6 Fajar pembawa Duka

Ibunya telah mati, tepat didepan matanya, Tetsuya menangis tersedu-sedu sambil menggenggam tangan ibunya yang telah berubah pucat dan denyut nadinya sudah tidak terasa lagi.

Sementara Shishio hanya dapat diam tersentak, sebelum sebuah suara dari belakangnya menyadarkannya.

" Tch, Tch, Sungguh drama keluarga yang menyayat hati, kekeke. "

Dia lupa, Shishio lupa bahwa penyebab dari semua malapetaka ini masih ada dibelakangnya, tepat dibelakangnya.

' Sialan, aku lupa!!! '

Menyadari itu, Shishio langsung memutar balik tubuhnya, hanya untuk merasakan tendangan keras tepat di perutnya.

" * Cough * "

Perut Shishio ditendang dengan brutal oleh Oni itu, hingga membuatnya memuntahkan darah dan langsung terbang kebelakang, kearah Tetsuya dan Nanami, sebelum berhenti saat menabrak tembok kayu.

* Crack *

Seluruh tubuh Shishio langsung terasa mati rasa saat ia membentur tembok kayu, sementara Tetsuya yang sama sekali tidak peduli apa yang terjadi, pandangannya gelap.

* Tap. *

Oni itu perlahan-lahan melangkah kearah Tetsuya sambil menjilat bibirnya dan air liur telah mengalir di mulutnya.

Pandangan matanya saat melihat Tetsuya, seperti seorang predator yang melihat mangsanya.

Shishio sambil menahan rasa sakit mencoba bangkit dari jatuhnya, walaupun ia merasakan tulang belakangnya sedikit patah, dan beberapa rusuknya hancur akibat tendakan Oni itu.

Matanya yang terpejam mengarah ke Oni yang saat ini semakin mendekat kearah Tetsuya, langkah kakinya semakin terdengar di telinga Shishio.

' Sial, ayo bekerjalah tubuhku!!! Aku harus menyelamatkan anak ini!!! '

Sementara itu, Oni itu yang masih tersenyum lebar telah berada 3 langkah didepan Tetsuya, 2 langkah, 1 Langkah, dan saat ia tepat didepan Tetsuya, ia mencoba meraih kepala Tetsuya sebelum, suara Tetsuya menghentikannya.

" Bunuh! "

Mendengar itu, jantung Oni itu serasa berhenti berdetak, matanya tiba-tiba melebar karena merasakan perasan mengerikan yang hanya pernah ia rasakan saat bertemu orang itu.

Ia kemudian secara insting menarik tangannya dan melihat kearah atas tubuh Tetsuya, dan disitulah hidupnya serasa benar-benar berakhir.

" Ma- makhluk mengerikan macam apa... "

Mulutnya menganga, ketakutan tidak lagi dapat menggambarkan perasaan Ini itu sekarang, ini benar-benar teror murni, ia saat ini seperti sedang ditatap oleh seorang Dewa Kematian.

Mendengar suara langkah kaki berhenti tanpa disusul suara bercak darah, Shishio menyadari bahwa ini adalah kesempatannya, ia kemudian dengan paksa mengenggam pegangan katananya.

Dan membentuk kuda-kuda dari posisi duduk, sambil berkata.

" Mizu no Kokyu, Ichi no Kata ( Pernafasan Air, Jurus Pertama. ) "

* Cing *

Aliran air seperti biasa mengalir dari Katana Shishio. Oni yang menyadari pergerakan Shishio sadar, namun ia sama sekali tidak dapat bergerak.

" Ke? "

Dan memanfaatkan itu, Katana Shishio dengan mulus menebas Oni itu tepat dilehernya.

"... Minamo Giri!!! ( Tebasan Permukaan Air!!! ) "

* Swiing *

Kepala Oni itu dengan kejam terbang ke udara dan terpisahkan dari tubuhnya, Matanya terbuka namun hanya menatap kosong kearah Tetsuya.

Dan kata terakhir yang ia ucapkan adalah.

" Shinigami... "

•••

Beberapa jam setelah pertarungan antara Shishio dengan Oni itu. Tubuh Nanami, telah dikuburkan tepat dibelakang Rumahnya.

Walaupun tubuhnya tengah merasakan sakit yang teramat sangat, Shishio saat ini terlihat berdiri sambil berdoa di depan kuburan dari Nanami.

Begitu juga dengan Tetsuya yang tengah berdoa sambil berjongkok disamping kuburan Ibunya.

"Bu... "

Kembali beberapa saat sebelumnya, Setelah ia menebas kepala Oni itu, Shishio yang menyadari bahwa Tetsuya saat ini sedang mengalami serangan mental luar biasa karena kematian ibunya mencoba untuk menghiburnya.

Namun, yang mengejutkan, saat ia menyadarkan Tetsuya yang tertunduk lesu, Tetsuya langsung membersihkan air mata yang Membeku diwajahnya dan tatapannya tidak seperti seseorang yang baru saja kehilangan orang yang berharga.

Namun itu tatapan penuh tekad, dan api membara yang bahkan mungkin dapat mengalahkan dingin kulitnya.

Shishio tentu saja tidak melihat itu, namun ia tahu dari Nada bicara Tetsuya.

Kemudian ia dibantu Tetsuya menguburkan jasad Nanami tepat dibelakang Rumahnya.

Tetsuya saat ini tentu saja tidak begitu saja melupakan kematian ibunya, melainkan ia berpikir bahwa tidak ada gunanya untuk terus menangisi hal yang sudah terjadi.

Ibunya juga sudah berkata kepadanya bahwa seorang lelaki tidak boleh menangis, jadi ia tidak menangis.

Setelah selesai berdoa, Tetsuya membuka matanya dan ia kemudian berdiri dari jongkoknya.

masih memandangi kuburnya tempat ibunya dimakamkan, ia kemudian melirik ufuk timur yang sudah sedikit memancarkan cahaya kekuningan.

" Sudah Pagi ya... "

Saat Mata safir Tetsuya tengah menatap fajar yang terbit, ia diganggu dengan suara Serak Shishio yang ada dibelakangnya sambil bersender di bekas tembok kayu rumah Nanami yang sudah mulai hancur.

" Jadi... apa yang akan kau lakukan mulai sekarang? "

Mendengar pertanyaan itu, Tetsuya tidak menengok atau berbalik, ia malah mengangkat tangannya kelangit dan melihatnya dengan tatapan datar.

Tetsuya sama sekali tidak menjawab pertanyaan dari Shishio, merasakan bahwa dia diabaikan, sedikit Vena biru muncul di dahi Shishio.

Lagipula, ia adalah tipe pria yang sulit mengontrol emosinya, sungguh berbanding terbalik dengan Pernafasan Airnya.

" Geh, Oi kau meng- "

Namun, sebelum Shishio bisa menyelesaikan ucapannya yang mengandung jejak kekesalan, suara Tatsuya memotongnya dan langsung membuat dia berhenti.

" Apa aku bisa menjadi seseorang yang kuat jika aku ikut denganmu? "

Ucap Tetsuya dengan sedikit pelan yang membuat Shishio hanya bisa mengucapkan sepatah kata.

" Hah? "

Mendengar kebingungan Shishio, Tetsuya kemudian berbalik, dan menatap Shishio dengan tatapan serius dan menuntut, tangannya terkepal, ia kemudian kembali berkata.

" Apa aku bisa menjadi kuat jika aku ikut denganmu? "

Shishio tidak melihat itu namun ia merasakan tekad dibalik ucapan Tetsuya, dan hanya dapat berpikir dengan senyum.

' Bocah ini!!! '

Senyum beringasnya kemudian menghilang, digantikan dengan senyum lebar.

" Hoho, menjadi kuat ya... yah itu tergantung dirimu sendiri dan aku tidak bisa menjamin kau akan menjadi kuat jika ikut denganku... "

Mendengar itu, Tetsuya langsung memutuskan untuk ikut.

" Kalau begitu aku akan iku- "

Sebelum Tetsuya menyelesaikan ucapannya, Shishio memotongnya dan berkata kepada Tetsuya.

" Eitsss, tunggu dulu, aku belum bilang kalau kau boleh ikut denganku. "

Mendengar itu, Tetsuya tidak marah, dan malah bertanya kepada Shishio.

" Lalu bagaimana caranya agar aku bisa ikut denganmu??? "

Mendengar pertanyaan Tetsuya, Shishio malah membalasnya kembali dengan pertanyaan, yang serius.

" Lalu setelah kau menjadi kuat dan mendapatkan kekuatan yang kau inginkan, apa yang akan kau lakukan? "

Tanya Shishio, ia sebenarnya sudah tahu Tetsuya akan menjawab apa.

' Jika kau menjawab akan melindungi orang yang disayangi, aku akan langsung menolaknya, karena itu sama saja tidak harapan, orang baik akan mati di dunia ini, tidak terkecuali. '

Begitulah Pikir Shishio, yang walaupun terkesan sinis tapi memanglah kenyataan.

Sementara Tetsuya yang mendengar pertanyaan Shishio diam sebentar, lalu ia sedikit mengambil nafas dengan mata terpejam, dan saat mata safirnya terbuka.

Aura mengerikan yang sempat dirasakan Shishio sebelumnya kembali muncul, disambut dengan suara penuh niat membunuh dari mulut Tetsuya.

" Aku akan membunuh, setiap jengkal, dan setiap Oni di dunia ini, itulah sumpahku. "

Ucapan Tetsuya dan Auranya langsung mengejutkan Shishio, jantungnya serasa berhenti walaupun ia tahu niat membunuh yang dipancarkan Tetsuya bukanlah ditujukan untuknya.

' Niat membunuh macam apa ini!!! Bagaimana seorang bocah sepertinya dapat memiliki niat membunuh mengerikan seperti ini. '

Leher Shishio serasa dicekik, namun oelrahan reda saat aura hitam yang sedikit menyelimuti Tetsuya menghilang secara perlahan.

Shishio kesakitan, namun ia tidak menunjukkan sisi itu kepada Tetsuya, dia kemudian berbalik dan berkata kepada Tetsuya.

" Begitu ya... dendam ya... kau tahu Nak, suatu hari dendammu itu akan membunuhmu, yah.. walaupun aku tidak membencinya. "

Mendengar ucapan Shishio, Tetsuya bertanya kepadanya.

" Jadi, apa aku boleh ikut denganmu? "

Mendengar itu, Shishio menjawabnya dengan sedikit mengangguk.

" Yah, kau boleh ikut denganku... tapi ada beberapa hal yang harus kukatakan kepadamu. "

Mendengar itu, Tetsuya hanya diam dan mempersilahkan Shishio melanjutkan ucapannya.

" Yang pertama, aku hanya akan melatihku hanya itu saja tugasmu, kau mati itu bukan urusanku. Yang kedua, aku sama sekali tidak akan menyediakan Makanan kepadamu, kau mencari makanmu sendiri dan memakan makananmu sendiri. Dan yang terakhir, aku tidak akan menyediakan tempat tinggal kepadamu, jadi secara singkat, aku hanya akan melatihmu, tentang hidupmu itu bukan urusanku, lagipula tidak ada untungnya untukku. Jadi masihkah kau ingin ikut denganku? "

Ucapan yang sangat kejam itu keluar dari Mulut Shishio, namun Tetsuya sama sekali tidak berpikiran untuk merubah niatnya, ia malah berkata kepada Shishio.

" Aku sama sekali tidak berharap akan diberikan sesuatu secara Gratis olehmu, jadi kau membuatku menjadi kuat, bagiku itu sudah cukup... "

Ucap Tetsuya yang membuat senyum di wajah Shishio semakin melebar. Setelah merasakan konfirmasi Tetsuya, Shishio berbalik dan berkata.

" Kalau begitu, cepatlah lakukan apa yang ingin kau lakukan dan bawalah barang-barangmu yang masih tersisa, kita akan berangkat tepat setelah matahari muncul sepenuhnya. "

Mendengar itu, Sinar fajar sedikit menyilaukan mata Safir Tetsuya, yang berkata.

" Baik. "

avataravatar
Next chapter