3 Pria yang Melihat Dunia dengan Caranya Sendiri

" DUAR!!! "

Ledakan terjadi, namun bukan ledakan dari api, melainkan ledakan angin yang menghempaskan segala hal disekitarnya.

Bagian depan rumah Nanami terkoyak menjadi bagian-bagian kecil, dan hancur berantakan, Debu berterbangan kesegala arah, Tubuh Tetsuya dan Nanami juga terkena dampak dari angin itu.

Nanami yang merasakan tubuhnya terdorong dengan keras dan wajahnya yang terkena serpihan-serpihan kayu, berteriak kesakitan.

" Uh...!!! "

Dengan momentum yang lumayan keras, tubuh Nanami dan Tetsuya menghantam tembok kayu yang ada dibelakang rumah dan membuat tembok Kayu yang lumayan tebal itu retak.

* Cough *

Nanami memuntahkan darah karena pinggulnya secara langsung membentur tembok dengan cukup keras sementara Tetsuya yang memeluk ibunya hanya merasakan sedikit kejang.

Darah yang dimuntahkan dari mulut Nanami bercipratan ke lantai Kayu yang bobrok dan reot.

Tetsuya yang hanya merasakan sedikit sakit langsung kembali sadar dan melepaskan diri dari pelukan ibunya, ia kemudian membuat wajah khawatir saat menatap ibunya dan bertanya sambil mengecek keadaan Nanami.

" Bu... Bu... Apa kau baik-baik saja? "

Nanami yang mendengar pertanyaan anaknya, sedikit tersenyum walaupun darah sudah mengalir dari mulutnya dan menjawab dengan nada lembut.

" Ibu tidak apa-apa Nak. "

Setelah mengucapkan itu, Senyum di wajah Nanami perlahan menghilang saat ia mengalihkan perhatiannya kearah Depan yang dimana ledakan itu berasal.

Nanami melihat bagian depan rumahnya telah hancur berkeping-keping, beberapa serpihan masih berjatuhan dari atap rumah dan pemandangan langit malam di luar terlihat sepenuhnya.

" Daripada mengkhawatirkan kondisi Ibu, sebaiknya kita mengkhawatirkan penyebab dari semua kerusakan ini. "

Menyadari bahwa ia mengabaikan perasaan aneh yang tadi ia rasakan karena kekhawatirannya terhadap kondisi ibunya, Tetsuya kemudian dengan cepat berbalik dan menatap arah dimana Nanami menatap.

Kemudian, mengabaikan rasa sakit luar biasa yang terasa dipunggungnya, Nanami berdiri secara perlahan-lahan, walaupun ia merasa seperti seluruh tubuhnya berantakan.

Tetsuya juga kemudian berdiri mengikuti Ibunya, ia kemudian berbalik dan memusatkan perhatiannya kearah bagian rumah yang terkoyak.

Tetsuya tiba-tiba membentuk kuda-kuda pertahan yang terlihat kokoh dengan tubuhnya yang kecil.

Kuda-kuda ini bukan ia pelajari dari Guru ataupun orang lain, melainkan ia belajar secara otodidak dengan memperhatikan gerak-gerik dari para binatang di hutan.

Ia menirunya dan menyesuaikannya menjadi gayanya sendiri, hal itu dilakukan secara setengah sadar dan setengah tidak sadar oleh Tetsuya.

* Clang *

Tiba-tiba terdengar suara dentingan besi yang sampai ke telinga Tetsuya maupun Nanami. Mendengar hal itu, baik Tetsuya maupun Nanami melebarkan mata mereka.

* Clang *

Bunyi dentingan kembali terdengar dan bahkan semakin kencang, bunyi dentingan itu seperti semakin mendekat dan mendekat, dan Tetsuya juga menyadari hal itu.

Namun ia tidak tahu harus berbuat apa, namun Instingnya mengatakan untuk menjauh, dan saat Bunyi dentingan ketiga terdengar, itu diikuti dengan suara dari seorang Pria.

* Clang *

" Mizu no Kokyu, Hachi no Kata ( Pernafasan Air, Jurus Kedelapan ) "

Mendengar suara dari seorang pria dan niat membunuh mengerikan yang terselip dibaliknya.

"... Takitsubo!!! ( Tebasan Air Terjun ) "

* Splash *

Suara dentuman air yang menghantam tanah terdengar, Tetsuya maupun Nanami bingung dan tidak tahu apa yang sedang terjadi diluar dan darimana suara air itu berasal.

Setelah beberapa saat, suara derasnya air dan dentingan besi tidak terdengar lagi, yang tersisa hanya suara halus dari air yang perlahan-lahan masuk ke rumah Nanami.

Tidak beberapa lama kemudian, sebuah suara langkah kaki terdengar perlahan-lahan mendekat kearah Tetsuya dan Nanami berdiri sekarang.

* Tap *

Setelah itu, sesosok lelaki tinggi terlihat dihadapan Nanami dan Tetsuya yang masih belum dapat menerima apa yang terjadi.

Lelaki itu cukup tinggi untuk membuat Nanami hanya setinggi dadanya, Badan kekarnya dapat terlihat dibalik Pakaian Longgarnya yang compang-camping dan Ikat kepala biru tua yang terlihat Kumal dan kucal terlilit di dahinya.

Janggut tak terurus terpampang di dagunya, Rambut hitamnya yang acak-acakan memanjang hingga ke betis dan terlihat tidak terurus.

Matanya tertutup dan di mulutnya ia menggigit sehelai Rumput teki yang terus digoyang oleh angin malam.

Dan sebuah Katana Putih dengan sarung terikat di pinggangnya, dia seperti pendekar yang tak terurus.

Melihat penampakan orang itu, alis Tetsuya mengernyit, suasana hening sebelum orang itu akhirnya membuka mulutnya.

" Kalian berdua yang ada didepanku sekarang, sebaiknya kalian cepat-cepat pergi dari tempat jika tidak ingin mati dimakan oleh Oni. "

Pria itu berucap namun matanya masih tertutup, dan ia berbicara seolah-olah ia tidak melihat wujud Tetsuya maupun Nanami.

Namun, jawaban tidak kunjung datang dari Nanami dan Tetsuya yang masih tertegun dengan kejadian barusan. Melihat tidak ada jawaban atas perkataanya, Pria itu membuat raut wajah aneh dan kembali berbicara.

" Ada apa? Aku tahu ada dua orang didepanku saat ini, cepatlah pergi karena masih ada beberapa Oni yang bersembunyi di hutan dekat sini saat ini "

Nanami akhirnya sadar dari lamunannya, dan memegang bahu kecil Tetsuya, ia kemudian memandang Pria didepannya dan mengamatinya sebentar.

Nanami melihat banyak sekali bekas luka tebasan di tubuh pria itu, dan yang paling menarik perhatiannya adalah matanya yang tertutup.

' Pria ini buta... '

Hanya itulah yang dapat Nanami simpulkan dari pengamatan yang ia lakukan dan ucapan yang dilontarkan pria itu. Pria itu tahu keberadaannya dan Tetsuya namun tidak dapat melihatnya.

Pria itu yang mulai kesal karena masih tidak ada jawaban, kembali berkata.

" Oi, jawablah! "

Nanami kemudian sedikit mengeluarkan suara yang terdengar ke telinga Pria itu.

" Eh... uh... baiklah. "

Pria itu yang akhirnya mendengar jawaban, menghilangkan ekspresi kesalnya dan kembali berbicara dengan ekspresi yang lebih biasa.

" Huh, akhirnya kau menjawab... kalau kau sudah mengerti, segeralah pergi dan bahwa orang satunya lagi bersamamu, pergi kearah barat sejauh mungkin, aku datang dari sana dan sudah kubersihkan dari para Oni sialan. "

Namun, Nanami tidak percaya begitu saja perkataan yang keluar dari mulut Pria itu, ia tidak beranjak sedikitpun dari tempatnya.

Pria itu yang menyadari bahwa Nanami tidak pergi dan menuruti perkataannya, kembali bertanya.

" Kenapa kau masih ada disini? Pergilah! "

Mendengar ucapan Pria itu Nanami malah kembali bertanya kepada Pria itu, ia memasang ekspresi sedikit sinis dan tatapan tajam.

" Aku tidak bisa mempercayaimu begitu saja, bisa saja kau adalah seorang Bandit yang ingin menculik aku dan anakmu dengan menyruhku pergi ke tempat dimana kawan-kawanmu berkumpul, jadi siapa kau? "

Ucapan Nanami memang terkesan Paranoid, namun tidak ada salahnya berhati-hati. Sementara itu, Pria itu yang mendengar ucapan Nanami, hanya dapat menyentuh kepalanya dan menggosok-gosoknya.

Ia kemudian menghela nafas dan kembali berbicara.

" *sigh* Yah wajar saja jika kau tidak percaya dengan orang yang baru saja kau temui di malam hari seperti ibu... "

Nanami hanya diam dan bersiap-siap jika tiba-tiba Pria itu melakukan sesuatu. Pria itu tiba-tiba membuat ekspresi kaget dan sedikit mengernyit, bagitu juga dengan Tetsuya yang daritadi diam didalam pelukan Nanami.

Setelah sedikit terkejut, Pria itu kemudian berbalik dan membelakangi Nanami maupun Tetsuya.

Pakaiannya yang longgar berkibar diudara, ia kemudian menarik Katana yang ada di Pinggangnya dengan elegan.

* Swing *

Suara khas dari pedang yang dikeluarkan dari sarungnya terdengar sangat indah, dan setelah itu Katana dari Pria itu menunjukkan wujudnya.

Sebuah Katana berwarna Putih dengan Gagang yang sama putihnya, seputih salju dan semengkilap Es, seperti itulah Pedang yang digenggam pria itu.

Bilangnya terlihat sangat tajam saat memantulkan cahaya dari Bulan uang baru muncul setelah Senja menghilang.

Pria itu yang memunggungi Nanami, kembali berbicara sambil membuat kuda-kuda dan seperti bersiap-siap terhadap serangan.

" Aku tidak akan memaksa kalian untuk mempercayaiku, karena aku tahu itu tidak akan berguna, aku juga tidak akan memaksa kalian untuk pergi lagi, jadi aku akan memberi kalian pilihan terakhir, Pergi dan hidup atau tinggal dan Mati, itu tergantung pilihan kalian, jadi Pilihlah! "

Nanami dan Tetsuya hanya diam dan mencoba berpikir pilihan terbaik saat ini, sementara Pria itu kemudian kembali melanjutkan ucapannya.

" Dan untuk siapa aku, aku bukanlah siapa-siapa, tapi aku memiliki Nama... "

* Cing *

Pria itu sedikit menggeser Bilah pedangnya, dan kemudian membuka mulutnya.

" Namaku adalah... Hoshiro Shishio "

* Clang *

avataravatar
Next chapter