk Raya. Tamara hanya belum mengenal Kevlar dengan baik.

Mengingat Kevlar adalah manusia 'nokturnal', jadi ia pun selalu melancarkan aksi-aksi jahatnya pada malam atau dini hari. Contohnya saja seperti saat ia mencuri uang-uang Ny. Zemira dan ketahuan oleh Jhana.

Kali ini, awalnya Kevlar berniat untuk mengetahui apakah Ny. Zemira sudah mulai memberikannya hak-hak yang besar dalam bisnis keluarga Dhananjaya. Dan ia tahu kalau Ny. Zemira akan memberikannya kuasa atas semua usaha Tn. Farzin melalui sebuah surat resmi, yang sudah pasti akan di simpan di ruang kerja Ny. Zemira apa bila surat itu sudah dibuat.

Namun, ia berhasil dibuat terkejut oleh Tamara. Ya, ini adalah kejutan besar bagi Kevlar yang tidak menyangka kalau Tamara juga sedang mencari sebuah surat atau dokumen. Melihat hal ini, Kevlar lebih memilih mengintip besan Ny. Zemira itu dan memperhatikan apa yang dilakukannya dengan dokumen-dokumen tersebut dari luar.

Sedangkan Tamara akhirnya menemukan apa yang ia cari: surat kepemilikan mansion dan surat kepemilikan atas seluruh usaha yang diteruskan Tn. Farzin dari kedua orangtuanya.

Tamara menemukan bahwa kedua surat itu menunjukkan bahwa Tn. Farzin masih memegang kuasa penuh atas mansion dan seluruh usahanya.

"Jadi semua ini belum jadi milik Kevlar," gumam Tamara. "Aku tidak boleh membiarkan semuanya tidak jatuh ke tanganku. Aku harus menyimpan surat-surat ini dan menggunakannya di saat yang tepat. Aku hanya perlu membuat Zemira menandatangani surat yang akan menjelaskan bahwa semua yang dikuasai oleh Farzin akan menjadi milikku sepenuhnya. Farzin sebagai yang berkuasa sudah pasti tidak bisa melakukan apa-apa lagi, jadi aku hanya perlu Zemira. Kuharap racun-racun itu bekerja dengan baik, sehingga Zemira bisa kupermainkan," lanjutnya.

Ia lalu meletakkan dokumen-dokumen dan surat-surat yang dikeluarkannya tadi ke tempat semula, kecuali 3 dokumen yang berisi surat-surat yang menjelaskan tentang kepemilikan mansion Dhananjaya, kepemilikan bisnis pakaian Dhananjaya dan surat yang menjelaskan bahwa Farzin Dhananjaya adalah investor yang berkuasa di perusahaan PT Dhananjaya Investments Tbk.

'Dia berniat untuk merebut semuanya dari Zemira dan Farzin. Jadi begitu, dia datang kemari ternyata untuk hal itu. Dan dia sudah tahu bahwa akulah yang seharusnya akan berkuasa atas segalanya di sini. Tapi untuk apa dia menginginkan semua itu? Apapun tujuannya, aku tetap tidak boleh kalah dari seorang nenek-nenek, dia sudah tua tapi gerakannya cepat juga, mungkin aku mendapat musuh yang seimbang di sini,' batin Kevlar, pria itu lantas kembali ke kamarnya sebab ia sudah mendapatkan jawaban yang ia cari sebelumnya melalui Tamara yang berbicara sendiri tadi.

FLASHBACK OFF

'Aku perlu untuk mengenal nenek lampir ini lebih dalam lagi,' pikir Kevlar.

***

Di rumahnya, Jacob sedang menghubungi Agatha untuk menanyakan keberadaan Juliet. Ia tidak langsung menghubungi Romeo, sebab ia ingin memastikan keberadaan adiknya melalui keponakannya juga.

"Halo, paman?" Agatha menyapa.

"Iya, halo, sayang." Jacob menyapa balik.

"Ada apa, paman?"

"Ummm, tidak ada, paman hanya merindukanmu. Kau sedang berada di mana, sayang?"

"Aku sedang di rumah bersama para pembantu."

"Kau tidak kembali ke kampung halaman ayahmu?"

"Tidak, kata ayah kami akan menetap terus di sini."

"Ayahmu membeli rumah baru?"

"Iya."

'Dia sudah berencana untuk menceraikan Juliet sejak lama ternyata,' batin Jacob.

"Paman, aku tahu jika ayah dan ibu berpisah, aku paham jika ayah menceraikan ibu karena ibu bodoh," ucap Agatha.

"Hah?"

"Iya, ibu tidak melayani ayah dengan baik, dan ibu selalu tidak nyambung jika kuajak bicara. Kupikir hanya padaku ibu tidak nyambung ketika berbicara, tapi ternyata sama ayah juga, itulah kenapa ayah berpisah dari ibu, kan?"

"Ah? E-entahlah."

"Tapi meskipun begitu, aku tetap menyayangi ibu loh, paman. Aku sedang merindukannya sekarang, kapan ibu datang mengunjungiku?"

"Kau tidak bertemu dengan ibumu akhir-akhir ini?"

"Tidak, terakhir kami bertemu adalah saat ayah memberikan surat perceraian kepada ibu dan kemudian aku meminta untuk ikut bersama ayah dan tinggal bersama ayah."

"Ibumu tidak datang ke rumah ayahmu?"

"Tidak, memangnya kenapa, paman?"

"Tidak apa-apa, nanti paman akan suruh ibumu untuk mengunjungimu, ya."

"Janji, ya?"

"Tentu saja."

"Baiklah, aku mandi dulu ya, paman, aku baru selesai jalan pagi."

"Ok, eh, Agatha."

"Apa lagi, paman?"

"Ayahmu sedang bekerja?"

"Iya, ayah selalu bekerja setiap saat, kan? Bahkan di hari Minggu sekali pun."

"Hahaha. Sudahlah, mandi sana, baumu tercium sampai sini."

"Berbohong itu dosa loh, paman."

"Hahaha, iya, iya."

"Yasudah, aku mandi dulu, ya. Dadah, paman."

"Daaah."

Jacob lalu memutuskan sambungan teleponnya dengan Agatha.

"Kalau aku hubungi Romeo sekarang, aku mengganggu tidak, ya?" gumam Jacob. "Tengah hari saja lah, pada jamnya dia istirahat. Tapi, bagaimana bisa Agatha menyadari kelemotan Juliet?" lanjutnya.

***

Kembali ke mansion Dhananjaya, Bunga dan Ny. Zemira bertemu di pintu depan. Bunga tampaknya akan pergi ke suatu tempat.

"Bunga?" panggil Ny. Zemira.

"Ya, ibu?" sahut Bunga sambil mengambil kunci mobilnya dari dalam tasnya.

"Kau mau pergi ke mana?"

"Ke toko buku, UnyuVibe penulis favoritku mengeluarkan buku baru keduanya, jadi sebagai penggemar beratnya, aku ingin jadi salah satu pembeli pertama buku barunya. Sekalian aku juga mau membeli beberapa alat make up baru, ibu mau ikut?"

"Tidak, ibu tidak suka membaca buku."

"Maksudku membeli alat-alat make up, siapa tahu ibu juga ingin mengganti alat-alat make up ibu yang sekarang dengan yang baru."

"Tidak, semua alat make up ibu masih bagus."

"Yasudah, aku pergi dulu, ya. Ibu sudah minum obat?"

"Sudah."

Bunga lalu tersenyum, ia kemudian menyalami ibunya dan pergi ke mall untuk membeli alat make up baru dan tentunya membeli buku baru UnyuVibe.

Sementara Ny. Zemira juga mengambil kunci mobilnya dari tas kecilnya yang disembunyikannya di lengan bajunya, namun sekarang ia memakai tas itu dan kembali melihat racun-racun Tamara di dalamnya.

'Aku akan membuktikannya sendiri, jika Tamara benar-benar berusaha untuk meracuniku, maka aku akan mengetahui kebenarannya dengan caraku sendiri, bukan dari Karin. Aku tidak akan meminum obat-obat ini sampai aku menemukan jawabannya,' batin Ny. Zemira. Ya, ia berbohong pada putrinya, karena sebenarnya, sejak kemarin ia tidak meminum racun-racun itu karena ia mulai meragukan Tamara dan sedikit percaya dengan Jhana.

Namun, Ny. Zemira akan menemukan kebenarannya dengan caranya sendiri. Entah apa yang akan dilakukannya, tapi tampaknya ia serius untuk mengungkap kebenaran tentang Tamara bagi dirinya sendiri. Dan sekarang, Ny. Zemira pergi entah ke mana, dan tanpa sepengetahuan siapapun, kecuali Jhana yang kebetulan sedang menuruni tangga yang menghubungkan lantai 1 dan lantai 2 dengan sebuah keranjang berisi pakaian kotor yang dibawanya.

'Ke mana ibu akan pergi?' batin Jhana, ia penasaran, tapi ia memilih untuk tidak menahan Ny. Zemira, karena ia ingin tahu apa yang akan dilakukan oleh ibunya tersebut.

avataravatar
Next chapter