15 Tatapan Tanpa Belas Kasihan

" Bukankah kau sangat sombong, Manusia " Ucap Ginjou dengan seringai meremehkan saat ia melihat seorang bocah didepannya. Dilihat darimanapun, tubuh kecil Tetsuya terlihat jauh lebih lemah jika dibandingkan dengan tubuh Ginjou yang kekar dan penuh dengan otot.

Suhu udara turun drastis saat Tetsuya dan Ginjou saling berhadapan, belum ada satupun dari mereka yang memulai serangan, Tetsuya berbalik langsung menggengam gagang Nichirinnya, sepertinya ia ingin langsung segera membunuh Ginjou.

Itu bisa dimengerti, karena sejak awal Tetsuya bukanlah seseorang yang banyak bicara, selain itu, ia juga ingin segera mencari ara penduduk desa yang diculik, walaupun kemungkinan mereka telah dimakan juga sangat tinggi.

Kemudian, suara dentingan besi khas dari katana yang ditarik dari sarungnya terdengar, melihat itu, Ginjou juga tidak tinggal diam, ia langsung menarik kedua kapak yang ada dipunggungnya, walaupun memiliki badan yang besar, Ginjou bergerak dengan sangat cepat.

* Click *

Pandangan Tetsuya langsung menajam, mata biru safirnya membawa nafsu membunuh brutal, Ginjou yang melihat itu tentu saja merinding, perasaan meremehkannya langsung hilang, karena ia tahu, niat membunuh yang Tetsuya pancarkan dari matanya sangat mengerikan.

Tanpa menggunakan pernafasan Esnya, dengan kecepatan luar biasa, Tetsuya menebaskan pedangnya tepat kearah leher dari Ginjou.

* Clang *

Kilatan putih yang dihasilkan oleh Nichirin Tetsuya, berhenti saat menabrak salah satu kapak yang ada ditangan Ginjou. Percikan api tersebar di udara, saat kedua senjata mereka berbenturan. Tanpa menyia-nyiakan sedikit waktupun, Ginjou yang melihat ruang kosong untuk menebas Tetsuya, langsung mengayunkan kapaknya tanpa ampun.

Namun, kecepatan reaksi Tetsuya jauh lebih cepat dari serangan Ginjou, ia memutar badannya 360 derajat dari posisi awalnya, dan langsung menangkis serangan dari Ginjou. Melihat itu, Ginjou hanya bisa kagum dengan teknik berpedang yang didtunjukkan oleh Tetsuya.

* Clang *

Itu hanya bisa dinilai dengan kata, Elegan, Efisien, namun mematikan.

' Bocah ini... sepertinya aku harus sedikit serius melawannya. ' Seringai Ginjou bertambah lebar saat ia menyadari bahwa musuh yang ia hadapi saat ini ' menyenangkan'. Lalu, urat-urat Ginjou mengencang dan dapat terlihat di sekujur tubuhnya, menampakkan penampilan yang lebih mengintimidasi dari sebelumnya.

" Rasakan Ini, MANUSIA!!! "

Kapak yang sebelumnya menangkis tebasan Tetsuya, langsung diayunkan tepat diatas kepala Tetsuya, itu sangat cepat sehingga Tetsuya tidak memiliki pilihan lain, selain...

* Fwuossh *

Nafas dingin berhembus dari mulut Tetsuya, dan berkumpul menjadi satu hingga membentuk lapisan es yang cukup besar untuk membekukan tangan Ginjou yang memegang kapak dan mencoba membelah Tetsuya menjadi dua bagian.

* Crack *

Momentum serangan Ginjou dihentikan secara paksa, yang membuatnya terkejut karena kemunculan Es tiba-tiba.

' Apa? Es...!? '

Sejak awal, Tetsuya memang dapat membuat Es meski dalam skala ukuran yang jauh lebih kecil daripada saat ia menggunakan Teknik Pernafasan Esnya, itu karena unsur Nitrogen yang ada di udara membantu uap dingin yang keluar dari mulut Tetsuya untuk membentuk Es.

Melihat Ginjou yang masih dalam keterkejutannya, Tetsuya langsung menebaskan pedang Nichirinnya keleher Ginjou. Seketika, Ginjou sembuh dari lamunannya dan langsung mencoba untuk menangkis serangan Tetsuya.

Namun, Tetsuya tidak akan mengulang kesalahannya dua kali, Ginjou akan kembali mencoba untuk menepis serangannya kali ini, karena itu, Tetsuya tanpa ragu menggunakan pernafasan Esnya.

" Kori no Kokyu, Roku no Kata ( Pernafasan Es, Jurus Keenam) ... "

Merubah arah bilah pedangnya, Tetsuya membuat kuda-kuda baru. Melihat itu, Ginjou sudah tahu bahwa nyawanya akan berakhir disini, waktu seakan melambat, dan Ginjou dapat melihat mata safir Tetsuya.

Itu dipenuhi dengan dendam, kebencian, amarah, penderitaan, dan berbagai macam emosi negatif lainnya. Tatapan itu, tidak salah lagi ditujukkan untuknya dan seluruh Oni, dia tahu itu, dan sangat mengerti, karena tatapan seperti itu ia lihat hampir setiap hari.

Ginjou kemudian tersenyum pahit, dan mendecak sambil melepaskan genggamannya dari kapak ditangannya. Ia kemudian berpikir.

' Tsk, kuharap aku bisa melayani Kioo-Sama lebih lama lagi. '

" Hyoga no Nami! ( Gelombang Gletser ) "

* Fwuossh *

Dalam kurun waktu kurang dari satu detik, Ratusan bongkahan Es menyapu tubuh Ginjou, membuat gelombang yang menakutkan, dan membentuk Gunung Es mini, seperti saat Tetsuya membunuh Oni di gubuk di pinggiran desa.

Di dalam Es yang transparan, dapat terlihat tubuh Ginjou yang membeku bersama kedua senjata kesayangannya. Melihat itu, Tetsuya tidak bergeming, dan tanpa belas kasihan memecahkan Gunung Es yang menjulang bersama dengan tubuh Ginjou yang ada di dalamnya.

* Crack *

Serpihan-serpihan Es bertebaran, dan langsung mencair lalu meresap kedalam tanah. Tetsuya lalu menyarung kembali nichirinnya, sambil memandang keatas gunung. Sebelumnya, ia merasakan keberadaan satu lagi Oni, yang kemungkinan adalah bosa dari semua Oni yang baru saja ia bunuh.

Sangat jarang untuk seorang Oni bertindak berkelompok, kecuali memiliki seseorang yang jauh lebih kuat dari mereka sendiri. Karena itulah, Tetsuya menyimpulkan bahwa para warga desa yang tersisa diculik dan dibawa ke gua diatas gunung sana.

' Aku harus segera bergegas. ' Pikir Tetsuya. Namun, sebelum ia dapat melangkah lebih jauh, terdengar raungan mengerikan yang datang dari gua diatas gunung. Yang membuat Tetsuya langsung berhenti seketika, dan membuat ekspresi kaget.

' Apa itu?... '

...

Sementara itu, didalam gua yang gelap gulita, terlihat seorang Oni bertubuh besar yang bertekuk lutut dihadapan seorang wanita yang jauh lebih kecil dari dirinya. Oni bertubuh besar itu adalah Kioo sementara wanita didepannya adalah Shinobu Kocho.

Tubuh Kioo bergetar ketakutan saat berhadapan dengan Shinobu, yang bahkan tidak memiliki sedikitpun noda di bajunya. Senyum masih terpampang diwajahnya, berbanding terbalik dengan Kioo yang wajahnya pucat.

Dengan telunjuknya yang besar menunjuk kearah Shinobu, Kioo berkata sambil tergagap.

" K-Kau... Kau IBLIS! "

Mendengar ucapan Kioo, Shinobu hanya dapat menutup mulutnya sambil berusaha menahan tawa.

" Pfft... "

Namun, ia berhasil menahannya, dan kembali berbicara.

" ... Maaf, maafkan aku, hanya saja ini sangat lucu, apa kau benar-benar salah satu dari 12 Demon Moons? " Ucap Shinobu, perutnya masih geli terhadapakata-kata dari Kioo tadi.

Ia kemudian tersenyum lembut dan berkata kepada Kioo.

" Ah... tapi karena kau adalah Oni yang lucu, kau boleh menjadi temanku. " Ucap Shinobu dengn polosnya.

Mendengar ucapan Shinobu, harga diri Kioo tiba-tiba mengalahkan ketakutan dan teror yang ia rasakan terhadap Shinobu, sehingga ia langsung meraung dengan keras, dan menerjang kearah Shinobu.

" ARRRRGGHH, KURANG AJAR KAU, MANUSIA!!! "

Melihat itu, pandangan Shinobu menjadi gelap, lalu ia menarik Nichirinnya yang memiliki bentuk unik. Secara garis besar, itu seperti katana biasa, hanya saja, itu tidak memiliki sebagian sisi tumpul dari katana biasanya.

" Sepertinya tidak, ya... "

Lalu, Shinobu melompat keudara dengan elegan seperti kupu-kupu yang mengepakkan sayapnya, ia lalu mengarahkan katananya dengan bentuk menusuk.

" Chō no mai... ( Tarian Kupu-Kupu... ) "

Kemudian menusuk tubuh Kioo berkali-keli dengan kecepatan yang luar biasa, sementar yang dilihat Kioo adalah ribuan kupu-kupu menhampirinya, tanpa sadar bahwa racun mematikan yang dibuat khsus untuk membunuh Oni telah menyebar ke sekujur tubuhnya.

Shinobu mendarat dengan sempurna dibelakangnya dan menyarungkan pedangnya.

" Tawamure. ( Senda Gurau. ) " Ucapnya dengan pelan.

Awalnya tidak terjadi apa-apa, namun, setelah beberapa saat, seluruh tubuh Kioo berubah menjadi warna ungu dan timbul banyak benjolan menjijikan. Kioo hanya dapat mengerang kesakitan ditanah selama beberapa menit, sebelum akhirnya tewas menderita dibawah racun Wisteria milik Shinobu.

Melihat bahwa Kioo telah tewas sepenuhnya, Shinobu langsung melangkahkan kakinya untuk mengecek kedalam gua, mungkin masih ada korban yang selamat. Tiba-tiba, ia merasakan seseorang mendekat dengan sangat cepat, yang membuatnya langsung berhenti.

Orang itu juga langsung berhenti saat mencapai gua, dan terdengar sepatah kata ditelinga Shinobu.

" Ini... "

Merasakan bahwa pengjungnya kali ini adalah manusia, Shinobu kemudian berbalik dan melihat seorang pemuda berumur 15 tahun, rambut navynya diikat menggunakan kain putih dan ia menggunakan Haori biru. Namun, yang paling membuat Shinobu tertarik adalah Nichirin putih yang tergantung dipinggangnya.

Sementara itu, Tetsuya juga memusatkan perhatiannya kepada wanita didepannya, harus diakui, wanita didepannya saat ini sangatlah cantik, salah satu wanita tercantik yang pernah ia lihat, tubuhnya cukup kecil namun, Nichirin yang tergantung dipinggangnya dan baju hitam yang dikenakan wanita itu yang paling menyita perhatiannya.

Mereka berdua hanya diam, dan saling memandang, namun mereka mengajukan pertanyaan yang sama dalam benak mereka...

' ' Pemburu Iblis??? ' '

avataravatar
Next chapter