11 Teman

"Cinta, lu dimana?" suara Filda terdengar sangat lega saat mendengar panggilannya akhirnya dijawab oleh Cinta.

"Emm, maaf ya.. Jadi, ada sesuatu tiba-tiba..," Cinta bingung sendiri bagaimana menjelaskannya. Dia melirik ke arah gaun biru pinjaman Filda. Bercak merah masih terlihat jelas disana.

"Lu enggak apa-apa?" tanya Filda lagi. Suara Cinta terdengar seperti kebingungan.

"Enggak, gue enggak apa-apa, jadi.. Emm.. Ada urusan mendadak Fil, gue kepaksa pulang, maaf sekali.." jawab Cinta, dia tidak sanggup berbohong pada Filda.

"Oke, urusan apakah itu?" tanya Filda, dia justru jadi penasaran.

"Gue jelasin nanti boleh Fil? Gue harus pergi dulu sekarang, nanti gue ceritain ya" pamit Cinta, dengan cepat langsung menutup ponselnya.

Pikiran Cinta kembali pada kejadian tadi, video itu, apa Jovan akan menepati perkataannya, video itu tidak akan tersebar. Walaupun dia sama sekali tidak melakukan apapun, tapi bila video itu tersebar, pasti banyak yang akan mengira mereka sedang berbuat hal-hal yang senonoh, apalagi tempat kejadiannya mendukung sekali. Cinta hanya memikirkan masalah beasiswanya. Dia khawatir beasiswanya akan dicabut karena masalah ini. Kuliahnya hanya tinggal 1 tahun lagi, dia sedang mencoba untuk menyelesaikan tugas akhirnya. Kalau beasiswa itu dicabut, akan sulit bagi Cinta untuk menyelesaikan kuliahnya. Tiga tahun usahanya akan sia-sia.

Kali ini Cinta mengalihkan pandangannya ke arah lain, menatap gaun biru Filda. Entah bagaimana Cinta bisa mengganti baju ini, dia juga masih bingung bagaimana harus memperbaiki baju ini. Gaji Cinta dari dua pekerjaan paruh waktunya rasanya masih belum bisa membayar untuk kerusakan gaun ini, apalagi membeli gaun yang baru, batin gadis itu. Cinta membawa baju itu ke kamar mandi, mencoba mencucinya dengan hati-hati, semoga gaun itu tidak rusak, Cinta berdoa dalam hati. Setelah mencoba berbagai cara, tapi noda itu tidak bisa hilang juga.

"Sepertinya harus dibawa ke laundry" ucap Cinta dengan sedih.

Hari masih pagi, tapi Filda sudah berada di depan rumah kos Cinta. Saking penasarannya Filda pagi ini langsung pergi kesini, dia butuh mendengar langsung alasan Cinta.

"Halo?" sapa Cinta. Dia sedang bersiap-siap untuk pergi ke kampus, tapi Filda menelpon dirinya.

"Cin, bukain pintu dong, gue di depan rumah kos elu nih" jawab Filda. Jantung Cinta nyaris melompat keluar dari dadanya, dia panik setengah mati. Gaun Filda masih belum selesai dia bersihkan, niatnya Cinta akan membawa gaun itu ke tempat laundry didekat kampusnya, tapi Filda malah datang ke tempat kosnya. Cinta terpaksa harus mengaku saja kalau begini, pikir Cinta. Dia pergi menuju pintu depan kosnya.

"Hai Fil" sapa Cinta, wajahnya terlihat bingung dan takut. Filda adalah satu dari segelintir orang yang paling baik padanya di kampus. Merusak gaun Filda, walau hal itu bukan kesalahan Cinta, tetap saja, Cinta khawatir Filda akan berubah sikapnya pada Cinta. Gadis itu juga sadar, selama ini dia jarang bersikap baik pada Filda, kemarin saja dia malah bersikap materialistis dengan meminta bayaran pada Filda.

"Lu kenapa?" tanya Filda, meneliti wajah Cinta pagi ini.

"Enggak apa-apa. Kenapa kok pagi-pagi langsung kesini?" tanya Cinta, mengalihkan pertanyaan.

"Gue boleh masuk dulu?" tanya Filda.

"Oh, iya, yuk masuk" ajak Cinta, membukakan pintu untuk Filda.

"Gue boleh masuk kan?" tanya Filda.

"Ya, tentu aja, ayo." ajak Cinta. Mereka berdua masuk ke dalam kos Cinta yang kecil itu.

"Duduk sini aja Fil, maaf ya, sempit." ucap Cinta. Filda baru kali ini datang ke kos Cinta.

"Yaelah, enggak apa-apa kali, lu kenapa sih?" tanya Filda langsung.

"Oh, mengenai semalam.." Cinta berhenti sebentar, berpikir keras bagaimana cara mengungkapkan pada Filda.

"Kenapa?" tanya Filda lagi, mulai tidak sabar.

"Gaun elu.. Emm, jadi ceritanya gini, gaun yang kemarin... Ada yang enggak sengaja tumpahin minuman ke gaun elu Fil. Gue enggak berani buat bilang sama elu malam itu, jadi gue pulang" cerita Cinta, menunjukkan wajah menyesal. Dia bukan hanya menyesal karena telah merusak gaun Filda semalam, tapi Cinta merasa menyesal karena dia sedikit membohongi Filda. Walau sedikit, tetap saja berbohong, batin Cinta dalam hati. Dia berdiri dan berjalan menuju kamar mandi kamar kos nya dan mengambil gaun Filda.

"Ini Fil, gue benar-benar minta maaf, gue janji, gaun ini akan gue ganti, berapa pun harganya, akan gue ganti." janji Cinta.

"Mengenai janji bayaran semalam, tidak usah saja Fil, gue enggak mau minta apapun lagi," lanjut Cinta lagi. Dia menggigit sudut bibirnya. Mungkin hari ini adalah hari terakhir Filda akan menganggapnya sebagai teman.

Filda melihat gaun biru itu. Banyak noda cukup besar di bagian dada dan perut. Beberapa noda terlihat memudar, sepertinya Cinta sudah berusaha untuk mencuci gaun itu. Tapi tetap saja gagal.

"Gue rencananya mau bawa ini ke laundry di deket kampus, ada laundry disana, gue pernah lihat ada yang laundry gaun disana, mungkin bisa hilang nodanya, tapi tetap gue akan ganti gaun ini Fil," ucap Cinta lagi. Dia sedikit takut karena Filda hanya diam sambil memandangi gaun yang masih dihiasi dengan noda merah disana-sini.

"Jadi karena ini lu pergi gitu aja semalam?" tanya Filda. Cinta mengangguk sambil menunduk dengan sedikit takut.

"Kenapa lu enggak bilang aja Cin?" tanya Filda lagi.

"Gue... Takut elu marah" jawab Cinta, memasang wajah memelas. Filda tersenyum, dia awalnya merasa khawatir tapi juga sedikit kesal karena ditinggal Cinta sendirian, tapi setelah tahu alasannya karena masalah gaun, gadis itu malah menjadi kasihan.

"Elu enggak marah?" tanya Cinta, bingung karena melihat Filda yang justru tersenyum manis padanya.

"Buat apa, cuman gaun" jawab Filda santai. Cinta melebarkan kedua matanya dan menajamkan telinganya. Dia takut salah dengar.

"Jadi, elu beneran enggak marah?" tanya Cinta, menatap Filda sedikit tidak percaya.

"Gue enggak mau kehilangan temen hanya karena gaun lama yang bahkan udah lama enggak gue pakai lagi, mana mungkin gue marah" jelas Filda masih tersenyum.

"Makasih banyak Fil. Tapi bener, gue bakal ganti gaun itu dengan gaun lain yang sejuta kali lebih bagus." janji Cinta lagi. Filda tertawa senang melihat perubahan wajah Cinta.

"Udah, tenang aja. Yuk berangkat ke kampus," ajak Filda.

_________________

avataravatar
Next chapter