10 part 10

"eh lihat itu lampionnya" Seru Anna menunjukan jarinya

"kok udah terbang aja sih, kan masih 30 menit lagi" ucap Juna

"yaaa percobaan dulu kali jun" jawab Raka

"yaudah nanti aja kita turunnya, biar gak lama nunggu di sana, pas acara mulai pas juga kita di sana" perintah Juna

"yaudah ini habisin dulu makannya" Anna

aku mendudukkan tubuhku yang setengah berbaring melihat indahnya langit yang dihiasi satu lampion yang sudah mengambang dilangit..

"otw yuk" ajak Raka

"Dinda nanti selfienya pakai hp kamu yah, hp ku lowbat... Dinda...." seru Anna padaku

"ehh Dinda bobo? tumben banget dia bobo, syukurlah" ucapan Anna membuat yang lain pun ikut melihatku tidur

"yaudah biarin aja jangan dibangunin, kasian kali capek" Seru Raka

"tapi nanti ngelewatin acara intinya dong, kasihan udah jauh-jauh kesini masa pas acara inti gak lihat" Ketus Juna

"gak apa-apa Jun, gampang taun depan. ini kemajuan buat Dinda, soalnya dia tidur tanpa minum obat" Seru Al, dan semuanya pun menganggukkan kepalanya

"iya bener, aku juga baru liat Dinda tidur, kayanya nyenyak banget" Raka

"terus kalau gak dibangunin gimana kita liat acara lampionnya" rengek Anna

"kalian pergilah, biar aku jaga Dinda" Seru Al membuat yang lain kaget

"hhmmmm.... cieee yaudah bagus lah titip Dinda ya Al, jangan diapa-apain" perintah Anna

"kita turun dulu ya, kalau ada apa-apa telpon aja" ucap Juna

merekapun pergi meninggalkan aku dan Al berdua dimalam yang sepi ini.. hanya berdua

mungkin sekitar 2 jam aku tertidur, entah apa kegiatannya menungguku bangun selama itu.

"Al...." ucapku lirih

"ya nda.." tengok Al padaku

"aku ketiduran yah"

"iya, kamu tidur.. ngorok ngeces haha" godanya padaku

"mana yang lain?" tanyaku sambil mengucek mataku

"turun liat acara lampion, kamu mau nyusul? "

"gak ah, aku disini aja, lagian lampionnya keliatan bagus dari atas sini"

"yakin?"

"iya" jawabku

"yaudah kita disini aja" ucap Al

"kalau kamu mau turun, turun aja Al aku gak apa-apa kok" ucapku lirih

"kalau aku turun kamu sama siapa, kalau kamu kenapa-kenapa gimana?" pertanyaannya membuatku menjdi GR. kenapa juga dia harus khawatir padaku.

aku hanya mengganggukan kepalaku, dan memandang lampion indah di langit-langit.

"eh iya nih ponselmu, tadi Vicky telpon mungkin sekitar 3 kali. tapi gak aku angkat takutnya dia salah paham" ucapannya yang sambil menyodorkan ponsel membuatku kaget

"ohh iya makasih"

"kamu sekarang sama Vicky ya nda?" tanya Al

"hah gak" aku yang menjawab dengan nada setengah berteriak,

ahh kenpa juga aku harus panik

"aku ketemu dia pas acara reuni, trus dia minta nomor ponselku" ihhh kenapa juga aku harus menjelaskan dan membela diriku, dasar Dinda bodoh....

"oh...aku kira kamu CLBK sama Vicky haha" godanya padaku

"Al...." jawabku dengan memukul lengannya

"ciee cieee lagi ngapain hayooo" suara Anna mengagetkan kami

"apaan si na, udah acaranya? cepet amat" tanya Al

"cepet? hahaha kurang lama ya kita ninggalin kalian berduanya" goda Juna

"Juna....."ucapku malu

"hahaha, tau tuh Anna ribut aja balik. tadi ribut aja mau liat lampion, pas udah acara malah minta balik, gak jelas emang" ucap Juna kesal

"iyaaa soalnya kamu sibuk sama cewek-cewek jadi aku bete" Anna kesal

"cemburu ya na cieee?" goda Al

"wahhh iya, mantanku sayang apakah kau cemburu? haruskah aku berpoligami saja" goda Juna

"apaan sih stresss" ucap kesal Anna dengan memukul bahu Juna

"hei hei hei.... kalian ini gak ada berubahnya udah pada tua juga" sindir Al

"tau nih Juna nyebelin" Anna yang masih memukul punggung Juna

"www aww iya iya ampun ampun, maaf maaf, becanda kali na... tapi kalo kamu mau hayok hahaha" lirih Juna

"Juna..." Anna berteriak

"Raka mana?" tanyaku

"lagi VC sama istrinya" jawab Juna

"nih lampion buat kamu nda" Juna memberikan satu buah lampion padaku

"wah...cantiknya makasih juna" ucapku senang

"cantik sih, tapi harus dilepas ya nda"

"sayang yah, padahal bagus kalau buat nemenin tidur malam" ucapku

"justru itu filosofinya.. , kalau kamu simpan lampion itu buat nemenin tidur bisa-bisa tenda kamu terbakar, tapi kalau kamu lepas lampionnya ke atas otomatis langit yang gelap akan menjadi cerah nda, ya gitulah...terkadang kita harus melepas sesuatu yang berharga untuk menjadikan keadaan jadi lebih baik" jelas Juna

"widihh... anjay dalem banget ucapannya bang" ledek Al

"lah...iya yak, tapi kali ini beneran kok emang begitu filosofinya" jawab Juna

"gih na lepasin, sekalian ucap permohonan kamu, katanya sih bakal kekabul kalau terbangnya tinggi" ucap Juna

"kenapa tadi kamu gak bilang" Ucap Anna kesal

"lupa hahaha" jawab Juna

kini aku melepaskan lampionnya dan tak lupa membuat permohonan

"Aku ingin sembuh, aku ingin bahagia lagi seperti dulu" ucapku dalam hati dan melepaskan lampionnya melayang keudara

malampun kian larut, semua sahabatku sudah tertidur, dan seperti biasa aku menghabuskan malam-malam ku dengan memandangi langit malam dengan ditemani mp3ku.

pagipun datang dan saat setelah melihat sunrise kamipun bergegas untuk pulang.

"Anna kita tinggal yah" ucapku sambil mengelur bahunya

"iyah, kalian hati-hati ya, kabarin klau udah sampai"

"Jun jagain Anna, tapi kalo cowonya dateng lu balik, jangan ganggu mereka" perintah Raka

"siap bosss" tegas Juna sambil mengacungkan jempolnya

Raka berbeda mobil denganku dan Al karena tujuannya kejakarta, sedangkan aku sekarang akan melalui perjanan pulang dengan Al saja.. berduaan lagi, hufffttt aku gak pernah ngebayangin ini, atau tunggu dulu.. apakah ini sebuah konspirasi teman-teman ku.. kalau iya sungguhlah menyebalkan terjebak dengan mantan.

aku duduk bersebelahan dengannya, sangat dekat karena mobil kami penuh, ahh menyebalkan sekali situasi canggung ini.

"nda, satuan dong headsetnya" ucap Al

"tapi lagu-lagu nya india Al, nanti kamu gk suka"

"suka kok, sini" dia tiba-tiba mengambil headset di telingaku di sebelah kanan sehingga membuat tubuhnya berposisi seperti memeluk..

ahhh mukaku merah sekali jantungku, ya tuhan....

kami diam menikmati lagu mp3ku, dan ku tengok Al sudah tertidur, dan aku menikmati pemandangan di luar jendela..

4jam berlalu tapi masih saja belum sampai, mataku tiba-tiba berat, dan aku pun tidur

"Dinda.... Dindaa...." panggilannya membangunkan aku

"yaaa...." ucapku lirih

"dah hampir sampai nda"

"hmmmm...."

"Dinda...." aku kaget dan langsung membuka mataku saat ada tangan yang mengelus pipiku..

ternyata aku tidur di bahu Al.

ya tuhan.... malu.....

"oh eh hmmm.. sorry sorry" aku pun langsung bangkit dan berbicara dengan gugup

Al hanya tersenyum melihat kegugupanku, entah apa yang ada dipikirannya sekarang, kenapa juga aku harus tidur dan bersandar di bahunya, dasar bodoh...

5 menit kemudian kamipun sampai, dan saat sampai aku terkejut dengan kehadiran Vicky di sana, "sedang apa dia?" ucapku dalam hati

avataravatar
Next chapter