webnovel

Dia.....

" Ok deh mbak Mely, pas jam makan siang kita bertemu, bye mbak Mely"..

" Mau ketemuan dimana Kinan" tanya mbak Sri

" Kita janjian di cafe dekat kantornya mbak Mely mb Sri, nanti pas jam istirahat, mbak gak apa apa kan aku tinggal? aku juga akan mengajak Al, mbak Mely kangen katanya"

" Ya gak apa apalah Kinan, baguslah Al ikut juga, kasihan dia gak pernah kemana mana"..

" Terima kasih ya mbakku.." aku memeluk mbak sri, perempuan yang baik hati yang selalu siap membantuku..

Mbak Sri adalah tetanggaku, dan dia juga ikut membantuku mengurus kios kecilku..

Dia sudah kuanggap seperti kakakku sendiri

Dia seorang janda tanpa anak, setelah suaminya meninggal, mbak sri tidak ingin menikah lagi...

" Ok deh mbakku, aku siap siap dulu ya"

" Sana dandan yang cantik, siapa tahu ketemu jodoh disana"..

Aku terkekeh mendengarnya..

" Mana ada yang melirik perempuan gendut seperti aku mbak"..

" Selalu gitu aja jawabannya, kamu itu cantik Kinan sayang..dan tidak gendut tapi seksi lo"..

Sebenarnya Kinan cantik, cantik alami karena dia tidak pernah berdandan..

Tapi memang dia kurang percaya diri karena tubuhnya yang sedikit berisi..

Karena perjalanan hidupnya, mengurus Alvino, terkadang dia lupa dengan dirinya sendiri..Umurnya sudah cukup untuk berumah tangga.

Sampai saat ini, di umurnya yang sudah mendekati 27 tahun, dia belum pernah memikirkan seorang pria..

Sebenarnya banyak pria yang tertarik padanya, namun Kinan seakan menutup diri..

Jam sudah menjukkan angka 11, Kinan dan Al siap siap berangkat..

" Mbak Sri Kinan dan Al berangkat dulu ya"..

" Ya Kinan, hati hati di jalan dan Al jangan nakal ya, jangan jauh jauh dari bunda"..

" Pasti bu Sri, Al akan jagain bundaku yang cantik ini, aku kan anak laki laki hebat" kata Al sok dewasa..

Aku dan mbak Sri tertawa dengan tingkah bocah ganteng ini..

Perjalanan ditempuh sekitar 30 menit, dengan naik angkot..

Kinanti sengaja datang lebih awal..

Baginya lebih baik menunggu daripada di tunggu..

Alvino sangat antusias mau bertemu mbak Mely...

Mbak Mely sangat menyayangi Alvino, dia sudah menikah selama 5 tahun, tapi belum dikaruniai anak..

Mbak Mely adalah atasanku dulu, beliau tahu bagaimana kehidupanku, dan sangat membantu mengembangkan usahaku.

Banyak pelangganku karena rekomendasi dari mbak Mely..

Pas jam 12 siang mbak Mely menghampiri kami..

" Al sayanggg....tante kangen" teriaknya heboh dan memeluk Al erat..mencium pipi gembul Al yang menggemaskan..

" Ih tante..jangan cium cium, Al malu...Al kan sudah besar" kata Al sambil cemberut...

Aku dan mbak Mely tertawa melihat raut wajah Al..

" Ya deh..tante minta maaf, habis Al menggemaskan sih..kl gitu tos aja deh"..

Mbak Mely mengangkat tangannya yang di sambut semangat oleh Al..

Aku hanya tersenyum melihat mereka, Al memang menggemaskan, putraku sangat tampan, mungkit ayah biologisnya tampan..namun mata dan senyumnya sangat mirip dengan Kinanti..

Maklumlah Kinanti sangat mirip dengan adiknya, dulu kadang mereka di sangka kembar...

Dan sekarang banyak orang yang mengira Al anak kandung dari Kinanti karena mata dan senyumannya..

" Kamu apa kabar Nan?"..mbak Mely memelukku..

" Syukurlah mbak, aku baik dan sehat, gimana di kantor mbak?"

" Ya beginilah Nan, makin sibuk aja, apalagi dengan adanya bos kita yang baru"

" Memang kenapa mbak? Siapa bos barunya?"

" Itu lo, putranya pak Hendra, yang baru balik ke Indonesia, dia yang menggantikan pak Hendra"

" Oh.." aku berguman

" Tahu gak Nan, dia itu dingin, perfeksionis orangnya untung tampan..hehe"

" Ih mbak Mely masih aja jelalatan, awas masnya tahu lo"..

" ya gaklah Nan, mbak masih setia kok aama mas Iwan..tetap yang terbaik"..

Pesanan kami datang, dan selama makan susana hening sejenak, hanya denting sendok beradu piring yang terdengar..

Aku sekali kali mengusap bibir Al yang belepotan es krim..

Al sangat menikmati es krimnya..

Setelah selesai menikmati makan siangnya..akhirnya aku membicarakan order dari mbak Mely..

" Jadi gini ya Nan, Bu Hendra akan ada acara syukuran atas kepulangan putranya ini, dan rencananya akan mengundang anak anak yatim"

" Oh ini pesanannya Bu Hendra mbak? Apa aku bisa memuaskan selera beliau mbak?" tanyaku ragu..

" Pastilah bisa Nan..Bu Hendra sudah pernah mencicipi kue buatanmu, pas aku bawa kuemu dan Bu Hendra sempat mampir ke kantor"

" Dan biar kamu tahu ya Nan, beliau itu pencinta kue tradisional, katanya sangat jarang sekarang ada kue tradisional seenak kue buatanmu"..kata mbak Mely menjelaskan detail. ..

Aku mengangguk dan mencatat kue pesanan Bu Hendra..

" Oh ya Nan, apa Al masih suka menanyakan tentang ayahnya?"

" Sekarang sudah jarang mbak, dan sepertinya Al sudah semakin mengerti tentang keadaan kami, aku memberi pengertian dengan pelan pelan mbak, dan syukurlah Al bocah yang pintar, ya memang terkadang dia ingin seperti anak anak yang lainnya" aku mengelus rambut putra kesayanganku.

" Tapi Nan, wajah Al mengingatkan aku pada wajah pak Ardana"

" Pak Ardana? siapa mbak? jangan aneh aneh deh mbak"

Mbak Mely terkekeh..

" Ya sih Nan,..tapi..sudahlah aku mungkin salah"

Aku juga tertawa...ada ada saja mbak Mely ini, kataku dalam hati..

Aku memang tidak tahu siapa kekasih adikku dulu, aku hanya tahu teman teman wanitanya.

Kara berubah pendiam setelah mengetahui kehamilannya, dan Kara tidak pernah berhubungan lagi dengan teman temannya..

Aku hanya mampu menghibur dan memberi semangat selama kehamilannya..

Teman temanya pun tidak banyak membantu selama aku berusaha mencari ayah Al..

" Ah Nan..waktunya kok cepat srkali, padahal aku masih ingin mengobrol sama kamu"..

" Ya lain waktu kita ketemu lagi mbak..sana balik lagi ke kantor"

Mbak Mely memelukku dan Al sebelum berpamitan..

" Aku duluan ya Nan..bye Al"

" Bye aunty" Al membalas dan Mb Mely mencubit gemas pipi Al..

Setelah kepergian mbak Mely aku beriap untuk pulang

Mbak Mely sudah membayar tagihannya

Selalu seperti itu,mbak Mely selalu memanjakan kami..

Aku mengajak putraku pulang, dan sepertinya aku harus mencari taxi karena kulihat Al mulai mengantuk..

Aku melangkah keluar dari cafe..namun karena aku terlalu fokus pada Al, tak sengaja aku menambrak seseorang..

" Oh shittt..."

Aku kaget mendengar umpatan seseorang..

Didepanku berdiri seorang laki laki..dan oh tidak handphonenya jatuh..

Aku cepat cepat memungutnya dan menyerahkannya..

" Maaf mas..saya tidak sengaja" kataku memohon..

" Makanya kalau jalan lihat lihat dong" katanya ketus..

Aku tahu aku salah, tapi dia juga salah, jalan sambil melihat hpnya..

" Mas juga salah...jalan sambil main hp" jawabku tak mau kalah

Dia melotot kearahku..

" Bunda..Al takut" aku terkejut, aku lupa Al ada bersamaku dan sepertinya dia takut pada laki laki itu..

Laki laki itu menatap lekat pada Al..

Aku mengernyit melihat tatapannya pada Al..

" Ayo Al, kita pulang"..aku bersiap untuk pergi..

"Tunggu.."

Aku menghentikan langkahku, apa lagi ini?

" Apa dia putramu?" aku terdiam menatapnya..

" Tentu saja dia putraku dan itu bukan urusan anda"..jawabanku sambil berlalu..

" Pak Ardana tidak apa apa?" seseorang menghampiri..

" Gak apa apa Jun, hanya..."

" Hanya apa pak?" tanyanya melihat atasannya mengelus dadanya..

Laki laki yang bernama Ardana hanya menggeleng..

Ardana merasa perasaan yang tak menentu saat melihat wajah bocah laki laki itu..

Siapa dia? Ada apa dengan perasaan ini? Dan mata itu...mengapa terasa tidak asing?

Ardana melihat kepergian wanita dan bocah itu dengan perasaan yang tam menentu..