9 Sampai Di Sekolah

Gama yang naik motor menggunakan jasa ojek online yang di pesan oleh Rendra pun akhirnya sampai di sekolah. Setelah memberikan helm pada sang driver Gama pun membungkuk sedikit untuk memberikan terima kasih padanya. Gama pun berbalik dan melihat sebuah pagar besar SMA Martabat yang ada di hadapannya ini. Dia pun melihat di sebelah pagar besar itu ada pintu yang mirip seperti pagar itu namun di buat hanya untuk satu orang yang mengarah langsung di sebelah pos satpam sekolah ini.

Gama kecil pun merapatkan topi yang dia kenakan dan berjalan ke arah pintu itu dengan santai. Saat dia tau kalau pintu itu tidak di kunci, dia pun membuka pintunya dan masuk ke dalam. Dia melihat ke dalam pos satpam tapi tidak ada orang disana. Di lapangan sekolah saat itu sedang ada jam pelajaran olahraga, karna Gama tidak menemukan siapapun di dalam pos itu dan menurutnya kalau hanya diam disana melihat para murid yang ada di hadapannya sedang bermain bola voli pasti tidak akan membuah kan hasil apapun.

*Klek

Seorang pria bertubuh agak besar dan terlihat berotot yang mengenakan seragam satpam berwarna hitam membuka pintu ruang guru yang ada di lorong tengah lantai dua sekolah. Dia baru saja keluar dari sana karna ada seorang guru yang meminta tolong padanya. Saat dia ingin kembali ke posnya, dia berpapasan dengan seorang murid perempuan yang membawa beberapa buku di tangannya.

"Lohh neng Anna? sedang mengantar buku tugas yah?" sapa satpam itu ramah pada Anna.

Gadis berambut hitam panjang itu pun menoleh lalu tersenyum pada satpam itu.

"Oh pak Fikri, pagi... iya seperti biasa. Bapak sendiri tumben disini?" tanya Anna balik.

"Hahaha... iya non ini, tadi Bu Siti minta tolong membetulkan kursinya. Padahal tadi saya periksa tidak ada apa-apa. Yasudah, saya lanjut lagi yah" kata pak Fikri membungkuk sedikit.

"Hahaha... yaampun, iya pak semangat yah" ucap Anna sambil tersenyum dan dia pun lanjut masuk ke dalam.

Satpam yang berjalan menuju tangga untuk turun di tepian itu, dia melihat seorang anak kecil sedang berjalan di tengah lapangan menuju tangga lantai dua yang ada di sisi lain gedung ini. Dengan perasaan setengah bingung, dia pun mempercepat langkahnya untuk turun dan menghampiri anak itu.

Gama yang merasa seperti ada seseorang yang menghampirinya itu pun berhenti dan melihat dari kejauhan ada seseorang bertubuh besar berlari menghampirinya.

"huuhhh... huuhhh.. nak, kau.. sedang apa disni?" tanya pak Fikri kelelahan berlari menuruni tangga tadi.

Gama tidak menjawabnya, dia hanya diam memandangi satpam itu dengan datar.

"Kau tersesat? atau... kau berpisah dengan orang tuamu?" tanya satpam itu sambil berjongkok agar tinggi mereka tidak terlampau jauh.

"Gama mencari ruang guru" katanya datar.

"Ruang guru? ooh.. orangtua mu disana? mari bapak antar" ajak satpam itu ramah dan memberikan tangannya pada Gama. Gama pun sempat terdiam lalu mengangguk pelan dan memegang tangan pria besar di hadapannya itu.

Disaat mereka menaiki tangga, mereka berpapasan dengan Anna yang ingin pergi ke kantin di belakang sekolah.

"Loh Gama? kenapa kau ada disni?" tanya Anna heran, pak Fikri yang berada di sebelah Gama pun menyimpulkan kalau anak yang bersamanya ini tampaknya sedang mencari Anna.

"Ooh anak ini bersama neng Anna? hahaha saya bertemu dengannya tadi di tengah lapangan. Yasudah saya kembali lagi ya non" kata satpam itu pamit dan Anna pun tersenyum sambil mengangguk.

Setelah pak Fikri pergi, Anna pun menuruni beberapa anak tangga agar tingginya dengan Gama sedikit sejajar.

"Dia terlihat manis dengan jaket dan topinya" pikir Anna terus tersenyum dan menggoyang-goyangkan kepalanya.

"Hei, sedang apa kau disini? apa kau mau ikut aku ke kantin?" tanya Anna tersenyum sambil memberikan tangannya.

Gama yang bingung pun akhirnya mengangguk dan Anna menggandengnya turun ke bawah menuju kantin.

************

Ady yang sedang duduk di bangkunya sambil menulis sesuatu di dalam buku di hampiri oleh teman-temannya.

"Dy, sudah 15 menit, apa adikmu belum sampai juga?" tanya Resti.

"Benar juga, seharusnya sih sudah. Ren coba lihat HP mu dia sudah dimana?" tanya Ady yang melihat Rendra dan kembali memasukkan buku yang tadi dia pakai ke dalam tasnya.

Rendra yang terlihat malas tertelungkup di mejanya itu pun mengambil HP miliknya yang ada di saku seragamnya. Seketika itu juga matanya terbuka lebar karna dia melihat di aplikasi ojek online miliknya orderan miliknya sudah selesai beberapa menit lalu. Dia pun langsung bangkit dan dengan cepat menghampiri Ady.

"Gawat, dia sudah sampai dari tadi, dia pasti sedang tersesat sekarang!!" kata Rendra panik. Ady yang ikut terkejut pun segera berdiri dan berlari keluar kelas lalu melihat kalau satpam yang ada di bawah sedang menutup pintu kecil di sebelah gerbang sekolah.

Teman-temannya yang ada di dalam pun ikut keluar karna penasaran ada apa.

"Ada apa Dy? apa terjadi sesuatu?" tanya Resti.

"Dia sudah disini" kata Ady sambil berfikir mencoba mencari cara menemukan adiknya.

"Dengar, karna kita kelas yang... bebas dan semua guru juga sudah terlanjur membenci kita. Aku mau Nanda, Resti dan Riski ikut aku mencari Gama. Dia seorang anak laki-laki setinggi ini" kata Ady memperkirakan tinggi Gama dengan pinggangnya.

"Kenapa tidak kita semua saja?" tanya Rijal yang ada di belakang mengerutkan keningnya.

"Tidak bisa. Kalau semuanya pergi langkah kaki yang di timbulkan akan lebih kuat, guru-guru juga pasti akan menyadarinya dan yang ada akan malah menghambat hal ini, kalian paham kan" kata Ady menjelaskan dan mereka semua pun mengangguk setuju.

"Jadi, kemana kita akan mencarinya?" tanya Nanda melipat tangannya di dada.

"Cari di tempat yang kalian pikir kalau dia tidak mungkin disana. Oh satu lagi, wajahnya datar sekali jadi tidak berekspresi di tambah cobalah tanyakan sesuatu, kalau dia tidak menjawab dan terlihat tidak peduli, itu pasti adikku" tambah Ady. Riski, Nanda dan Resti pun mengangguk lalu mengikuti Ady yang mulai berlari pelan ke arah tangga di sudut lantai tiga.

"Tidak mungkin disana itu.. seperti apa sih? apa mungkin dia ke kantin sekolah yah? hahaha itu tidak mungkin" pikir Nanda tersenyum sambil berlari, namun tawanya terhenti karna dia baru saja berfikir kalau itu tidak mungkin dan akhirnya dia memutuskan untuk ke kantin secepatnya bersama Resti.

Orang yang bersembunyi di ruangan tepat sebelah tangga itu pun mendengar pembicaraan mereka.

"Bos lapor, sepertinya anak bernama Ady baru saja bilang kalau ada seseorang yang datang kesini" kata orang itu berbicara lewat HT.

"Biarkan saja, dan teruslah perhatikan" jawab seseorang dari sebrang sana.

*********

Anna dan Gama yang baru saja sampai di kantin pun langsung menghampiri warung jajanan. Selain snack, warung itu juga menyediakan minuman dingin di dalam Chiller minuman yang ada di dalam warung dengan pintu kaca.

"Halo bu.. maaf yah ganggu" sapa Anna ramah.

Oh neng Anna, seperti sama siapa saja. Neng sudah biasa kan ke kantin meskipun belum waktunya istirahat hahahaa..." kata ibu pemilik warung sambil tertawa, dan perhatiannya pun teralihkan ke Gama yang di gandeng oleh Anna di sebelahnya.

"Loh.. lucunya, siapa ini?" tanya ibu itu sambil mencubit pipi Gama dan Gama pun menutup sebelah matanya karna menahan sakit.

"Ini adiknya temanku, aku mengajaknya kesini karna ku pikir dia mau sesuatu. Nah Gama, apa ada yang kau ingin kan?" tanya Anna.

Gama yang ada di sebelahnya pun menengok melihat Anna lalu melihat ke arah minuman teh kesukaannya yang ada di dalam chiller. Anna yang melihat ke arah mana Gama melihat pun tersenyum mengerti.

"Bu tolong ambil teh itu dua, air mineral satu, sama kripik ini satu yah" pinta Anna, dan ibu itu pun mengambilkannya lalu memberikan teh itu ke Gama.

Gama pun dengan perlahan menerimanya dan terlihat betapa senangnya dia memegang minuman kesukaannya sekarang. Setelah Anna membayar, dia pun mengajak Gama untuk duduk di meja panjang yang berjejer di sepanjang kantin. Anna terus menerus tersenyum melihat Gama meminum minumannya dari botol itu secara perlahan dengan kedua tangannya di hadapannya sambil tersenyum.

"Apa itu enak?" tanya Anna pelan sambil tersenyum.

Gama pun tersentak lalu mempererat topinya untuk menutupi wajahnya karna malu lalu mengangguk pelan.

Nanda dan Resti yang sudah di ujung lorong menuju kantin pun melihat Anna sedang duduk dengan seseorang yang tampak seperti seorang anak kecil.

"Pasti itu!" pikir Nanda dan Resti.

Anna yang melihat Nanda dan Resti dari arah belakang Gama berlari ke arahnya itu pun di buat bingung.

"Nanda dan.. Resti kan? kenapa kalian berlarian? apa terjadi sesuatu?" tanya Anna heran.

"huuhhh... huuhhh.. halo Anna" sapa Resti dengan nafas yang masih terasa berat karna berlari tadi.

Nanda yang melihat seorang bocah sambil meminum sebuah teh dengan tenangnya itu pun langsung menghampirinya.

"Hei nak, kau adiknya Ady kan?" tanya Nanda, Gama pun menghentikan minumnya dan melihat Nanda dengan wajah biasa saja.

"Iya, dia memang adiknya Ady. Dari mana kalian tau?" tanya Anna heran.

Belum sempat Nanda menjawab, dari lorong satunya terlihat Ady sedang berlari mendekati mereka.

"Aah!! itu dia!!" kata Ady dari kejauhan.

"Kenapa ramai sekali sih, ini kan masih jam pelajaran, kenapa kalian berkeliaran?" kata Anna panik saat Ady datang.

"heeiii... kau juga sedang di luar kelas kan?" tanya Ady sambil mengerutkan keningnya.

"Itu karna memang setiap hari aku seperti ini" jawab Anna. Ady pun melihat adiknya sedang duduk di sebrang Anna dan dia langsung menghampirinya.

"Adik kecil, kenapa kau tidak memberi kabar kalau kau sudah sampai?" tanya Ady sambil berjongkok.

"Gama tidak tau cara pakai ini" kata Gama datar sambil menunjukan HP miliknya.

"Yang benar saja" pikir Nanda dan Resti.

"Ok, jadi aku.. tidak, ini temanku namanya Resti. Dia akan menceritakan detailnya, tapi lebih baik kita sambil berjalan saja menuju kelas ku" kata Ady berdiri dan memberikan tangannya. Gama pun melompat turun dan menggenggam tangan kakaknya sambil membawa teh di tangan satunya.

"Tunggu, aku ikut" kata Anna.

Ady, Nanda dan Resti yang berniat pergi pun berbalik melihat Anna.

"Tidak masalah kalau kau tak keberatan" jawab Ady simpel.

"Kau yakin tidak apa-apa mengajaknya?" tanya Nanda pada Ady.

Ady pun menoleh ke arah ketua kelasnya dengan kedua alis terangkat lalu tersenyum padanya.

"Tentu, kenapa tidak" katanya tenang.

Dengan senang hati Anna pun mengikuti mereka.

"Ini kesempatan bagus untuk melihat secara langsung kemampuan Gama, aah.. lucunya!!" pikir Anna senang sambil terus melihat Gama yang berjalan di gandeng Ady di depannya ini.

Ady yang berjalan bersama Gama tampak melirik ke arah Anna tanpa menoleh dengan wajah serius.

avataravatar
Next chapter