webnovel

Kelas Pertama

Akhirnya setelah menyelesaikan berbagai rangkaian kegiatan sebagai mahasiswi baru, kini tiba saatnya Rizel benar-benar merasakan kehidupan seorang mahasiswi. Ini kelas pertama yang Rizel hadiri, beruntungnya kali ini ia dan Widya berada di kelas yang sama sehingga Rizel tidak canggung dan bingung lagi.

"Aku boleh duduk di sini?"tanya seorang perempuan yang baru saja datang, Rizel menoleh kepadanya dan mengangguk setuju. Tentu saja ia tidak bisa melarang siapa pun untuk bisa duduk didekatnya.

"Hy, aku Kalila."perempuan itu mengenalkan diri kepada Rizel sembari menyodorkan tangannya.

"Aku Rizel."jawab Rizel menyambut tangan Kalila.

"Kamu dari mana?"tanya Kalila kepada Rizel, memang ini adalah pertanyaan umum yang selalu Rizel dengar dari anak-anak yang baru ia temui, mungkin ini bentuk perkenalan yang umum.

"Aku dari kota B, kamu?"jawab Rizel bertanya balik.

"Wah jauh juga ya."jawab Kalila yang kini telah duduk di sebelah Rizel. Rizel memang tengah sendiri saat ini karena Widya tadi sibuk bertemu dengan teman-teman lamanya yang kini satu jurusan dengannya.

"Aku dari L."jawab Kalila mengatakan asalnya.

"Kamu juga jauh lo,"jawab Rizel kemudian.

"Makanya."jawab Kalila yang kemudian menoleh kesekitarnya.

"Apa kamu sudah berkenalan dengan yang lainnya?"tanya Rizel sembari menoleh kesekitarnya. Ini pertama kalinya Rizel berbicara terlebih dahulu dengan sesama mahasiswa baru. Kalila pun mengangguk sebagai jawaban dan menoleh kepada Rizel.

"Udah sih, tapi cuma sekedarnya, percuma juga kalau nantinya juga bakal lupa."jawab Kalila acuh tak acuh.

"Kamu sendiri gimana?"tanya Kalila kepada Rizel.

"Aku juga gitu, jadi kenalannya sekedarnya aja dulu."jawab Rizel yang mengerti dengan apa yang Kalila katakan itu. Rizel pikir, hanya dirinya yang aneh seperti ini, mengingat satu persatu di antara mereka sudah mulai dekat, seolah mereka sudah pernah bertemu sebelumnya, tapi hanya dirinyalah yang memilih untuk duduk dikursinya dan berdiam diri.

"Kamu tinggal di mana?"tanya Kalila lagi,

"Di belakang kampus. Kamu sendiri?"jawab Rizel yang juga menanyakan tempat yang ditinggali Kalila selama berada di kota ini.

"Aku di depan kampus."jawabnya. Di depan kampus yang di maksud Kalila itu, di mana tempat tinggalnya terletak di seberang kampus. Sepertinya anak-anak sini menyebut seberang kampus dengan sebutan depan kampus. Memang banyak tempat tinggal mulai dari kos-kosan hingga kontrakan yang berada di sekitar kampus, yang memudahkan para mahasiswa untuk menuju ke kampus terutama buat mereka yang tidak memiliki kendaraan.

"Padahal sangat menakutkan ketika harus menyebrang, aku pikir butuh waktu lama buat aku menyebrang."protes Kalila yang memang takut menyebrang.

"Karena itu aku memilih di belakang kampus."ucap Rizel, memang Rizel mencari tempat yang menurutnya aman. Sama seperti Kalila, Rizel juga kesusahan ketika harus menyebrang seperti itu, apalagi jika keadaan kendaraan yang berlalu lalang sangatlah ramai di sini, ini sedikit berbeda dari tempat asal Rizel.

"Pengennya sih gitu, tapi ntah kenapa aku sampai di sana."jawab Kalila juga tidak mengerti.

"Nanti lama-lama kamu juga terbiasa dengan itu, bahkan bisa jadi pro, mungkin."ucap Rizel tidak yakin. Kalila tertawa mendengar ucapan Rizel, sepertinya Kalila memang tipe orang yang receh karena Rizel tidak merasa ada yang lucu dengan ucapannya itu.

"Ya ... setidaknya ini akan menjadi target aku untuk kedepannya."ucap Kalila yang membuat Rizel tertawa juga, sepertinya mereka memiliki selera humor yang sama.

"Atau setidaknya kamu memiliki waktu empat tahun atau mungkin kurang untuk menguasai hal itu."jawab Rizel lagi.

"Seharusnya kampus juga memberikan penghargaan untuk itu, karena tidak semua orang bisa menyebrang dengan baik, apalagi di sini zebra cross tidak ada sama sekali."keluh Kalila.

"Adanya di lampu merah, kalau aku ke sana dulu yang ada aku bisa satu jam kemudian baru sampai di kampus."keluh Kalila lagi.

"Bukankah itu bagus, kamu bisa datang lebih awal, bangun lebih awal dan bisa sekalian berolahraga."ucap Rizel menggoda Kalila, Rizel dan Kalila sepertinya cocok satu sama lain, karena Rizel yang tidak banyak bicara di hadapan orang baru kini tampaknya tidak bingung untuk menanggapi Kalila.

"Ok makasih but no thanks."jawab Kalila dengan gesture yang lucu bagi Rizel, Rizel hanya bisa tertawa melihat gesture Kalila itu. Saat mereka tengah asyik mengobrol kemudian seluruh mahasiswa yang mengambil kelas ini pun masuk ke dalam kelas setelah seorang dosen perempuan memasuki kelas.

Dosen tersebut masih terlihat muda, dan dia tampak seperti orang yang sedikit menakutkan. Rizel berharap ia tidak memiliki masalah apapun dengan dosen manapun sehingga ia bisa lulus dengan cepat, karena dari yang Rizel dengar jika mahasiswa atau mahasiswi bermasalah dengan dosen, itu hanya akan mempersulit diri mereka sendiri.

Berhubung ini pertemuan pertama mereka, jadi dosen tersebut hanya memberikan pengenalan tentang mata kuliah ini. Seperti bagaimana penilaian yang akan ia berikan, bagaimana penghitungan absensi dan juga tentang ujian serta masih banyak hal lainnya. Seharusnya mereka akan keluar dua jam kemudian, tapi karena ini masih pemulaan jadi dosen tersebut keluar lebih awal dari waktu yang telah ditetapkan, sepertinya dosen tersebut mengerti bahwa mahasiswa dan mahasiswi baru masih membutuhkan waktu untuk beradaptasi.

"Apa kamu masih ada kelas setelah ini?"tanya Rizel kepada Kalila saat mereka tengah memasukkan buku catatan kecil mereka ke dalam tas.

"Iya, mata kuliah B."jawab Kalila.

"Kamu sendiri gimana?"tanya Kalila lagi.

"Aku juga mata kuliah B."jawab Rizel.

"Apa kamu sama dosen B juga?"tanya Kalila kemudian, Rizel mengangguk. Mereka berdua sama-sama takjub karena mereka akan menghadiri kelas yang sama.

"Bukankah masih satu jam lagi, jadi kita mau ke mana?"tanya Kalila kepada Rizel. Jika mereka pulang terlebih dahulu itu hanya akan memakan waktu dan melelahkan buat mereka. Jadi mereka memutuskan untuk menunggu di kampus.

"Apa mau makan dulu aja?"saran Rizel kemudian.

"Boleh, kebetulan aku tadi enggak sarapan sama sekali. Tapi mau makan di mana, katanya kantin di sini ada dua, kantin yang barat atau yang timur?"tanya Kalila kebingungan.

"Terserah kamu aja."jawab Rizel,

"Ya udah berarti yang terdekat aja ya, takutnya nanti kita bingung sampai di sana dengan alurnya."ucap Kalila yang telah memperhitungkan itu. Rizel pun mengangguk.

Mereka berdua pun menuju ke kantin yang berada di timur gedung. Meskipun saat ini bukan waktunya jam makan siang tapi kantin sudah ramai akan mahasiswa dan mahasiswi, sepertinya mereka juga sama seperti Rizel dan Kalila yang menunggu waktu pergantian kelas.

"Mau makan apa?"tanya Rizel yang kemudian bingung ketika melihat berbagai banyak pilihan yang ada di depan mereka, Kalila pun sama bingungnya dengan Rizel.

"Kita kelilingi dulu aja, siapa tahu ntar kita menemukan yang kita mau."saran Kalila. Jadilah Rizel dan Kalila berkeliling kantin untuk memeriksa menu apa saja yang ada di sana. Memang di kantin ini terdapat menu dari berbagai daerah, sepertinya memang disediakan untuk para mahasiswa baru yang harus menyesuaikan selera mereka dengan rasa di kota ini melalui menu makanan dari daerah asal mereka.

Next chapter