18 Bocah Cengeng yang Berisik

" Orang ini, dia... Tertidur!? " Tetsuya memasang wajah aneh saat melihat seorang pemuda seumuran dengannya sedang tertidur sambil berdiri.

* snore *

" AH!? "

Entah karena suara terkejut Tetsuya atau hal lain, Pemuda itu tiba-tiba saja terbangun dan mengejutkan Tetsuya yang ada di sampingnya. Dengan mata yang sayup, Pemuda itu melihat sekelilingnya, kemudian ia melihat mayat Oni ada tepat didepannya, dan langsung berteriak.

" KYAA, ONI!!! " Pemuda itu berteriak seperti wanita, dan langsung melompat ketakutan kearah Tetsuya, yang langsung secara reflek menggendongnya dengan gaya putri.

Menyadari bahwa Oni itu telah mati karena perlahan-lahan berubah menjadi abu, Pemuda itu menghela nafas lega.

" *Sigh* "

Kemudian, ia menyadari bahwa saat ini ia sedang digendong oleh seseorang, dan saat ia menengok kebelakang, ia disambut dengan tatapan dingin Tetsuya. Suasana canggung menyelimuti mereka, dan pemuda itu hanya tersenyum masam sambil berkata.

"... Selamat Malam? " Ucap pemuda itu.

Tanpa menjawabnya, Tetsuya dengan kejam melepaskan tangannya dari pemuda itu yang langsung membuatnya terjatuh ke tanah dengan cukup keras.

" Ouch!? SAKIT! "

Pemuda itu berteriak kesakitan, lalu langsung berdiri sambil mengelus-elus punggungnya. Kemudian berkata dengan tatapan memelas kepada Tetsuya.

" Kenapa kau sangat kejam... " Keluh pemuda itu. Tapi, ekspresi pemuda itu kembali seperti biasa, saat ia melihat sekeliling, ia kemudian berkata kepada Tetsuya dengan senyum tulus.

" Tapi kau sudah menyelamatkanku dari para Oni ini, Terima Kasih!!! " Ucap pemuda itu sambil menundukkan badan, berterima kasih kepada Tetsuya.

Namun, Tetsuya hanya dapat berdiri kebingungan saat melihat tingkah laku pemuda itu, ia lalu berpikir.

' Orang ini... apa dia sedang mengiggau bahkan saat sudah bangun tidur??? '

Tanpa memperhatikan Tetsuya yang kebingungan, pemuda itu kemudian memperkenalkan dirinya dengan senyum polos dan nada yang cukup ceria.

" Ngomong-ngomong, Namaku Zenitsu, Agatsuma Zenitsu. " Ucap Zenitsu sambil mengulurkan tangannya kearah Tetsuya, melihat itu, Tetsuya dengan sopan menjabat tangan Zenitsu dan memperkenalkan dirinya kembali.

" Tetsuya Yashuhiro. " Ucap Tetsuya singkat.

Saat menjabat tangan Tetsuya Zenitsu terkejut.

' Dingin!? '

Zenitsu merasakan dingin yang amat sangat saat telapak tangannya menyentuh telapak tangan Tetsuya, seakan-akan ia sedang mengenggam Es. Namun, Zenitsu tidak mengatakannya dengan keras, karena ia takut hal itu mungkin saja dapat menyakiti hati Tetsuya.

Setelah saling memperkenalkan diri mereka berdua kemudian saling melepaskan tangan mereka.

Suasana menjadi hening, dan karena dirasa tidak ada lagi yang dapat ia lakukan disini, Tetsuya kemudian melangkah kakinya dan ingin segera pergi, namun tiba-tiba ia merasakan Haorinya ditahan oleh Zenitsu dari belakang, yang menyebabkan Tetsuya langsung berhenti.

Ia kemudian, berbalik dan berkata kepada Zenitsu.

" Apa? " Ucap Tetsuya, saat ia melihat kebelakang, ia melihat Zenitsu yang matanya berkaca-kaca sedang menarik Haorinya dan berkata.

" Tunggu dulu! JANGAN TINGGALKAN AKU DISINI SENDIRIAN!!! BAGAIMANA JIKA AKU TERBUNUH OLEH ONI DI HUTAN INI!? " Teriak Zenitsu dengan putus asa, mencoba membujuk Tetsuya untuk tetap bersamanya. Namun, Tetsuya dengan acuh tak acuh kembali melangkahkan kakinya dan berkata.

" Aku tidak peduli. " Ucap Tetsuya.

Mendengar itu, Zenitsu hanya dapat membuat ekspresi tidak percaya karena ia melihat Tetsuya yang bahkan tidak ragu sedikitpun saat menolaknya.

Tiba-tiba, pandangan Tetsuya menajam saat ia merasakan sebuah benda mendekat dengan kecepatan ekstrim, dan mengarah kearahnya dan Zenitsu, menarik nichirinnya dari sarungnya, Tetsuya kemudian menebaskan pedangnya dan menangkis benda itu, yang jika dilihat lebih teliti adalah sebuah...

"... Nichirin? "

Namun tidak hanya satu, beberapa Nichirin lain kembali melesat kearah Tetsuya dengan kecpatan ekstrim,

* Clang *

* Clang *

* Clang *

Suara benturan logam terdengar, Kilat putih dari tebasan Nichirin Tetsuya membuat sebuah percikan yang tersebar di udara. Tetsuya lalu menajamkan pandangannya, dan melihat seorang Oni yang tengah bersembunyi dibalik dedaunan di pohon beberapa puluh meter jauhnya.

Tetsuya kemudian menghembuskan nafas dingin dari mulutnya, dan merubah kuda-kudanya. Ia membuat kuda-kuda unik dengan memegang katananya dengan dua tangan dan berdiri dengan kedua kakinya merapat.

kemudian, lapisan es terbentuk dibawah kakinya memanjang secara garis lurus kearah Oni yang berada di balik dedaunan. Kemudian berkata...

" Kori no Kokyu, Shi no Kata... ( Pernafasan Es, Jurus Keempat. ) "

Lalu, secara tiba tiba tubuh Tetsuya terdistorsi di udara menjadi berbagai macam partikel berwarna-warni, suasana menjadi hening sejenak, seakan-akan suara telah menghilang dari dunia ini, hingga suara Tetsuya memecah keheningan tersebut.

"... Orora ( Aurora ) "

Kemudian pijakan kaki Tetsuya bergeser dan membuat gelombang angin dingin yang menyebar ke segala arah. Zenitsu yang terkena angin dingin itu langsung menggigil dan memeluk tubuhnya, berusaha untuk menghangatkan diri.

" Acho!! " Dia bersin dengan ingus keluar dari hidungnya, ia lalu berpikir.

' Apa ini Teknik Pernafasan milik Tetsuya... ? '

Dalam sekejap tubuh Tetsuya menghilang dari tempatnya, dan membuat sebuah garis indah berwarna hijau, dengan kecepatan luar biasa telah dengan bersih menebas kepala dari Oni malang yang berharap memakan manusia malam ini.

" Kuack!! "

Kepala Oni itu terpisah dari tubuhnya bahkan tanpa dapat berekasi terhadap serangan mendadak yang dilancarkan oleh Tetsuya. Kepalanya terbang ke udara karena dampak dari tebasan yang cukup kuat, bahkan Oni itu dapat melihat tubuhnya sendiri yang masih berdiri seperti tidak terjadi apa-apa.

Ia melihat Tetsuya yang telah menyarungkan pedangnya dan menatap matanya dengan tatapan dingin. Dan kata-kata terakhir dari Oni tanpa nama itu adalah...

"Apa... itu!? "

Darah bercucuran dari tubuh yang telah terpisah dari kepalanya, dan kemudian terjatuh dari dahan pohon dan menghilang menjadi abu.

Tetsuya kemudian melompat dari atas pohon, dan berjalan menuju Zenitsu yang menunggunya sambil bersin-bersin.

" Acho!... Aku senang... Acho!... Kau baik baik saja. " Ucap Zenitsu dengan senyum sambil mengusap ingus di hidungnya. Mendengar ucapan itu dari Zenitsu, Tetsuya hanya mengangguk dan kemudian melihat bahwa sinar matahari telah muncul di ufuk timur.

Yang menandakan bahwa Ujian Akhir hari pertama telah usai, karena para Oni tidak akan mungkin muncul pada siang hari. Melihat itu, Tetsuya sedikit menguap karena dia telah terjaga semalaman, dan saat ini adalah saat yang tepat untuk tidur.

Jadi, Tetsuya segera melangkahkan kakinya dan mencari tempat untuk tidur, melihat Tetsuya ingin pergi, Zenitsu kembali panik dan langsung memegang tangan Tetsuya dan mencoba menahannya.

" TETSUYA-SAN!!! JANGAN TINGGALKAN AKU!!! " Ucap Zenitsu yang terlihat seperti orang menangis.

Namun, Tetsuya kali ini terganggu dengan tingkah laku Zenitsu, ia lalu berkata kepada Zenitsu untuk melepaskan tangannya.

" Lepaskan tanganku, Zenitsu! " Ucap Tetsuya dengan nada dan ekspresi datar, sambil menggoyang-goyangkan tangannya dengan harapan agar Zenitsu mau melepaskan tangannya.

" TIDAK MAU!!! BAGAIMANA JIKA KAU MENINGGALKANKU SENDIRIAN!!! " Teriak Zenitsu.

" Aku tidak akan melakukannya, jadi lepaskan tanganku. " Ucap Tetsuya yang mulai sedikit jengkel kepada Zenitsu.

" TIDAK MAU!!! " Namun, Zenitsu bersikeras tidak mau melepaskan tangan Tetsuya, dan memeluknya dengan erat sambil bergelantungan. Melihat itu, Tetsuya hanya dapat menghela nafas lelah.

" *Sigh* Tidak ada pilihan lain. " Kemudian, Tetsuya memukul leher Zenitsu hingga membuatnya pingsan dan melepaskan tangan Tetsuya, merasakan kelegaan, Tetsuya lalu membenahi Haorinya yang tertarik kebawah.

Tetsuya lalu memandangi Zenitsu dan merasa sedikit kasih padanya, tapi Tetsuya juga tahu bahwa Zenitsu akan merepotkan untuknya nanti, tapi akhirnya Tetsuya memutuskan untuk membawa Zenitsu.

Tetsuya kemudian mengambil kerah Haori Zenitsu dan menyeretnya pergi bersamanya.

avataravatar
Next chapter