7 Pelatihan Pertama dengan Pria buta

Setelah memutuskan untuk ikut bersama dengan Shishio, Tetsuya membawa seluruh barang yang berguna untuknya, dan beberapa barang penting yang ditinggalkan oleh Ibunya, termasuk sebuah Syal putih yang terlilit di lehernya saat ini.

Syal putih tersebut merupakan, syal yang dirajut oleh Nanami pada musim dingin 5 tahun lalu yang adalah hadiah ulang tahun untuk Tetsuya di ulang tahunnya yang keenam.

Selain itu, Tetsuya juga hanya membawa beberapa pasang baju, yang ia tahu dari Shishio, mereka sama sekali tidak akan menetap di satu tempat, karena itu Tetsuya hanya membawa barang-barang penting menggunakan Sehelai kain yang diikatkan ke punggungnya.

Tidak lupa, ia juga membawa pisau kecil yang biasa ia pakai untuk memburu hewan liar di hutan.

Setelah itu, ia sedikit melirik makam Ibunya yang sudah ada sebingkai foto Nanami bersandar di sebuah Nisan batu.

Tetsuya berpikir sejenak, lagi-lagi ia memandangi makam ibunya cukup lama, sebelum akhirnya membuka mulutnya.

" Aku pergi dulu Bu, aku akan mengunjungimu lagi nanti. "

Setelah itu, Tetsuya berbalik, ia telah menyiapkan tekadnya saat ini, dan Shishio juga telah menunggunya.

Tetsuya kemudian mendekat ke Shishio yang dari sejak awal merasakannya dengan jelas, ia kemudian berdiri dari posisi bersandarnya.

" Maaf membuatmu menunggu. "

" Kau lama sekali, aku tidak punya banyak waktu untuk dihabiskan untuk orang sepertimu. "

Ucap Shishio kepada Tetsuya dengan wajah kesal dan nada yang menghina, namun Tetsuya sama sekali tidak bergeming, ia kemudian dengan wajah datar sedikit menunduk dan meminta maaf kepada Shishio.

" Maafkan aku. "

Ucap Tetsuya, namun hal itu malah membuat Shishio semakin kesal, ia kemudian mau tidak mau berbalik dan langsung berjalan.

" Cepatlah ikuti aku, jangan salahkan aku jika kau tertinggal. "

" Um. "

Setelah itu, perlahan-lahan Shishio menghilang kedalam hutan dan dibelakangnya Tetsuya mengikuti dengan kecepatan yang sama agar tidak tertinggal.

•••

Senja datang, cahaya keorenan telah bersinar dari ufuk barat, namun cahaya itu sudah tidak dapat lagi menjangkau kedalaman hutan yang lebat.

Setelah berjalan selama lebih dari 5 jam, Tetsuya dan Shishio telah keluar dari hutan dan mampir ke desa terdekat untuk makan, namun seperti perjanjiannya, Shishio sama sekali tidak memberikan sedikitpun makanannya kepada Tetsuya.

Namun Tetsuya sudah mengambil beberapa buah-buahan di sepanjang perjalanan, jadi ia hanya bisa memakan buah-buahan itu diluar tempat Shishio memakan makanannya.

Setelah itu, Mereka pergi dari desa dan langsung menuju tempat tujuan Shishio selanjutnya, yaitu Desa Kanegawa.

Menurut Shishio, dia adalah seorang Pendekar bayaran yang selalu berkeliling untuk mencari sebuah tugas, ia melakukan tugas apapun selama itu masih berhubungan dengan tebas menebas, ia biasa mendapat tugas untuk membunuh Oni hingga membunuh Manusia.

Namun, dalam menerima tugas membunuh Manusia, Shishio memerlukan alasan yang dapat diterimanya dari sang pemberi tugas, sangat kejam memang, namun itulah pekerjaan Shishio.

Tentu saja Tetsuya sedikit jijik mendengar hal itu, namun ia sama sekali tidak menunjukannya di wajahnya, lagipula tidak ada yang bisa dilakukan oleh Tetsuya untuk menghentikan Shishio dalam menerima tugas membunuh manusia tersebut.

Dan, setelah berjalan selama 6 Jam, Tetsuya dan Shishio akhirnya memutuskan untuk mampir di desa terdekat dan mencari penginapan yang ada di desa tersebut. Tidak, itu bahkan tidak pantas disebut penginapan, itu hanya sebuah Gubuk kecil tidak terpakai milik salah satu warga desa.

Sebenarnya Shishio tidak perlu membayar untuk menginap, ia hanya membayar untuk mendapatkan masakan dari sang tuan rumah, karena itu lebih baik daripada memasak sendiri. Dan tentu saja, Tetsuya tidak diberi sedikitpun makanan oleh Shishio.

Dan kemudian, malam haripun tiba, namun Tetsuya sama sekali belum menerima pelatihan Hari ini.

Dan saat ini, didepan penginapan itu terlihat Shishio yang tengah berdiri didepan Tetsuya dengan wajah mengantuk, berbanding terbalik dengan wajah Tetsuya yang penuh tekad untuk menjadi kuat dibalik tatapan dinginnya.

" Ada apa huh,? Aku lelah dan ingin segera tidur. *Yawn* "

Ucap Shishio sambil menguap, ia sepertinya sudah melupakan bahwa tujuan Tetsuya untuk mengikutinya adalah pelatihan, mendengar ucapan Shishio, Tetsuya sedikit marah, namun yang membutuhkan bantuan saat ini adalah dia, jadi dia hanya menahan amarahnya dan berkata dengan ekspresi datar.

" Kau berjanji untuk membuatku kuat, jadi aku hanya menagih janjimu. "

Namun, Shishio dengan polosnya mengorek-mengorek kuping dan berkata sambil meniupkan kotoran di jari kelingkingnya.

" Huh... memangnya aku berjanji seperti, ya? "

Tetsuya hanya mengangguk.

" Ya, kau berjanji hal itu. "

Mendengar konfirmasi itu dari Tetsuya, Shishio hanya dapat menggaruk-garuk kepalanya, ia kemudian sedikit mendesah lelah, dan berjongkok didepan Tetsuya, dan kemudian memegang kedua tangan Tetsuya, terutama lengan atasnya.

Merasakan suhu dingin dari tubuh Tetsuya, Shishio sama sekali tidak terkejut, ia telah menyadari itu saat menyentuh Tetsuya sebelumnya, bahwa tubuh Tetsuya sedingin Es, jadi tidak ada perubahan ekspresi diwajahnya.

Saat ini ia terlihat sedang mengecek sesuatu, Shishio kemudian menggeser tangannya ke bahu Tetsuya, Shishio sedikit terkejut.

' Hmmm... otot-otot ini bukanlah suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh seorang anak kecil seumurannya, apa dia selama ini berlatih? '

Tetsuya hanya dapat memasang ekspresi bingung saat melihat kelakuan Shishio, setelah beberapa saat, Shishio akhirnya berdiri dan terlihat telah memutuskan sesuatu.

" Hmm... setelah aku periksa , sepertinya kau sudah tidak memerlukan lagi Latihan Fisik dasar, kau hanya perlu latihan rutin untuk menjaga Fisikmu, kita akan langsung melangkah ke Latihan teknik dan... "

Tanpa menyelesaikan kalimatnya, Shishio terlihat masuk ke Gubuknya dan setelah beberapa saat kembali dengan sebuah katana di tangannya, ia kemudian memberikan Katana itu kepada Tetsuya yang tidak jauh lebih tinggi daripada katana yang ia berikan.

Tetsuya tidak mengerti apa maksud Shishio memberikan katana itu kepadanya, dan dengan pandangan bingung bertanya.

" Hah? Katana? "

Shishio kemudian kembali berkata.

" Itu benar, dan Katana itulah yang akan menjadi teman latihanmu saat ini. "

Tetsuya bertambah bingung karena ucapan Shishio barusan.

" Teman latihan? Latihan macam apa? "

Mendapat pertanyaan dari Tetsuya, Shishio sedikit menggaruk perutnya dan menunjuk kearah udara kosong.

" Tebaslah itu. "

Ucap Shishio kepada Tetsuya, Tetsuya yang juga telah melihat arah yang ditunjuk Shishio sama sekali tidak melihat apa-apa.

" Itu? "

Namun, setelah Tetsuya memperhatikan lebih jelas ia dapat melihat Lalat yang terbang didalam kegelapan, karena itu walau dengan indera penglihatan yang sudah cukup diasah, Tetsuya sedikit kesulitan melihatnya.

" Lalat? "

Mendengar ucapan Tetsuya, Shishio menepuk kedua tangannya.

" Itu benar! Mulai dari sekarang kau harus menebas lalat menggunakan katanamu, Bunuhlah 1000 Lalat dan pisahkan antara bagian kepalanya dengan tubuhnya, aku tidak menerima potongan yang tidak rapih . "

Shishio kemudian berbalik dan berusaha kembali ke dalam Gubuk dan beristirahat.

Mendengar ucapan Shishio, Tetsuya sedikit mengerutkan dahinya, dan berkata dengan ekspresi aneh.

" Menebas lalat? Bukankah kau akan mengajariku teknik Pernafasan Air seperti yang kau gunakan untuk membunuh Oni itu? "

Mendengar pertanyaan dari Tetsuya, Shishio yang sudah akan berbalik berhenti berjalan, dan menjawab dengan nada mengejek.

" Hah? Mengajarkanmu teknik pernafasan? Untuk apa aku mengajarkan Teknik Pernafasan Airku kepada orang yang belum bisa mengayunkan Katana dengan benar, lakukan saja tugas dariku itu, baru kemudian akan kuajarkan kau Teknik Pernafasan air sepuasnya, heh. "

Setelah itu, Shishio pergi, meninggalkan Tetsuya yang masih bingungharus apa karena diberi tugas yang sangat mustahil oleh Shishio. Namun, setelah sedikit lama, Tetsuya mempererat cengkramannya ke Katana di tangannya, ia kemudian membukanya dan menunjukkan bilah besi yang mengkilau dibawah cahaya bulan.

Tetsuya kemudian mengalihkan tatapannya ke lalat-lalat yang berterbangan didekat pohon, dan berkata kepada dirinya sendiri.

" Aku akan melakukannya malam ini juga. "

Dan, dia dengan penuh tekad berjalan menuju kumpulan Lalat tersebut.

avataravatar
Next chapter