2 2. Reinkarnasi

"Dingin dan lembab. Dimana ini?". Aku perlahan membuka mata dan melihat seluruh ruangan putih. "Dimana aku?" aku berdiri dan mengelilingi ruangan ini. Ruang yang tidak ada habisnya hanya putih tidak ada apa-apa. "aduh berisik sekali sih Ratu kejam, kenapa mondar mandir di ruanganku, kau ini tidak bisa diam ya".

Suara suara yang menggema di sekeliling ruangan membuatku semakin ketakutan. Apakah aku akan berada di neraka. "hey hey hey, kau tidak ke neraka kok, karena aku di sini, tenang saja". "Kamu siapa dan di mana? Kenapa suaramu ada di mana mana dan kamu tidak ada wujudnya, apa kamu hantu?". Aku memutar mutar kepalaku mencari ke sana kemari si pemilik suara tapi tak bisa kutemukan juga.

    

    Tiba-tiba sinar putih membentuk sosok manusia tepat 5 meter di depanku. Aku sangat terkejut. "Apa kau bilang? Aku hantu. Hantu apa yang bisa secantik aku?". 

Wanita cantik dengan rambut segelap malam yang berkilauan. Kulit putih bersih. Warna mata abu abu. Dia mengenakan Gaun Merah yang begitu kontras dengan warna kulitnya. Cantik sekali.

"ehm, jangan terpukau begitu, aku tau aku memang sangat cantik, hehehehe"."tunggu dulu bukannya aku sudah mati tapi ini seperti bukan di neraka atau di surga?". Aku bertanya dengan heran. "Baiklah, karena kau belum tau maka aku akan memberi tahumu".

'Cling' kemudian dia pun menjentikkan tangannya dan ruangan di sekitarku berubah menjadi taman bunga, aku lalu duduk di kursi, begitu juga wanita di depanku. Di depan kami ada meja yang berisi cemilan. Meskipun di tengah taman aku tidak merasa kepanasan sama sekali.

"Aku adalah Dewi Ellia, dewi pengendali ruang dan waktu. Apa kau tau kenapa kau bisa datang kemari?"."Aku tidak tau"."Coba kau lihat kalung yang ada di lehermu karena itulah kamu datang kesini"."Kenapa ? Kalung ini adalah pemberian ulang tahun ayahku sehingga aku selalu memakainya, apakah ini kalung ajaib?".

Wanita itu menatapku cukup lama tapi entah mengapa hatiku terasa getir, aku tidak bisa menjelaskannya. Setelah menyeruput tehnya dia pun berkata " Iya, anggaplah begitu, kau akan kuberi kesempatan untuk mengulang kembali kehidupanmu, apa kau mau?". Aku berdiri saking kagetnya.

"Apa kau serius, aku... aku bisa bertemu dengan ayahku lagi, bisa bertemu ibu.. Hiks hiks". Tanpa terasa air mataku mengalir sangat deras. "Bersiaplah" wanita itu mengeluarkan cahaya dari tangannya dan kemudian meliputi seluruh tubuhku, aku tiba tiba mengantuk dan tidak tahan lagi aku pun tertidur.

"uhk" Dewi Ellia memuntahkan darah yang banyak. "Sial, padahal hanya mengirim anak itu kembali kemasa lalu, kenapa membuat energiku habis seperti ini. "Kenapa aku harus mengabulkan permintaan dia yah?, padahal kami selalu bermusuhan dulunya.

Ini semua  karena kalung itu, kalau tidak mana mungkin aku mengenalinya, untung saja aku sempat membawanya kalau tidak.... Dasar raja neraka itu, aku hanya mengambil 1 jiwa dia sudah marah marah dan mengutukku. Bagaimana kalau Raja Neraka tau bahwa jiwa itu milik Dia?, aku tidak bisa membayangkannya".

Cit..cit. citt suara burung terdengar dari kamar itu, perlahan. Suara isak tangis pun terdengar. "Putriku, tidak mungkin, kemarin dia masih berteriak teriak pada pelayan dan juga masih bermanja manja denganku,bagaimana mungkin dia bisa pergi secepat ini?".

Seorang ibu duduk bersimpuh di pinggir ranjang sembari memegangi tangan seorang anak kecil. "Kamu lihat burung itu, dia merengek memintaku untuk membelikannya, bagaimana mungkin, aku, aku tidak percaya".

Dia menunjukkan seekor burung indah berwarna ungu kebiruan yang dikurung di sebuah sangkar di dekat jendela. "Aku mengerti sayangku, aku pun sangat sedih  atas kepergian putri kita, baru semalam dia berada di pangkuanku". Pria itu meneteskan air mata atas kepergian putri kesayangannya.

"Tabib, apakah dia sudah benar benar pergi". Tabib itu menunduk dengan wajah sedih "benar tuan, putri telah tiada, saya berulang kali memeriksanya, nafas terhenti, tubuh menjadi dingin. Tidak ada detak jantung, bahkan nadinya sudah tidak terasa lagi, bukankah tuan juga sudah memeriksanya".

Semua wajah di dalam ruangan menjadi sedih. "Ayah, kak Delia apakah dia tidak akan menemaniku main lagi, apakah dia benar benar tidak ada lagi". Tangis seorang anak perempuan kecil pun pecah, lalu dia menghampiri bocah perempuan yang terbaring kaku di tempat tidur.

" kakak bangun lah, aku berjanji tidak akan merebut mainanmu lagi. Kakak juga boleh membuatku menangis tapi jangan pergi kak jangan tinggalkan aku". Tangis dan perkataan anak kecil itu membuat semua orang di ruangan semakin sedih. Tiba tiba.....

"Ahhhh" jeritan kecil seorang gadis membuat satu ruangan itu terkejut. Perlahan gadis yang berwajah pucat dan kaku itu bangkit dan duduk di tempat tidur, lalu membuka matanya. "Wah,, ada apa ini berkumpul semua di ruanganku, ehh Janette kamu kenapa menangis, wah jelek sekali, ehh ehh ke kenapa kalian menjauh". "Waaaaaaa hantuuuuuuuuu". Beberapa anak kecil di ruangan berlarian ke orang tua mereka karena ketakutan.

"Tabib, apa artinya ini?"."Sebentar tuan, akan saya periksa". Setelah beberapa lama di periksa. "ini, ini keajaiban, tiba tiba orang yang telah mati hidup kembali,dan yang lebih mengejutkan lagi semuanya normal, nadinya detak jantungnya semua normal"."Syukurlah, putriku". Ibu yang menangis tadi memeluk dan mencium putrinya berkali kali. Ayah putri itu pun menangis haru dan memeluk putrinya. 

Delia yang heran dan kebingungan pun bertanya, "tunggu dulu ayah ibu sebenarnya ada apa? Dan kenapa seluruh keluarga kita berkumpul di kamarku?". "Ahh kamu benar benar menakuti kami semua. Tubuhmu dingin dan kaku, nafasmu pun berhenti. Kamu telah bangkit dari kematian. Benar benar membuat ayah merasa tidak karuan. Astaga, aku tidak pernah sepanik ini". Ayah memegang pundak Delia dan menjelaskan. "Ah jadi begitu". Delia pun beranjak dari tempat tidur dan menunduk meminta maaf. " Saya delia meminta maaf karena telah membuat semuanya khawatir". Apa?????

Semua orang terheran dengan sikap delia. 

Apalagi Delia menghampiri orang satu persatu. "Ayah ibu maafkan aku karena mengkhawatirkan kalian". Delia memeluk ayah dan ibunya. Kemudian Delia mendatangi neneknya yang hanya duduk terdiam dan bersedih, Delia melihat mata neneknya yang membengkak. Delia pun berlutut dan memegang kedua tangan neneknya. "Nenek, maafkan delia karena mengkhawatirkan nenek, Delia berjanji tidak akan nakal lagi, janji". Neneknya pun memeluk Delia. Kemudian Delia menghampiri paman, bibi, dan kedua sepupunya.

Brak!!!!

Pintu terbuka dengan keras.

"Cucuku yang cantik,, mana cucuku, cucuku tidak mungkin mati secepat itu." Pria besar yang beruban itu adalah Kakek Delia. "ehh ayah sebenarnya cucumu....". Belum selesai ayah Delia berbicara, adelia dengan lembut memanggil kakeknya. "Kakek".

Kakek Delia pun sedikit terkejut, bukannya memeluk Delia dia malah keluar dan marah marah dan menghajar prajurit yang melaporkan bahwa cucunya mati. Ayah Delia pun menenangkan dan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Kemudian Kakek memeluk Delia.

"Ternyata ada kejadian seperti itu, kakek sangat takut dan terkejut, kakek bahkan meninggalkan Pasukan Kakek di perbatasan karena mengkhawatirkanmu". Delia memeluk dan mencium kakeknya. Akhirnya keadaan tenang dan mulai kembali seperti semula.

avataravatar
Next chapter