9 Ingat Pesan Mama (3)

Frida mulai mengenalkan Cinta, ini memang pertama kali dia bersama orang lain di konten video make up nya.

"Say Hi Kak Cinta" perintah Frida pada Cinta, di depan Filda sudah memberi kode kepada Cinta melalui ekspresi wajahnya dari balik kamera perekam, meminta temannya itu tersenyum sesuai permintaan adiknya. Cinta pun terpaksa tersenyum sambil melambaikan tangannya.

Setelah itu Frida mulai memoles wajah Cinta satu per satu dengan berbagai macam produk yang sudah tersusun rapi di hadapan Cinta. Frida menceritakan satu per satu apa yang dia lakukan. Cinta menatap cermin dengan serius perubahan wajahnya di cermin. Sedikit demi sedikit, tapi pasti wajahnya berubah sampai Frida sudah hampir selesai memoles wajah Cinta.

"Nah, selesai" ucap Frida.

"Glam look ala Frida" lanjut Frida lagi. Cinta tersenyum senang, dia sendiri cukup terkejut melihat pantulan yang ada di cermin, bayangan wajahnya jauh berbeda dengan wajahnya sehari-hari.

Filda mematikan kamera perekam, lalu kembali lagi merekam wajah Cinta dari berbagai posisi, meminta Cinta untuk bergaya. Frida juga ikut membantu mengarahkan. Cinta terpaksa menurut, dalam hati dia berpikir, rasanya dia hanya dibayar untuk menemani Filda ke pesta ulang tahun Revita nanti malam, mengapa sekarang pekerjaannya bertambah lagi, batin Cinta dalam hati. Tapi mengingat perubahan wajahnya saat ini, Cinta mengurungkan niatnya untuk protes pada Filda.

"Oke, udah cakep banget, sekarang giliran aku dandanin Kak Filda dulu" ucap Frida setelah mereka selesai mengambil gambar dan foto Cinta.

"Gue ampe pangling Cin, kamu beneran keren dek!" puji Filda sambil mengacungkan kedua jempolnya. Yang dipuji langsung tersenyum lebar. Cinta berjalan pelan menuju cermin, meneliti wajahnya. Seperti yang dikatakan Filda, tampilannya memang berubah 180 derajat. Tangan ajaib Frida sudah berhasil menyulap tampilan Cinta yang biasa saja menjadi gadis cantik. Apalagi dengan gaun yang dia kenakan saat ini, menambah tampilan Cinta. Mungkin bila Cinta berdandan seperti ini saat pulang ke rumah, Ibunya rasanya tidak akan mengenali putrinya itu, batin Cinta dalam hati.

"Pangling kan lu?" tanya Filda. Cinta mengangguk mengiyakan.

"Keren banget!" puji Cinta. Filda yang sedang sibuk menghiasi wajah kakaknya semakin lebar senyumnya, rasanya sebentar lagi pipinya terasa nyeri saking lebarnya senyumannya. Cinta memuji dirinya dengan tulus sekali.

"Anyway, nanti ada bayaran ekstra dari Frida kalau viewer nya banyak, jadi lu tenang aja, tetap dapat extra cash!" lanjut Filda lagi, yang langsung diamini oleh Frida.

Mata Cinta tambah berbinar-binar, pikirannya dipenuhi dengan taksiran angka yang akan dia dapatkan nanti. Rasanya hari ini adalah hari kemujurannya. Sudah mendapat rezeki dibayarkan kos selama satu bulan, makan siang dua minggu, sekarang dia bahkan bisa mendapatkan uang ekstra karena sudah menjadi bintang tamu video make up Frida, kurang mujur apa lagi, batin Cinta senang. Filda menahan tawanya, dia yakin temannya itu pasti bahagia sekali mendengarnya.

"Oke, udah ready semua" sahut Frida lagi setelah selesai.

"Rambutnya diapain?" tanya Filda. Dia mematut dirinya di cermin, memuji hasil kerja adiknya yang sangat memuaskan. Tidak heran adiknya itu salah satu beauty vlogger yang cukup mendapat perhatian lebih saat ini, hasil make up nya memang fantastis. Di sudut lain, Cinta hampir tidak berkedip menatap wajah Filda. Wanita, yang memang awalnya memang sudah cantik itu, bukan Filda mahasiswi arsitek lagi sekarang. Kalau dia mengaku seorang artis, sepertinya Cinta akan percaya.

"Cantik banget.." puji Cinta. Frida mengangguk senang, sementara Filda tersenyum malu karena dipuji terus menerus.

"Sini, aku style dulu rambutnya" ucap Frida, meminta Cinta untuk kembali duduk.

"Kita harus shoot penampilan terakhir, yang tadi belum cukup maksimal karena rambutnya belum ditata" jelas Frida lagi. Cinta manut saja. Pikirannya sibuk menghitung jumlah penghasilannya nanti.

"Sip, udah ready. aku foto sebentar, lalu kita shoot buat closing videonya ya" jelas Frida lagi. Filda sibuk memotret wajah Cinta, disampingnya Frida juga sibuk mengarahkan Cinta. Mereka saling bekerja sama dengan kompak.

"Yuk, kita berangkat Cin" ajak Filda setelah membantu adiknya merapikan semua alat yang mereka gunakan untuk merekam.

"Nanti lu nginep aja ya di rumah gue, hari ini gue cuman sendirian, Frida kalau udah siapin konten suka susah diganggu, pasti didalam kamar terus, bokap sama nyokap lagi di luar negeri, baru balik minggu depan" ucap Filda, wajahnya terlihat memohon. Hari ini Cinta sudah terlalu banyak menerima kebaikan hati Filda, mana tega dia menolak permintaan Filda itu.

"Iya, gue nginep" jawab Cinta, terpaksa mengiyakan.

Filda membawa mobilnya menuju tempat ulang tahun Revita. Cinta sedikit merasa khawatir, ini pertama kalinya dia mendatangi tempat seperti ini. Cinta tidak pernah pergi ke tempat lain, selain mall, itu juga kalau dia sedang merasa penat atau sedang mencari inspirasi untuk tugas kampusnya, selebihnya, Cinta lebih senang di kamar kosnya.

Tempat ulang tahun Revita itu bernama Heaven on Earth, Cinta tidak mengerti apa sebutan untuk tempat itu, bar, diskotek atau entah apalah, yang pasti pertama Cinta turun dari mobil Filda, dia sudah merasa tidak nyaman. Hingar bingar musik sudah terdengar sejak Cinta bahkan belum masuk kedalam tempat itu. Cinta melihat ke sekelilingnya, semuanya memakai pakaian yang kekurangan bahan dan memamerkan lekukan tubuh mereka.

"Ayo," ajak Filda, menggandeng lengan Cinta.

"Fil, beneran enggak apa-apa?" tanya Cinta, ragu, ada perasaan takut dan pikiran buruk melintas dipikirannya. Dia kembali teringat pesan ibunya sebelum berangkat ke kota.

"Enggak, yuk ah, lu jangan jauh-jauh dari gue ya" Filda memperingati Cinta. Dia tahu kalau Cinta sangat polos.

Mereka masuk ke dalam, suara musik makin terdengar kencang, belum apa-apa Cinta sudah merasa kepalanya sedikit nyeri akibat dentuman musik. Filda menyapukan pandangan kesana kemari, mencari Revita. Setelah menemukan beberapa teman kampusnya, Filda menarik tangan Cinta untuk menuju ke sudut tempat Revita dan rekan lainnya sudah berkumpul.

"Fil, gue kebelet pipis" ucap Cinta dengan ekspresi lucu, dia tiba-tiba ingin ke kamar mandi.

"Duh, kita sapa bentar si Vita Cin" ucap Filda.

"Lu duluan deh, nanti gue kesana" usul Cinta.

"Beneran enggak apa sendirian?" tanya Filda, sedikit khawatir meninggalkan Cinta sendirian.

"Eits, gue kan bukan anak kecil Fil" canda Cinta, padahal sebenarnya dia sedikit ngeri juga harus pergi sendirian saat ini. Tapi Cinta tidak enak hati karena terus menerus merepotkan Filda seharian, apalagi temannya itu terlihat bersemangat sekali ingin lekas menyapa Revita. Gadis itu berjalan dengan pelan, menembus kerumunan orang yang sedang berkerumun, ada yang berjoget ria mengikuti alunan musik, tidak jarang tubuhnya terdorong atau menabrak orang lain disana. Cinta tidak habis pikir ide siapa yang membuat Revita membuat pesta ulang tahun di tempat seperti ini, sama sekali tidak nyaman, pikir Cinta, sedikit kesal.

Cinta berjalan lagi, dia masih belum menemukan kamar mandi yang dia cari. Cinta menoleh ke kanan, lalu membalikkan badannya, pada saat yang bersamaan, dia menabrak seorang lelaki yang memegang gelas berisi minuman berwarna merah ditangannya, minuman itu sukses membasahi gaun pinjaman Filda pada bagian dada dan perut bagian depan. Cinta hanya bisa membelalakkan kedua matanya dengan mulut terbuka lebar. Gaun ini bukankah gaun mahal, rasanya walau Cinta harus mengerjakan tiga sampai empat kerja paruh waktu pun tidak akan sanggup membeli gaun seperti ini, batin Cinta, dia bingung.

"Maaf, saya enggak lihat kamu, saya bantu bersihkan" ucap lelaki yang menumpahkan minuman itu. Dia mengambil sapu tangan dan menjulurkan tangannya ke arah gaun Cinta.

"Ah, tidak perlu, saya akan bersihkan di kamar mandi" ucap Cinta mundur satu langkah, dia takut melihat tangan lelaki itu akan memegang tubuhnya. Lagipula Cinta juga khawatir gaun itu akan bertambah rusak.

"Oh, oke" balas lelaki itu, spontan menarik tangannya, dia melihat perubahan wajah Cinta yang terlihat ketakutan.

"Kamar mandinya disana, pakai ini saja" lanjut lelaki itu, menunjukkan ke arah sebelah kanan Cinta, dia menyerahkan sapu tangannya.

"Makasih" balas Cinta, mengambil sapu tangan dengan cepat, menunduk dan segera berlalu. Dia masuk ke dalam kamar mandi, ruangan itu kosong, Cinta langsung menuju tempat cuci tangan untuk mulai membersihkan gaunnya. Baru sekitar 30 detik, tiba-tiba Cinta mendengar suara lelaki dari arah pintu masuk, dia kebingungan, bagaimana bisa ada lelaki di kamar mandi perempuan, apa kalau di bar bebas keluar masuk kamar mandi manapun, pikir Cinta.

Gadis itu sudah bersiap-siap akan mengusir lelaki yang akan masuk itu, tapi suaranya tercekat saat melihat deretan urinoar khusus pria di arah berlawanan tempat dia berdiri. Cinta merasa bodoh, bagaimana bisa dia tidak menyadari kalau dia saat ini sedang berada di kamar mandi laki-laki. Tanpa menunggu para lelaki itu masuk, Cinta dengan langkah cepat masuk ke dalam bilik kamar mandi dan mengunci dirinya disana. Dia menunggu beberapa saat sampai suara itu hilang.

Setelah suara tadi menghilang, Cinta berusaha memastikan dengan menjinjit untuk melihat apakah kamar mandi itu benar-benar kosong. Walau dentuman musik lebih pelan terdengar di kamar mandi ini, tapi tetap saja sulit mendengar dengan jelas. Cinta berusaha menjinjit lebih tinggi lagi. Tubuhnya yang pendek, hanya sekitar 155 cm, tentu tidak bisa mencapai bagian atas dari dinding bilik kamar mandi itu, dia nyaris terjatuh dan bahunya membentur dinding cukup keras. Cinta menggigit bibirnya agar tidak bersuara, dia merengek sedikit karena bahunya terasa berdenyut.

"Sepertinya udah enggak ada orang" bisik Cinta sepelan mungkin. Dia perlahan membuka kunci kamar mandi dan menarik pintu untuk keluar. Betapa terkejutnya Cinta saat melihat seorang pria bertubuh tinggi sudah berada tepat di depan pintu bilik kamar mandinya.

"Kamu enggap apa-apa?" tanya lelaki itu, tangannya menjulur ke arah gaun Cinta, membuat gadis itu panik dan langsung mendorong tubuh lelaki dihadapannya agar menjauhi dirinya. Sungguh sial nasib Cinta, dorongannya membuat tubuh si lelaki menjadi tidak stabil dan lelaki itu menarik lengan kiri dan sebagian gaun Cinta. Gadis itu berusaha melepaskan dirinya dari cengkraman lelaki itu, tapi sia-sia karena tenaga Cinta tidak cukup, tubuhnya ikut tertarik dan Cinta terjatuh.

Cinta memejamkan matanya, dia sudah membayangkan nyerinya terhempas ke lantai pada bagian wajah. Dia bahkan sudah berpikir mungkin hidungnya akan terluka atau bibirnya akan bengkak. Cinta mengerutkan keningnya, dia justru merasa keningnya menyentuh sesuatu yang keras tapi tidak menyakitkan. Cinta menaikkan kepalanya, dia baru menyadari tubuhnya saat ini berada tepat di atas tubuh lelaki tadi. Cinta dan lelaki itu saling berpandangan, segera Cinta mengalihkan pandangannya ke arah bawah, dia terkejut saat melihat gaunnya sudah melorot, nyaris memperlihatkan setengah bagian dadanya. Cinta bergerak untuk menarik kembali gaunnya, tapi gerakannya spontan terhenti saat dia mendengar suara-suara ribut dari arah pintu masuk kamar mandi. Beberapa pria muda masuk dengan cepat membuat Cinta bertambah panik dan pikiran Cinta tiba-tiba kosong saat melihat seseorang dari mereka merekam mereka dengan ponselnya.

Dalam otak Cinta hanya ada satu yang terlintas, lagu favorit ibunya dimasa lalu, lagu itu menurut ibunya sangat terkenal dimasanya. Lagu yang selalu ibu nyanyikan dengan suara sumbangnya bila Cinta dan dua saudaranya meminta maaf karena melakukan kesalahan yang sebelumnya sudah diingatkan ibu. Detik itu juga Cinta menyesali keputusannya mengikuti Filda hari ini, kalau saja dia ingat pesan ibunya, kejadiannya akan berbeda.

_________

Hai, up terakhir hari ini

akhirnya ceritanya kembali masuk peringkat, karena kesalahan diri sendiri

maksud hati buat emoticon smile, ternyata enggak dibolehin dan auto di blok sama sistem wn

terimakasih banyak dukungannya

happy reading

avataravatar
Next chapter