Ponsel Lano berdering dengan nyaring, mata Lano sudah sayup-sayup mengantuk seperti ayam. Keliling kota Jakarta mencari Mensa membuat Lano lelah.
"Lano, hp kamu berisik, angkat dulu teleponnya," omel Galena.
Lano berdecak kesal. "Biarin aja napa," balasnya tak minat mengangkat panggilan tersebut.
Galena menghela napas, kemudian meraih benda pipih berwarna silver di atas nakas. "Telepon dari 'Kendall Cantik' yakin gak mau di angkat?" tannya Galena dengan volume tinggi.
Mendengar nama 'Kendall Cantik' disebutkan oleh Galena, sontak Lano langsung loncat dari kasur dan berlari menghampiri Galena secara terpogoh-pogoh, mengabaikan rasa sakit di kaki karena kebentur sudut meja.
"INI MENSA YANG TELEPON!" Lano sumringah. Tanpa membuang waktu lagi, Lano segera mengangkat panggilan tersebut.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com