1 Kita Sudah Tak Bersama

Nisa, siswi kelas 11 ilmu alam ini memang terkenal sangat ceria. Tak heran dia memiliki banyak teman di sekolah. Bahkan di rumah pun dia disayang oleh keluarga. Rizky, teman dekat Nisa di sekolah sangat mengagumi sosok Nisa yg cerdas dan ceria. Bahkan mereka berdua saking dekatnya sampai menjalin hubungan pacaran. Nisa pun juga mengagumi Rizky, selain sosoknya yg tampan dan pandai dia juga memiliki indera ke enam. Makanya dia sering diminta teman - temanya untuk meramal, tak terkecuali Nisa sendiri. Selain Rizky, ada Amel teman mereka yg juga memiliki indera ke enam. Amel dan Nisa merupakan teman satu kelas, namun berbeda dg Rizky.

Hari - hari di sekolah dilewati mereka dg kebersamaan yg ceria. Mereka selalu kompak bahkan ketika istirahat dan pulang sekolah.

Di rumah, Nisa tinggal dg ibu, bibi dan pamannya. Ayah Nisa meninggal ketika dia berusia 10 tahun. Bibi Nisa pun juga memiliki indera ke enam.

Suatu hari yg tak diduga duga memang. Ketika Nisa berangkat ke sekolah, yg cuacanya kurang bersahabat. Tiba - tiba hujan turun deras. Jarak rumah ke sekolah tidak dekat sehingga naik motor adalah pilihannya. Itu dilakukannya setiap hari. Jalan yg tidak terlalu bagus, melewati persawahan dan perbukitan. Membuat Nisa harus memperlambat laju motornya. Namun dia ingat kalau jam sudah menunjukkan waktu masuk kelas. Sehingga dia mempercepat lajunya.

Tiba di sekolah, Nisa langsung duduk di sebelah Amel. Waktu masih kurang lima menit lagi bagi guru untuk memasuki kelas. Amel hanya memandang ke arah Nisa yg sedikit kebasahan. Namun setelah itu dia mengarahkan pandangannya kembali ke arah meja. Sesekali dia tanya ke Nisa, apakah tadi hujan? Nisa pun menjawab dg ' iya '.

Pelajaran dimulai seperti biasa dan siswa diberi tugas oleh guru untuk mengerjakan soal. Setelah selesai para siswa diperbolehkan istirahat sembari mengumpulkan lembar jawaban di meja guru.

Istirahat pun masih terlihat kebersamaan antara Nisa, Amel dan Rizky. Sesekali Nisa bertanya, kenapa teman - teman yg lain tidak seperti dulu ya? yg ramah dan suka bercanda sama aku. Namun Rizky dan Amel menjawab ' mungkin itu cuma perasaan kamu aja Niss... '. ' Teman - teman yg lain mungkin agak sibuk ', tambah Rizky. Jam istirahat telah habis, mereka pun memasuki kelas. Mata pelajaran berganti. Namun koreksi jawaban dari pelajaran pertama telah selesai dan siap dibagikan ke siswa. Nisa merasakan ada yg aneh karena lembar jawabannya tiidak ada. Amel mencoba menenangkannya nanti pulang sekolah kita tanyakan kepada guru yg beersangkutan, tuturnya. Sepulang sekolah pun Nisa belum mendapatkan lembar jawabannya tersebut.

Tiba di rumah, Nisa mendapatkan pemandangan yg berbeda. Ibunya termenung tidak seperti biasa. Nisa bertanya namun tidak dihiraukan. Ada bibi yg sedang memasak di dapur, namun bibinya justru kaget melihat Nisa. ' kenapa bi kok kaget? ' tanya Nisa. ' ehh.. nggak kenapa - napa. Kamu sudah pulang? ' tanggap bibi. ' Sudah bi, ibu kenapa ya kok termenung? '. ' ohh... ibumu lagi nggak enak badan mungkin.' jawab bibi. Nisa hanya terdiam.

Di rumah dan di sekolah dilewati Nisa dengan keadaan yg sama. Orang - orang di sekitar sudah tidak peduli dan seramah dulu. Bahkan Nisa mengalami stres yg berat. Dia sering menyendiri. Teman - temannya, Rizky dan Amel sering menghibur dia agar keceriaannya bisa kembali. Namun itu tidak membuat dia berubah. Rizky yg sayang kepada Nisa selalu membujuk agar dia bisa mengingat kenangan di masa lalu mereka yg indah. Akan tetapi Nisa tak bisa berubah.

Suatu ketika, Nisa meminta kepada bibinya untuk diantar ke pemakaman ayahnya. Namun bibi Nisa ingin Rizky dan Amel juga ikut mengantarkan Nisa. Disana mereka bersama menabur bunga di atas pemakaman ayah Nisa. Nisa pun menangis tersedu - sedu sambil memanggil kata ayah. Mereka pun mencoba untuk menenangkannya.

Nisa melihat ada nisan putih terlihat baru berada di sebelahnya. Tanahnya masih basah dan banyak taburan bunga di atasnya. Dia berpikir apakah ada orang baru meninggal di kampungnya. Dia sempat membaca pada nisan tersebut. Lantas dia bertanya kepada bibinya apakah ada orang yg namanya sama dengan dia di kampung mereka. Bibinya pun mengalihkan pandangannya ke Rizky dan Amel.

Rizky kemudian menghampiri Nisa. Menatap mata dan wajahnya. ' Tidak ada orang yg namanya sama dg kamu. Tidak ada orang sebaik kamu di dunia. Kamu satu - satunya Nisa... ' kata Rizky. Nisa bingung, dia menatap wajah Rizky, Amel dan bibinya. ' Apa maksudnya? ' tanya Nisa. ' Kamu sudah meninggal sebulan yg lalu karena kecelakaan motor saat berangkat ke sekolah Nisa... ' Jawab Rizky sambil menangis.

avataravatar