14 Bahkan Karma berlaku untuk Oni

Dari balik kegelapan hutan, sepasang mata safir menatap tajam kepada para Oni yang saat ini terlihat berpatroli dibawahnya. Tanpa memaparkan kehadiran sedikitpun, Tetsuya mengamati seluruh penjuru hutan dengan ekspresi datar dan acuh tak acuh.

Tangan pucatnya telah mengenggam gagang nichirinnya, ia berpikir sambil bersiap untuk kembali menebas kepala Oni.

' Ada 6 Oni yang kulihat berkeliling hutan, dan salah satu dari mereka lebih kuat dari yang lain, ini akan menjadi pertempuran yang cukup menyulitkan, dan juga... Last Bossnya masih belum menampakkan diri. ' Pikir Tetsuya sambil melirik Gua yang berjarak sekitar 1 mil dari tematnya saat ini. '

Tetsuya kemudian memejamkan mata sejenak dan menghembuskan nafas ringan, yang langsung mengeluarkan uap dingin dari mulutnya. Ia lalu berkata.

" Pernafasan Es... "

Tetsuya menghilang seketika dari tempatnya, bahkan bayangannya tidak tersisa.

...

Sementara itu, Genrou dan Ganryou yang sedang menyantap tubuh manusia merasakan tubuh mereka merinding, perasaan mencekam tiba-tiba muncul yang membuat nafsu makan mereka menghilang.

" Hei Genrou, apa kau merasakannya??? " Ucap Ganryou dengan wajah serius, bahkan aksennya yang biasa menghilang.

Mendengar ucapan kembarannya itu, Genrou hanya dapat mengangguk dengan ragu-ragu, keringat dingin menetes di dahinya yang berlendir, tidak tahu harus bagaimana menggambarkannya. Warna kulitnya yang hijau berubah pucat.

Kemudian suhu disekitar mereka mengalami penurunan drastis, genangan air hasil Hujan Es yang mencair secara perlahan kembali memadat dan membeku. Uap dingin dihembuskan oleh mereka berdua.

' Apa ini??? Kenapa tiba-tiba menjadi dingin seperti ini? '

Lalu, kesunyian dipecahkan oleh suara yang membawa niat membunuh mengerikan kepada mereka berdua.

"... Kori no Kokyu, Ichi no Kata... ( Pernafasan Es, Jurus Pertama.. ) "

Genrou dan Ganryou yang mendengar itu, sudah tahu bahwa orang yang membunuh salah satu dari rekannya adalah orang didekat mereka saat ini. Secara reflek dan reaksi, Oni akan jauh lebih unggul daripada manusia biasa, namun Tetsuya bukanlah manusia biasa.

Kecepatan, kelincahan, dan visi berpedangnya telah berada di luar nalar manusia. Latihan yang diberikan oleh Shishio kepadanya bukanlah lelucon. Itu adalah rezim latihan mengerikan yang sangat sulit untuk dilakukan. Namun, dengan bakat, tekad, dan kerja keras yang dilakukan oleh Tetsuya, pelatihan demi pelatihan yang diberikan oleh Shishio dapat ia lalui.

Menghasilkan Tetsuya yang sekarang. Ganryou hanya berpikir satu hal dalam benaknya, ia menggertakan gigi karena keputusasaan dan mengutuk kepada nasib buruknya.

' Sial!!! Atmosfer dingin ini... '

"... Tidak salah lagi. "

* Fwuossh *

Kemudian, tanpa memberikan jeda sedetikpun, dengan kecepatan yang tidak dapat diikuti oleh mata, Tetsuya menebas dengan gerakan zig-zag membentuk setengah lingkaran kearah Genrou dan Ganryou.

" Fuyu no Kawa! ( Sungai Musim Dingin ) "

Kilat putih kebiruan memotong udara, dan menebas tepat dileher Genrou, yang tidak sempat menghindar seperti yang dilakukan oleh kembarannya Ganryou. Tubuhnya yang menjijikan terpisah dari kepala kataknya.

Bahkan darah tidak dapat keluar dari mayatnya, karena tubuhnya langsung mengeras dan membeku, begitu pula dengan darahnya.

Melihat kembarannya mati begitu saja, Ganryou yang awalnya tertegun langsung berteriak dengan keras.

" GENROU!!! "

Mendengar teriakan itu, Tetsuya tidak bergeming, ia sedikit menggeser bentuk kuda-kudanya dan membentuk kuda-kuda baru, bersiap untuk membunuh Ganryou secepat mungkin. Ia kemudian, dengan ekspresi datar menunjuk Ganryou menggunakan Nichirinnya, dan berkata.

" Kau memiliki reaksi yang baik untuk oni menjijikan dengan kepala katak. "

Mendengar itu, Ganryou hanya menundukkan kepala dengan gemetar, pandangannya gelap, ia kemudian memunculkan cakar raksasa dari kedua tangannya. Cakar itu memiliki ukuran sekitar 50 cm, yang ukurannya setengah dari tinggi penggunanya itu sendiri.

" Beraninya... Beraninya kau membunuh Genrou!!! " Ganryou meraung dengan keras kepada Tetsuya, ia tidak terima melihat kembarannya dibunuh begitu saja didepan matanya, dan ia tidak dapat berbuat apa-apa, Bahkan jika dia adalah seorang Oni .

Mendengar raungan dari Ganryou, Tetsuya berkata dengan ekspresi datar.

" Bukankah kau juga melakukan hal ini kepada para penduduk desa? Kau membunuh mereka, menyiksa mereka, melihat penderitaan yang mereka rasakan,... kau mendengar jeritan dan teriakan minta tolong dari mereka... dan sekarang kau marah saat orang tersayangmu kubunuh??? "

Ucap Tetsuya dengan nada mengejek, ia menggengam erat gagang nichirinnya dengan sedikit rasa frustasi karena tidak dapat menyelematkan nyawa para penduduk desa yang dibunuh. Ganryou kehabisan kata-kata karena ia tidak dapat menyangkal ucapan Tetsuya.

Tetsuya kemudian kembali berkata.

" Sungguh lelucon yang buruk, kau pantasi mati... Oni " Pandangan dingin Tetsuya menyapu tubuh Ganryou, namun ia masih mencoba menyangkalnya dengan gemetar dan berbicara sambil tergagap.

" D-diam kau!!! Akan kubunuh dan kucabik-cabik mayatmu, MANUSIA!!! "

Ganryou menerjang kearah Tetsuya dengan gegebah dan meraung seperti orang gila. Dan itu adalah suatau kesalahan dalam menghadapai Tetsuya, yang hanya mendecak dan berkata mengejek sebelum menebas Ganryou dengan sangat cepat.

" Tsk, sungguh tidak layak. " Ucap Tetsuya sambil menggelengkan kepalanya.

Ia kemudian merubuh arah bilah Nichirinnya, dan hanya membuat kuda-kuda biasa, bukan kuda-kuda Pernafasan Es. Tetsuya sama sekali tidak memiliki niat untuk menggunakan pernafasan esnya menghadapi Ganryou, karena ia pikir itu adalah sebuah penghinaan.

Melawan musuh yang saat ini otaknya tidak bekerja dengan baik menggunakan pernafasan esnya adalah sebuah kesia-siaan.

* Swing *

Kilat perak menebas udara dan memotong kepala Ganryou dengan rapih. Darah mengucur ke udara dan membanjiri tanah yang lembab akibat dingin yang dihasilkan oleh teknik pernafasan Tetsuya. Tetsuya kemudian menebaskan Nichirinnya ke udara untuk membersihkan darah yang ada di bilah pedangnya itu.

Kemudian menyarungkannya kembali kedalam sarung pedang yang tergantung di pinggangnya. Itu adalah pertarungan yang singkat, semua Oni yang ia temui hingga saat ini cukup lemah karena bahkan Tetsuya belum mendapat segores luka pun di tubuhnya.

Tetsuya kemudian sedikit memandang kearah tubuh Ganryou yang baru saja ia potong, dan berpikir sejenak. Tidak ada yang tahu apa yang ia pikirkan. Ia kemudian bergumam sambil memejamkan matanya.

" Sekarang, tinggal satu lagi Oni yang tersisa di hutan. "

Tetsuya bersiap untuk pergi menuju Oni terakhir, yang sedikit lebih kuat dari kelima Oni lainnya, sebelum ia merasakan kehadiran yang berada cukup jauh dibelakangnya.

" Sepertinya aku tidak perlu repot-repot mencarimu, Oni. " Ucap Tetsuya menoleh dengan pandangan dingin kearah Oni yang dengan tenang menyeringai walaupun lokasinya sudah terekspos.

" Bukankah kau sangat sombong, Manusia??? "

...

Sementara itu, beberapa mil jauhnya dari Tetsuya, terlihat wanita cantik dan mungil yang sedang memantau kearah gunung didepannya. Ia menggunakan Haori putih, dengan corak-corak hitam dan sedikit polesan warna merah muda.

Senyum diwajahnya tidak hilang, saat ia terus mengamati daerah dihadapannya. Wanita ini adalah salah satu dari 9 Pillar Pemburu Iblis, Pillar Serangga, Shinobu Kocho. Ia terlihat berpikir.

' Aku tidak tahu bahwa Hujan Es dapat turun di daerah seperti ini, bahkan di awal musim semi seperti ini. '

Pikir Shinobu, yang masih bingung dengan turunnya Hujan Es tadi. tiba-tiba ia merasakan kehadiran Oni dari dalam gua yang berjarak beberapa mil dari pohon tempa ia berdiri saat ini.

" Disana ya... kuharap mereka adalah Oni yang bersahabat, ufufu. "

Setelah tertawa manis, Shinobu langsung menghilang dengan sangat cepat, bahkan hampir dua kali lebih cepat daripada kecepatan yang ditunjukkan oleh Tetsuya. Dengan seorang pillar turun tangan, Kioo bahkan tidak memiliki harapan untuk hidup.

avataravatar
Next chapter