webnovel

PROLOG

Dulu aku ingin kita tetap berhubungan tapi tidak pacaran itu bukan berarti kamu bisa bersikap seenak kamu sendiri.

Dulu itu maksud aku, kita tidak pacaran tapi tetap saling peduli, saling sayang, saling support, dan saling memberi kabar.

Bukan nya membebaskan kamu bisa pergi dan hilang begitu saja tanpa keputusan yang jelas seperti kita sekarang.

Dulu itu aku pengennya kamu tetap menjaga hubungan kita, bukan hanya aku saja. Dan jangan membuat ku merasa tidak ber-hak lagi untuk marah sama kamu, untuk menuntut kamu tetap memberi kabar, dan tidak ber-hak lagi untuk sayang sama kamu apalagi meminta kamu untuk tinggal seperti saat itu.

Aku ingin kamu bisa memahami semua nya sendiri.

Tapi ternyata, kenyataan berkata lain. Maaf, aku pernah meminta kejelasan hubungan kita saat itu, padahal aku sendiri yang meminta kita untuk tidak usah pacaran.

Karena.. Jujur, saat itu, kepercayaan diri ku benar-benar hilang. Aku takut kamu pergi. Takut kamu pergi tanpa pamit padaku dulu. Karena kita memang tidak punya title untuk hubungan kita yang bisa aku tuntut.

Tapi nyata nya kita tetap berpisah seperti sekarang.

Antara menyesal dan tidak sih sebenarnya.

Ada yang aku sesalkan ada pula yang membuat aku bersyukur ketika flashback lagi sama semuanya.

Tapi kamu harus tahu. Tidak mudah bagi ku untuk melupakan kamu. Untuk melupakan semua kenangan kita selama bertahun-tahun kita kenal. Aku juga tidak bisa menghilang kan perasaan ku pada mu dengan mudah.

Kamu tahu ?

Luka yang sampai saat ini masih ada di hati ku pun belum bisa menghilangkan rasa sayang ku ke kamu.

Setiap hari, setiap kali aku ingat lagi tentang kamu, aku terus menerus mencoba membunuhnya. Membuangnya jauh-jauh dari pikiran ku.

Tapi ada saatnya aku tak mampu menahan lagi semua gejolak rindu yang mengganggu ku terus menerus.

Tahukah kamu apa yang kulakukan saat itu?

Aku cuma bisa menangis. Ya. Menangis sendirian hingga lelah dan ketiduran. Seperti ABG saja, padahal umurku sudah semakin dewasa.

Tapi masalah cinta wajar saja bukan?

Toh, cuma menangis yang bisa sedikit mengobati rasa rindu ku saat itu. Rindu yang membawa rasa sakit karena teringat aku sudah tidak ber-hak merindukan mu lagi.

Maafkan aku yang masih menyayangi mu ini ya.. Aku tidak tahu kamu sudah menemukan pengganti diri ku di hatimu, ataukah kamu masih seperti aku, yang terus merindukan "kita" yang dulu.

Ingin rasanya aku dan kamu mengulang kembali semuanya dari awal.

Menciptakan "kita" yang baru dan menyusun akhir yang tidak akan pernah terpisah lagi.

Tapi.. apakah semuanya itu mungkin?

Sementara kini kita semakin jauh. Entahlah apa saja yang membuat kita seperti ini. Tapi keyakinan ku untuk kita bisa kembali bersama semakin goyah setiap hari nya.

Seiring kehidupan kita yang semakin menjauh dan jarak kita yang "kemungkinan" akan bertambah jauh lagi.. Semakin melunturkan keyakinanku itu. Apalagi di tambah sikap mu yang tidak mau peduli dan tidak berusaha mengklarifikasi ulang semuanya.

Terimakasih ya. Terimakasih pernah hadir di hidup ku.

Terimakasih pernah menjadi malaikat penolongku.

Terimakasih pernah menyayangi ku dengan tulus. Terimakasih pernah membuat ku bahagia.

Dan akhir nya, terimakasih pernah menyakiti ku lalu meninggalkan ku. Terimakasih.

Next chapter