9 Kesinambungan antara Air dan Dingin

Setelah malam itu, Hari demi hari Tetsuya habiskan untuk berlatih dan mencoba mengerti apa yang Shishio katakan saat itu. Tetsuya mengasingkan diri dari warga desa, setiap harinya ia habiskan untuk duduk dibawah Pohon dan menebas lalat-lalat.

Hingga tidak terasa, 2 tahun telah berlalu sekejap mata, Tetsuya saat ini telang menginjak usia 13 Tahun, musim Semi telah datang, ini adalah musim semi keduanya tanpa Nanami. Saaat ini Tetsuya terlihat sedang berdiri dibawah Pohon Sakura yang ada di pinggir tebing.

Ia sudah bertambah sedikit tinggi, sehingga dapat menggunakan katananya dengan sempurna, dia berdiri dengan tenang sambil memejamkan matanya, Tangan kanannya memegang gagang katana dipinggangnya, tidak ada suara yang terdengar kecuali suara desiran angin yang menggoyangkan rambut panjang dan pakaian longgar Tetsuya.

Hingga yang ditunggu akhirnya datang. Suara lalat terdengar di telinga Tetsuya.

*Zwing*

Telinga Tetsuya sedikit berkedut,kemudian ia sedikit menarik katana dipinggangnya sehingga terdengar suara gesekan besi yang khas.

*Cing*

Dan dalam sekejap mata...

*Swing*

Kilatan perak menyapu dengan sangat cepat kearah lalat itu terbang, dan dengan ganas memotongnya menjadi dua bagian tepat diantara bagian kepala dengan tubuhnya. Kilatan itu hanya sekejap dan menghilang, yang kemudian disusul dengan suara dari Katana Tetsuya yang telah kembali disarungkan.

Kepala dan tubuh lalat itu, jatuh dengan cepat ke rerumputan dibawahnya. Setelah menyarungkan katananya, Tetsuya secara perlahan membuka matanya yang menunjukkan pupil Biru Safir yang sangat indah.

Ia kemudian sedikit menghembuskan nafas, namun uniknya, saat ia menghembuskan Nafas, dari mulutnya keluar uap dingin yang seharusnya hanya keluar dari mulut seseorang jika bernafas di musim dingin, bukan musim semi.

Tetsuya kemudian berjongkok dan mengambil tubuh dan kepala lalat yang ia potong barusan, kemudian mengamatinya secara seksama. Setelah melakukan sedikit pengamatan, Tetsuya memasang ekspresi kecewa di wajahnya. Dan dengan merengut bergumam.

" Cih, ini sama sekali tidak rapih. "

Tetsuya berdecak karena kekecawaan, bahwa potongannya tidak serapih yang dilakukan oleh Shishio malam itu. Kemudian, Tetsuya menghela nafas.

"*sigh* yah, tapi ini adalah lalatku yang ke 1000, dan aku harus memberitahu Ossan itu, agardia segera mengajarkanku teknik pernafasan Air miliknya. "

Tetsuya kemudian dengan bersemangat karena akhirnya akan mempelajari teknik pernafasan air yang ia idam-idamkan memasukkan kepala dan lalat itu kedalam dua toples yang berbeda. Namun, saat ia akan berbalik, ia dihentikan oleh sebuah suara yang ia kenal.

" Kau tidak perlu pergi, aku sudah ada disini sejak tadi. "

*Cing*

*Zwiing*

Mendengar suara itu secara Reflek Tetsuya menarik katananya dari sarungnya dan menebas dengan ganas kearah suara, namun ia langsung berhenti saat melihat siapa pemilik suara itu. Matanya langsung melebar dan katanya berhenti tepat dileher seseorang.

" Oi-oi, apa kau mau membunuh Gurumu sendiri. "

Melihat pemilik suara itu yang ternyata adalah Shishio. Tetsuya langsung relaks, itu mungkin aneh karena ia tidak mengenali suara Shishio namun karena belum sadar sepenuhnya dari mode Konstrasi Penuhnya, kemampuan rangsang kelima inderanya sedang diatur ulang.

" Kukira siapa, bukankah sudah kubilang untuk jangan menganggetkanku saat aku baru saja selesai berlatih. "

Ucap Tetsuya, yang membuat Shishio hanya dapat mendesah kalah, karena Tetsuya memang sudah berkali-kali memperingatkannya tentang hal itu.

" Baik, Baik, aku yang salah. "

Shikap Shishio kepada Tetsuya juga telah berubah semenjak malam itu, ia menjadi lebih sering menasihati Tetsuya dan memberikan arahan, walaupun tetap sedikit. Tetsuya kemudian menyarungkan katanyanya kembali, setelah itu Tetsuya menyerahkan kedua Toplesnya kepada Shishio sambil berkata dengan ekspresi serius.

" Sesuai perintahmu, aku telah memotong 1000 lalat dan memisahkan antara kepala dengan tubuhnya, sesuai janjimu 2 tahun lalu, ajari aku pernafasan air sekarang juga! "

Ucap Tetsuya dengan tidak sabar, melihat tingkah laku Tetsuya yang seperti anak kecil, Shishio hanya dapat menghela nafas, dan berkata.

" *sigh* jangan buru-buru, lagipula kau tidak akan menguasai teknik pernafasan dalam satu malam. "

Tetsuya hanya bisa membenarkan ucapan Shishi karena itu memang benar, kemudian Shishio mengambil kedua toples di tangan Tetsuya, dan membuka tutupnya, saat ia melihat isi toples Tetsuya, ia membuat wajah jijik dan berkata sambil menjauhkan wajahnya dari kedua toples.

" Euu~ Ini menjijikan. "

Shishio kemudian dengan sengaja melemparkan kedua toples berisi Lalat-lalat yang sudah susah payah Tetsuya kumpulkan kearah Jurang. Melihat itu, Tetsuya membuat wajah kaget, dan saat kedua toples itu jatuh, ekspresinya berubah marah kearah Shishio.

Niat membunuh memancar dari sekeliling Tetsuya, dan tangannya telah siap berada digagang katana yang siap ditebaskan kearah Shishio.

" Oi, Ossan, kau pikir apa yang baru saja kau lakukan? "

Merasakan hawa membunuh dari Tetsuya, Shishi sadar bahwa ia telah membuat Tetsuya marah, jadi ia dengan wajah pahit berkata kepada Tetsuya.

" Eh... Ah... tenanglah kiddo, jangan marah seperti itu, bukankah kau sendiri yang bilang ingin segera berlatih Teknik pernafasan, jadi sekarang kita telah selesai di tahap pelatihan pertama dan menuju tahap kedua. "

Mendengar ucapan Shishio, Tetsuya langsung tenang, ia kemudian menyingkirkan tangannya dari Gagang Katana, dan mendesah lelah.

"*sigh* baiklah. "

Sementara itu, Shishio sedikit berkeringat dan menghembuskan nafas kelegaan.

' Fiuuh~, hampir saja. '

Kemudian Tetsuya bertanya kepada Shishio.

" Jadi, kapan kita kan memulai latihannya. "

Shishio kemudian sedikit terbatuk, dan melanjutkan bicaranya.

" Yah, sebenarnya jika kau ingin belajar Teknik Pernafasan, itu sama saja kau berlatih sebuah set teknik Pedang, jadi aku akan mengajarkanmu bentuk-bentuk dari Teknik Pernafasan Air. "

Ucap Shishio, ia kemudian sedikit mendekat kearah Tetsuya.

" Tapi sebelum itu... "

Ia kemudian memegang tangan Tetsuya dibagian pergelangan tangan kirinya, dan merasakan sedikit dingin, namun ia sudah terbiasa dengan itu saat ia memberikan arahan kepada Tetsuya, Shishio kemudian kembali berkata kepada Tetsuya.

' Walaupun bocah ini sangat berbakat dalam pedang, aku harus memeriksa terlebih dahulu, apakah dia dapat menggunakan teknik pernafasan atau tidak. Karena ada beberapa orang yang kapasitas paru-parunya sangat kecil sehingga membuatnya tidak dapat melakukan Teknik Pernafasan. '

" Tetsuya, cobalah untuk menarik nafasmu hingga ke batas dan berlarilah sejauh 10 meter. "

Mendengar perintah Shishio, Tetsuya langsung mengangguk dan mengikut arahannya.

" *inhale* "

Tetsuya menarik Nafas hingga dadanya sedikit membesar, kemudian i berbalik dan mencoba bergerak, namun... tepat saat ia melakukan gerakan pertamanya, matanya melebar karena dadanya tiba-tiba saja mengeras dan terasa sangat berat dan menyakitkan.

Tidak mampu menahan itu, Tetsuya langsung tersungkur ke tanah, dan akhirnya menghembuskan nafas dengan brutal dan batuk darah. Shishio yang melihat itu secara reflek langsung mendekat kearah Tetsuya dengan wajah khawatir.

"*Cough* *Cough*"

" Oi kiddo! Apa kau baik-baik saja? "

Sambil memeriksa keadaan Tetsuya, Shishio sedikit berpikir.

' Apa Kondisi khusus tubuhnya mempengaruhi kompatibilitasnya dengan Teknik Pernafasan, jika memang begitu, itu artinya... '

Walaupun masih merasakan sakit didadanya, Tetsuya memaksakan untuk berdiri, dan berkata sambil mengelap Darah yang mengalir di mulutnya,

" Jangan khawatirkan aku, aku baik-baik saja. Aku akan mengulanginya sekali lagi. "

Namun, hal itu langsung disambut dengan ucapan dingin dari Shishio.

" Berhenti disitu Kiddo, jangan memaksakan dirimu, jika tidak paru-parumu akan hancur. "

Namun, Tetsuya tetap ngotot.

" Tidak, aku tidak- "

* Clap *

Namun, sebelum Tetsuya bisa menyelesaikan ucapannya, pipinya ditampar oleh Shishio dengan sangat keras, yang membuatnya langsung berhenti berbicara.

" Sudah kubilang hentikan!!! "

Shishio sangat marah diliat dari ekspresinya, Tetsuya yang beru saja ditampar malah memelototi Shishio. Ia malah kembali berbicara seakan, tidak sadar setelah ditampar oleh Shishio.

" Aku tidak akan berhenti. " Ucap Tetsuya dengan penuh tekad, mendengar itu, Shishio semakin geram, ia kembali mengangkat tangannya dan mencoba kembali menampar Tetsuya, yang kali ini meninggikan nadanya.

" Tidak akan!!! "

Dan seketika, tangan Shishio yang mencoba menampar Tetsuya langsung dibasuhi rasa dingin yang luar biasa, dan berhenti secara perlahan sebelum akhirnya bintik-bintik es menyebar. Melihat itu, baik Tetsuya maupun Shishio melebarkan matanya.

' Ini... '

Shishio kehabisan kata-kata, sementara Tetsuya yang melihat itu terlihat berpikir sebentar sebelum akhirnya menepuk kepalan tangannya di telapak tangannya yang satunya sambil berkata.

" Jadi begitu ya... Jika aku tidak bisa menghirupnya, maka hembuskan saja. " Pikir Tetsuya dengan ekspresi gembira yang jarang nampak di wajahnya, Shishio yang mendengar perkataan Tetsuya memiliki vena biru muncul didahinya.

" Geh, apa kau bodoh, bukan seperti itu konsep teknik pernafasan. "

Ucap Shishio, namun Tetsuya menagabaikannya, dan malah duduk bersila terlihat sedang memikirkan sesuatu. Sementara Shishio yang merasa diabaikan tidak berbicara lebih lanjut, karena ada suatau hal yang diluar nalar berada dihadapannya saat ini.

' Apa-apaan ini... '

avataravatar
Next chapter