webnovel

Helena: Apa Aku Akan Selamat Kali Ini?

Helena menunjukkan wajah paling menyesal, yang bisa ia berikan pada Raja Aarez. Setelah sadar dari tidurnya yang terlalu nyenyak, menyangka kalau kegilaan yang ia alami adalah sebuah mimpi.

Seringai Helena terlalu lebar, dengan rambutnya yang sedikit berantakan karena ia belum beranjak dari tempat tidurnya. Posisi duduknya terlalu menegak, dan tingkah lakunya sangat konyol saat itu.

Berbeda dengan sang raja, yang terlihat lebih tenang meskipun tatapannya tetap menyeramkan bagi Helena. Louis menarik napas telalu dalam, membuat Helena yakin kalau dirinya berada dalam masalah besar.

"Ya… Yang Mulia Raja Louis. Aku… maafkan aku maksudku, tidak sadar kalau…" Helena terlihat gugup, ia tidak bisa merangkai perkataannya sendiri. Sehingga membuat Louis, semakin memicingkan matanya dengan segera.

"Aku beri kau waktu lima belas menit, untuk membersihkan dirimu. Para pelayan sudah menyiapkan pakaian untukmu, jadi bergegaslah." Perintah Louis, ia memotong perkataan Helena yang masih membuka mulutnya separuh saja.

Louis tidak perlu menunggu jawaban dari Helena, pria itu sudah dengan cepat membalikkan tubuhnya. Ada sebuah meja kerja panjang, yang berada pada sudut kamar. Dan Louis sudah disibukkan dengan menatap pada layar monitornya.

"Apa aku selamat kali ini?" gumam Helena sambil ia menurunkan kedua kakinya, berjalan dengan hati-hati dan ia melihat pakaian yang sudah disiapkan untukknya.

"Sudahlah Helena, cepat kau mandi dan ganti pakaian. Ingat jangan berbuat ulah lagi." Batin Helena yang bergegas menuju kamar mandi, yang berada didalam kamar tersebut.

Dengan pakaian baru yang sudah ada ditangannya, dan juga peralatan rias yang juga sudah tersedia didalam kamar mandi. Helena bahkan tidak bisa merasa tenang, ia mandi setenang mungkin tanpa ingin membuat keributan yang mungkin saja akan membuat amarah Raja Louis kembali meledak.

"Untung saja aku tidak melewatkan pelajara rias bersama dengan Harika." Ucap Helena yang menguncir asal rambutnya, tapi anehnya Helena justru terlihat manis dengan pita merah jambu yang ia sematkan pada rambut pirangnya yang panjangn.

Helena masih mengenakan dress berwarna putih, hari berkabung belum selesai. Setidaknya, kali ini dia diberikan model pakaian yang sedikit berbeda. Gaun yang panjang, dengan banyak helaian sutra yang tipis berada dibelakangnya.

Helena yang lebih cepat membersihkan dirinya, membuat Louis sedikit terkejut. Raja Aarez iru memiringkan wajahnya, karena tatapannya teralihkan dari layar monitor mengarah pada Helena yang sudah berdiri dihadapannya.

"Mmm…?" Louis mengerutkan keningnya, melihat riasan Helena yang tampa… biasa saja. Tapi permaisuri yang paling muda itu, justru terlihat berbeda.

Helena bertemu mata dengan sepasang mata Raja Aerez, entah karena gugup, takut, atau mungkin saja panik. Dengan cepat Helena sudah mengalihkan pandangannya, ia memutar-mutar kedua bola matanya dengan cara yang aneh.

"Apa yang sedang kau perhatikan?" tanya Louis yang ikut melihat keadaan di sekelilingnya.

"Mmm… tidak ada Yang Mulia. Apa anda sudah sarapan pagi?" tanya Helena yang segera saja mencari topik pembicaraan lainnya.

"Apa kau tidak melihat kearah sana, pelayan sudah menyiapkan makanan untuk kita berdua." Sepasang mata Louis mengarah pada meja yang berada tengah, yang di kelilingi oleh sofa panjang yang saling berhadapan.

"Ah… jadi kita makan dikamar Yang Mulia, apa itu sopan?" tanya Helena yang bingung, ia mencoba mengingat aturan kerajaan yang ia pelajari bersama dengan Harika.

"Sopan? Sekarang aku akan membalikkan pertanyaan itu padamu, apa kau tahu, Permaisuri Helena? Jika kau tidak boleh memaksa Raja Aarez agar bisa tidur bersamamu?" tanya Louis, dan ia sudah beranjak dari duduknya.

Glek…

Kembali Helena menelan salivanya sendiri, ketika langkah kaki sang raja terus saja mendekat kearahnya. "Harusnya aku tahu, tidak mungkin Raja Louis akan memaafkan kejadian semalam begitu saja." Batin Helena sambil ia menggenggam kedua tangannya sendiri, agar bisa menutupi rasa gelisahnya saat itu.

"Aku yakin kau pasti sudah tahu, Permaisuri." Louis terus saja mendekat, ia terhenti ketika jarak keduanya sangat dekat. "Akan ada hukuman, jika kau melakukan hal ini padaku."

Didalam hatinya Louis baru tersadar, kalau Helena sekilas mirip dengan Revania. Meskipun usinya masih sangat muda, tapi tingginya sudah menyamai dua permaisuri lainnya. Rambut pirangnya yang indah, mengingatkan kembali akan sosok Revania, dan disaat itu ada perasaan sesak yang membuat Louis menjadi tidak nyaman.

Helena terdiam, dia sedang memikirkan jawaban yang sebaiknya bisa ia berikan untuk sang Raja. "Jika aku mengatakan padanya, kalau bukan aku yang meletakkan obat itu. Apa dia akan percaya begitu saja? Bagaimana jika dia bertanya, siapa pelaku sebenarnya? Apa yang harus aku katakan? Dia akan tahu kalau aku berbohong." Batin Helena yang merasa bingung.

"Aku… aku…" Helena memutar otanya untuk berpikir keras.

Sedangkan Louis semakin mendekatkan wajahnya pada wajah Helena, ia mengamati Helena yang semakin terlihat gelisah. Siapa juga yang bisa berpikir dengan jernih, jika ada seorang Raja Aarez yang melihat dengan tatapan yang ingin menerkam mangsanya.

Disaat itu juga, ada suara ketukan pintu yang terdengar. Lalu disusul dengan suara penjaga, yang berucapa lantang dari balik pintu kamar.

"Masuklah." Jawab Louis, yang belum mengalihkan pandangannya dari wajah Helena.

"Hoho… Raja Aarez, apa kabarmu?" Seorang pria dengan balutan jas yang rapi, baru saja masuk dengan berucap lantang. Dari segi pandangnya terlihat kalau Louis, tampak sedang menggoda Helena. "Woohh… ini masih sangat pagi. Apa kau sudah tidak bisa menahan dirimu?" Ucapnya dengan seringai lebar.

Helena tidak tahu siapa pria yang tampak seumuran dengan Louis, tapi dia cukup gila karena terlalu berani bersikap seperti itu pada penguasa Raja Aarez.

"Kau mau mati ya?" ancam Louis, dan dia sudah menegakkan tubuhnya dengan kedua tangan yang menyilang tepat dihadapannya. Tapi anehnya pria itu tampak tidak peduli, dia justru menatap pada Helena yang terlihat kikuk.

"Selamat pagi, Permaisuri Helena. Apa tidurmu nyenyak semalam, apa serigala ini berbuat nakal pada anda. Wah… aku tidak menyangka ternyata rumor itu benar. Kau terlihat masih sangat muda sekali." Puji pria itu dengan tatapan berbinar-binar, melihat Helena untuk pertama kalinya.

Louis segera melangkah kearah depan, menghadang pria yang sepertinya ingin mendekati Helena. "Andrian! Kalau kau berani mendekat saja, aku bisa menyuruh seseorang untuk memenggal kepalamu," ujar Louis yang kembali memberikan ancaman.

"Hahaha…" tawa pria itu segera lepas, dan ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Aku tidak menyangka kalau Revania tidak salah memilihkan pasangan untukmu, lihat saja bagaimana cara kau ingin melindunginya."

Andrian mendekati telinga Louis, sambil ia membisikkan sesuatu yang hanya bisa didengar oleh sang raja. "Melihatnya, membuatku ingat akan Revania muda. Mereka berdua tampak mirip, apa kau tahu itu Louis?" Ucapnya dengan seringai licik.

Next chapter