3 KG 2 • Jodoh

Happy Reading guys

🌼🌼🌼🌼🌼

19:30 WIB

Di cafe bernuansa modern yang telah di tentukan oleh Fanya dan seseorang yang berjanjian dengannya. Kini dirinya bersama Shavana berada di tempat ini.

Setelah cukup lama membujuk Shavana agar mau menemaninya, akhirnya gadis itu pun hanya bisa pasrah menuruti keinginan sahabatnya itu.

Shavana berdecak sebal

"Masih lama nggak sih?" Tanyanya tak sabaran

"Sabar dong sayang, bentar lagi sampe katanya," Ucap Fanya selembut mungkin

Tak lama, ada 3 orang pria datang menghampiri meja mereka berdua, dan salah satu di antara ketiganya melambaikan tangan.

"Hai, sorry lama. Tadi agak macet," ucap salah satu dari ketiga pria tersebut untuk sekedar basa basi.

"Santai aja." Fanya tersenyum lembut. Shavana berpura-pura seperti ingin muntah.

'perasaan, yang punya janji satu orang. Kenapa yang Dateng dua kali lipat?' Shavana membatin bingung

"Kenalin, gue Mario," ucap laki laki dengan netra coklat terang sambil mengulurkan tangannya kepada Fanya dan Shavana.

"Gue Fanya," balas Fanya sambil tersenyum dan menerima uluran tangan dari Mario.

"Shavana,"jawab Shavana cuek. Tanpa menerima uluran tangan dari Mario.

"Sorry ya Mario, Vana emang begini," Kata Fanya menjelaskan karena merasa tak enak pada Mario. Kemudian menyikut lengan Shavana pelan.

Shavana hanya meliriknya sinis dan bersikap tak peduli.

"Gapapa santai aja. Oh iya kenalin ini Leon," menunjuk seorang laki laki di sebelah kirinya "dan yang ini Chandra,"

Kemudian kedua laki laki tersebut mengulurkan tangan kepada Fanya saja. Karna mereka berdua sudah tau apa respon yang akan di berikan jika mengulurkan tangannya kepada Shavana.

"Kalian pesan aja dulu. Gue yang bayar," Ucap Mario

Kemudian Mario mengakat sebelah tangannya bermaksud memanggil pelayang cafe tersebut.

Seorang pelayan menghampiri mereka "ini buku menu nya silahkan dilihat-lihat dulu," ucap pelayan tersebut ramah sambil memberi buku menu.

"Saya mau nasi goreng aja, sama lemon tea. Lo pesen apa Yon, Ndra?" Tanya Mario kepada Leon dan Chandra.

"Gue Red Velvet cake aja deh, minumannya hot chocolate," Jawab Leon

"Gue nasi goreng seafood, minumnya jus jeruk," Ucap Chandra

Kemudian dengan cepat sang pelayan mencatat apa saja yang di pesan.

"Lo berdua, mau pesan apa?"

"Spaghetti carbonara, minumannya samain aja kaya Chandra," Ucap Fanya. Kemudian menyenggol lengan Shavana dengan sikutnya.

"Lo apa Na?"tanyanya pada Shavana

"Samain kaya lo," Ucap shavana kepada Fanya. Fanya mengangguk paham

Dengan gesit , pelayan tersebut mencatat semua yang mereka pesan.

"Baik, mohon di tunggu ya pesanannya, setelah siap akan saya antar. Permisi," pamit pelayan tersebut ramah.

Hening.

Belum ada yang membuka obrolan, sampai akhirnya Mario membuka suara terlebih dahulu.

"Lo sekolah di SMA Bintang, kan?" Tanya Mario sambil menatap Shavana dan Fanya bergantian.

Fanya hanya bergumam sambil mengangguk membenarkan pertanyaan dair Mario

"Bay the way Shavana, nama Lo famous sampe ke SMA Bhakti loh, sekolah gue," Ucap Mario pada Shavana

"Kok bisa?"tanya Shavana bingung, tapi masih dengan nada yang angkuh dan cuek.

"Yaelah siapa sih yang gak kenal sama Lo? Keciri kalo Lo itu cewek paling galak plus barbar seantero sekolah. Udah gitu, cuma Lo doang cewek  yang berani ngikut tawuran," Celetuk Chandra tanpa rasa bersalah.

Shavana hanya berdecak tak suka. Sementara Fanya hanya terkekeh geli melihat respon sahabatnya itu.

"WOII NA!" Teriak seseorang dari pintu masuk cafe. Kemudian orang tersebut menghampiri meja tempat shavana dan yang lainnya berkumpul.

"Bikin malu aja anjir." Gumam Shavana masih terdengar oleh yang lainnya.

Lalu beralih menatap tajam pada makhluk botak yang berteriak tadi, kini tengah menjadi pusat perhatian.

"Ngapain Lo kesini?!" Tanyanya tak suka.

"Ini tempat umum darling. Jadi gue bebas memasuki kawasan ini," jawab Keenan dengan wajah tengilnya.

"Maksud gue, kenapa Lo harus ke meja gue?!" Tanya Shavana kesal.

"Loh ini meja cafe nya punya Lo Na?" Tanya nya pura pura lugu.

Shavana sudah geram dan bersiap untuk menghajar Keenan, namun Keenan kembali berceletuk

"Elah Na jangan sensi Mulu kalo sama gue. Ntar kualat Lo, jadi cinta mati  sama gue," Keenan menaik turunkan alis tebalnya dengan wajah yang tersenyum lebar.

"Amit-amit," ucap Shavana sambil mengetukkan tangannya yang di kepalkan ke meja lalu beralik ke kepalanya.

"Nggak boleh gitu Na, nanti makin di bikin jodoh loh sama yang diatas,"

"Yang di atas apaan?! Genteng?!"  Shavana mengotot

"Tuhan, Na. Elah bego amat dah," tuh kan. Si Keenan mah memang hobi nyari gara-gara.

Mood Shavana benar benar menjadi buruk karena kedatangan Keenan yang membuatnya emosi setiap saat.

Berdebat dengan Keenan, sama sama mendekatkan diri kepada Tuhan. Karna bisa membuat kita darah tinggi, serangan jantung, stroke, dan penyakit mematikan lainnya.

Haha terlalu Berlebihan.

"Berisik! Jangan bacot." Tukas Shavana

Yang lain hanya geleng-geleng kepala melihat ketidak akuran dua orang tersebut.

...

Sepulang nya dari cafe, saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah.

"Gue nginep dirumah Lo ya Na?" Tanya Fanya  yang sedang menyetir mobilnya meminta persetujuan Shavana.

"Tumben?" Tanya nya heran, melirik sekilas Fanya lalu kembali fokus pada ponsel yang sedang di genggamnya.

"Sore ini, harusnya nyokap bokap udah berangkat ke Belanda, biasalah mau ketemu Client. Otomatis gue sendirian dirumah. Abang gue nanti malem udah pasti ngayap deh sama temen temennya," jelas Fanya panjang lebar.

"Yaelah rumah Lo Ama rumah gue kan sebelahan dodol. Kalo gabut Lo bisa kerumah gue. kalo ngantuk ya pulang, tidur dirumah. Jadi, kenapa harus nginep di rumah gue?" canda Shavana. Fanya hanya menatap nya kesal lalu beralih fokus ke jalan.

Shavana terkekeh "nginep tinggal nginep. Kaya Ama siapa aja Lo. Lagian juga bonyok gue balik malem kayanya,"

"Maen PS ya Na?" Tanya Fanya cengengesan.

"Kebiasaan dah Lo. Gede nih bokap gue bayar tagihan listrik," kata Shavana sambil tertawa renyah

"Jangan kaya orang susah ngapa, Na," kesal Fanya

"Iya deh, berisik Lo orang miskin," ejek Shavana

"Sialan Lo!" Kesal Fanya setengah berteriak.

...

"PUNTEN GOPUD," Teriak Shavana setelah sampai dirumah Fanya yang tepat berada di sebelah rumahnya.

Dengan santainya, Shavana melangkahkan kakinya memasuki rumah Fanya seolah itu adalah rumah miliknya.

"Berisik lo Jurig!" Teriak Satya, kakak laki laki Fanya dari arah dapur.

"Ehh ada BangSat. hai bang," sapa Shavana sambil cengengesan tidak jelas. Kemudian melangkahkan kakinya menghampiri Satya yang berada di dapur.

"Jangan sepotong-sepotong kalo manggil  nama gue, Na!" Omel Satya tak terima.

"Berisik banget sih Bang Sat, ini rumah bukan kebun binatang," ujar Fanya yang baru saja masuk setelah memarkirkan mobilnya dan bergabung bersama Shavana dan Satya.

"Rese Lo berdua. Lo juga dek, kenapa ikut ikutan si dedemit!" Kesal Satya sambil menunjuk Shavana.

Kedua gadis tersebut tergelak melihat kekesalan Satya.

"Wahh apaan tuh bang?" Tanya Shavana dengan mata berbinar melihat Satya membawa sekotak Fizza HUT di tangan kanannya, tak lupa juga dengan  3 cup minuman yang dibungkus pelastik berada di tangan kirinya.

Satya memutar bola matanya malas.

"Udah liat pake nanya Lo!" Ketusnya

"Sewot aja ihh," rengek Shavana

"Najis banget Lo, Na," Ledek Fanya.

"Berisik ah jangan bacot ya, kaum misquen,"

"YEEEE!" Teriak Fanya dan Satya kompak.

...

...

...

avataravatar