webnovel

hari ke tiga ke sekolah

Badanku serasa enteng dan segar yang aku rasakan bangun pagi hari ini rupanya semalam tidurku nyenyak untung jam walker di kamarku berfungsi dengan baik,sayup sayup ku dengar bunyi alarm dari jam di meja belajarku.Hari ini ospek terakhir di sekolah tidak seperti ospek di hari pertama dan kedua yang mewajibkan semua siswa membawa perlengkapan bahan bahan untuk keperluan kegiatan ospek.Ospek hari ke tiga ini akan di isi dengan  renungan pembekalan sebagai siswa baru di Mahardika Internasional School.

Sesampai di gerbang sekolah aku pamit ke papa mencium tangannya, "semangat yesa ospek terakhirmu hari ini"ucap zain kepada putranya yesaya yang selalu memberi support,pak manshur satpam sekolah orang pertama yang selalu aku jumpai di sekolah dengan ramah beliau menyapa satu persatu kepada anak anak yang masuk melalui gerbang sekolah kulihat ivan dan yang lainnya baru saja turun dari mobil masing-masing dan bergegas sambil berlari lari kecil menghampiriku yang sedari tadi menunggu mereka."Tebak hayo ada yang bisa nebak gak hari ini kita pulang lebih awal atau sebaliknya bisa sampai sore"ucap ryan,"lihat saja nanti karena hari ini kegiatan ospek terakhir kita hanya di beri pembekalan oleh kakak kakak dari OSIS"ucap uli kepada teman temannya dan aku ga ingin ambil pusing dengan pendapat mereka semua yang aku pikirkan apa hari ini aku bisa bertemu dengan kak yesenia kembali atau tidak sama sekali seperti hari kemarin .

Ruang kelas 1A sudah di penuhi murid murid kakak kakak dari pembina OSIS sudah berada di kelas mataku mencari cari keberadaan kak yesenia yang sama sekali tidak kulihat di depan kelas masih sama dengan hari kemarin.Aku rapikan letak meja dan kursi sedikit lebih maju agar rapi sama dengan meja dan kursi teman yang lainnya,kak bima mulai berbicara di depan kelas menerangkan tentang pembekalan apa saja untuk siswa baru di mahardika internasional school.Pikiranku jauh lebih memikirkan kak yesenia dan aku coba menepis bayangannya di benakku yang sudah sedari kemarin menggangguku.' Fokus... fokus... yesa'aku berkata di dalam diriku sendiri sekuat tenaga ku kepalkan telapak tanganku untuk membantu menahan gejolak hatiku yang entah kenapa wajah dan senyuman itu selalu menggangguku.

Di hari terakhir ospek aku dan teman teman menikmati kegiatan yang berlangsung di kelas,kita bersenda gurau bersama bernyanyi bersama,bermain bersama senang sekali perkenalanku sebagai siswa baru di Mahardika Internasional School berlangsung dengan penuh canda tawa layaknya siswa siswi baru di sekolah lainnya yang berstatus sama denganku sebagai siswa siswi baru.Bell berbunyi menandakan istirahat jam makan siang di mulai aku keluarkan bekal yang sudah di siapkan mamaku di ikuti uli,ryan dan ivan kami makan berempat di meja yang sama ada kak arjuna dan kak bima yang ikut gabung makan siang bersama semeja dengan kami.Aku membuka obrolan dengan menanyakan keberadaan kak yesenia yang sudah dua hari tidak masuk mengajar ospek di kelasku ke kak arjuna dan kak bima,"kak arjuna apa boleh saya bertanya ke kakak yang tidak ada hubungannya dengan materi ospek"ucap yesaya bertanya ke kak arjuna yang terus menikmati suapan demi suapin salad sayur yang ia makan."Boleh mau tanya apa"ucap kak arjuna singkat kepadaku,"aku cuma mau bertanya soal kak yesenia kenapa sudah dua hari ini tidak masuk sekolah dan mengajar ospek di kelas kita,apa ada yang sakit ?dari yang aku dengar dari kak rika yang bertetangga dengan kak yesenia kalau mamanya sedang sakit keras,kalau boleh saya tahu sakit mama dari kak yesenia sakit apa ya kak maaf pertanyaanku panjang mungkin dengan bertanya ke kakak aku bisa menemukan jawaban yang sebenarnya" ucap yesaya.

Arjuna menarik napas panjang ia tahu kesulitan kehidupan dari sahabatnya "YESENIA MAYA KAYA" arjuna sudah tiga tahun berteman dan menjadi sahabat karib bagi yesenia tak sedikit yang ia tahu dari kehidupan sahabatnya itu namun apa mungkin dirinya harus menceritakan yang sebenarnya tentang kehidupan sahabatnya Yesenia Maya Kaya ke adik kelasnya yang baru ia kenal dan arjuna pun merasakan simpati terhadap adik kelasnya Yesaya Maha Karya,seketika hening suasana ruangan kelas hanya ada mereka ber enam sementara yang lain lebih memilih beristirahat di kantin sekolah.

Arjuna menghentikan makannya sejenak untuk memberi jawaban ke yesaya "kalau kamu tidak keberatan nanti jam pulang sekolah ikut saja dengan kami untuk menjenguk ibu yesenia yang sedang berbaring sakit"ucap kak arjuna,"aku tidak keberatan dan senang sekali menerima tawaran kak arjuna untuk menjenguk ibu kak yesenia yang sedang sakit"ucap yesaya."Permisi kak arjuna kak bima kalau boleh saya izin mau menelpon mama dan papa saya agar mereka tidak perlu sore nanti menjemput dan mencari saya karena kita semua berniat menjenguk ibu kak yesenia ke rumahnya"ucap yesaya dan akhirnya kak arjuna dan kak bima mempersilahkan kepadaku.

"Nanti kita bertiga juga mau ikut denganmu menjenguk kak yesenia yang ibundanya sedang berbaring sakit di rumahnya"ucap ivan menemuiku yang sambil memasukkan satu persatu alat tulis ke dalam ransel berwarna hitam

Ospek hari ketiga berakhir tiba saatnya kita pulang,bell sekolah berbunyi murid-murid kelas 1A berhamburan keluar kelas pulang kerumah masing masing.

Semua sudah berkumpul di lapangan sekolah,aku,uli,ryan dan ivan tinggal menunggu kak arjuna,kak bima,kak rika dan kak mutiara kebetulan kak bima membawa mobilnya dan kita berdelapan menuju rumah kak yesenia dengan menggunakan mobil kak bima.Sesampai tepat di depan rumah bercat biru muda dan pagar hitam mobil kak bima berhenti,di depan teras berdiri laki laki separo baya yang memiliki badan tegap namun berpakaian lusuh menyapa kedatangan kami.Assalamualaikum wr.wb...teriak kami bersamaan dengan ramah lelaki separo baya menjawab wa'alaikumsalam wr.wb sepertinya beliau sudah tak asing dengan wajah kak arjuna,kak bima kak rika dan kak mutiara  satu persatu semuanya menyalami tangan pria separo baya si pemilik rumah bercat biru muda itu lalu masuk kedalam rumah,tatapannya terhenti di saat aku,uli,ryan dan ivan ikut menyalaminya dan bertanya kepada kak arjuna dan kak bima "mereka siapa apa temannya yesenia?"ucap roman ayah dari yesenia. Kak bima memberikan jawaban ke pria separo baya tersebut "mereka semua adik kelas yesenia pak yang ingin sekali ikut menjenguk"ucap kak bima.Pria separo baya mengangguk anggukan kepala dan mempersilahkan kami semua masuk ke dalam ruangan yang tidak terlalu besar bercat warna krem muda lalu mempersilahkan kami semua duduk.

Roman memanggil yesenia putri kesayangannya itu,memberitahukan kepada putrinya kalau teman-temannya datang ingin menjenguk Siska yang tak lain ibunda tercinta dari yesenia yang sedang berbaring sakit lemah di rumah.

Yesenia keluar dari kamar siska dan menyapa teman dan adik kelasnya yang turut ikut untuk menjenguk ibundanya wajah cantik yesenia tak bisa di tutupi walau terlihat kelelahan karena harus bergantian dengan sang ayah menjaga ibunda tercinta yang sedang sakit."Maaf sudah terlalu lama membiarkan kalian menunggu ada apa nih kenapa kalian bisa berbarengan main ke rumah"ucap yesenia tersipu malu malu,wajahnya agak sedikit pucat tanpa polesan make-up sedikit pun yang tidak aku temukan di wajahnya,pakaiannya yang sederhana namun tetap terlihat cantik aku berikan sedikit buah tangan untuk ibunda kak yesenia yang tadi di jalan saat menuju ke rumahnya kita berhenti sebentar mampir ke minimarket yang letaknya tidak jauh dari sekolah."Sebelumnya aku ingin meminta maaf karena tidak bilang terlebih dahulu dan kami sudah membuatmu jadi tidak nyaman karena kehadiran kita berempat bertandang ke rumahmu mendadak"ucap yesaya."Kemarin aku mendapat informasi dari kakak kakak kalau ibundamu sedang sakit jadi kita putuskan untuk ikut datang menjenguk ibundamu ke rumah tanpa pemberitahuan terlebih dahulu"ucap yesaya.Yesenia menatapku dengan tatapan mata kuyu dan layu tersungging dari bibir mungilnya senyuman kecil namun berkesan buatku yang selama ini mengganggu pikiranku seraya mengucapkan terimakasih.

"Terimakasih yesaya aku senang atas kedatanganmu dan bersimpati ke mama yang sedang berbaring sakit kerumahku namun aku pikir ini terlalu cepat untuk menerima kedatangan dari kalian ke rumahku"ucap yesenia.

Yesenia pamit untuk kedapur ia membawa nampan berisikan minuman dan mempersilahkan kepada kami untuk di minum ayahnya membawa beberapa toples makanan kecil yang disuguhkan ke kami dan mempersilahkannya untuk kami makan,"silahkan di minum nak arjuna,bima,rika,mutiara juga adik kelas yesenia jangan malu-malu kalian pasti haus dari sekolah langsung kemari bapak tidak punya apa-apa selain teh manis yang bisa di suguhkan ke kalian"ucap roman sambil membukakan satu persatu toples plastik isi makanan kecil buat kami semua,terimakasih pak serentak kita menjawab dan mulai menyeruput teh hangat buatan yesenia kepada kami.Kak mutiara menanyakan bagaimana kabar kesehatan ibunda kak yesenia "apa sudah baikan apa sudah di bawa ke dokter?"ucap kak mutiara. "Sudah nak ibunda yesenia semalam sudah check up kembali dan Alhamdulillah sudah mendingan mungkin besok yesenia sudah bapak perbolehkan kembali masuk sekolah agar tidak tertinggal pelajaran karena sudah dua hari ini merawat ibundanya"ucap roman kepada mereka.

Roman mengizinkan mereka pulang dan semua berpamitan setelah menjenguk ibunda dari kak yesenia mengantarkan kami sampai depan pagar di ikuti yesenia yang turut mengantarkan kami sampai depan pintu mobil sebelum masuk aku berkata "semoga ibunda cepat sembuh dan pulih kembali agar yesenia bisa kembali ke sekolah"ucap yesaya,"pasti besok aku usahakan sudah bisa masuk kembali dan bertemu kalian semua,terimakasih atas kedatangan kalian ke rumahku"ucap yesenia dengan senang.

Di perjalanan hatiku sedikit senang karena akhirnya aku dapat menemui yesenia langsung di rumahnya walau tujuan utamanya menjenguk ibundanya yang sedang sakit entah kenapa jantungku terus berdegup kencang dan aku menikmati sepanjang perjalanan pulang sambil senyum senyum sendiri ivan mengagetkanku sambil berkata menggodaku "pasti senang banget yee khan tadi ketemu pujaan hati"ucap ivan "cieee...cieee...ngaku aja bro"ucap uli  "sudah ga jaman malu malu tar malah di serobot orang lho..ucap ryan dan akhirnya kamipun tertawa tergelak mendengar ledekan dari ke tiga temanku.

Next chapter