1 Prolog.

"Itu dia..? Really… seriusan dia yang bisa batalin perjodohannya Weni sama Axele?" Tunjuk seseorang tidak percaya, sedang melihat Melani dari kejauhan.

Stevi menunjuk ke arah perempuan yang sedang duduk bersantai di depan ruang perpustakaan, gadis itu memiliki rambut dengan panjang hanya sebahu.

Melani sedang membaca buku biologi, dengan sengaja mengenakan earphone di telinganya, tapi ia sadar bahwa kedua siswi itu sedang berbisik membicarakan dirinya.

"Lan… Lani..?" Akhirnya seorang siswi wanita tersebut mendekatinya, walau masih terlihat sangat ragu.

Melani tidak langsung menjawab, dan hanya memberikan tatapan tajam kearah dua wanita yang sudah berada di hadapannya.

"Kalau aku perhatikan dari tadi, sudah lima belas menit kalian disana. Dan kalau tidak penting, harusnya kalian tahu kan kita enggak perlu berbicara langsung seperti ini!" ucap Melani kesal, melihat Rika yang hanya menunjukkan wajah tidak bersalah.

Rika dengan rambutnya yang dikuncir separuh mulai membuka mulutnya untuk berbicara dan memberikan penjelasan.

"Lani, ada yang mau ketemuan sama kamu, dia juga sudah dengar kisah kamu... yang sudah berhasil membantu Weni." Ucap Rika dengan hati-hati.

"Mm.. mendengar apa maksud kamu?" Jawab Melani lebih ketus, berpura-pura untuk tidak tahu.

"Ishh.. masa kamu lupa sih? Kan kamu sendiri yang bantu Weni, untuk jadi pengganti dia! saat Weni mau dijodohkan dengan pria bernama Axelle." Ucap Rika pelan.

"Oh ya ini kenalin teman gue, namanya Stevi. Dia bukan dari SMA kita, dia dari SMA Karunia. Dan dia ini adiknya Weni."

Melani melirik ke arah perempuan yang ada di sebelah Rika, dan terlihat sekali dari jaket, sepatu, jam tangan yang dikenakan. Seseorang dari keluarga yang tampak kaya raya.

"Jadi apa mau kamj, sekarang? Bukannya kita bertiga sepakat, dan membuat janji bertemu di luar?" Tanya Melani kembali, tapi menunjuk ke arah Stevi.

"Ya kamu, pasti kamu kan yang punya niat untuk bertemu denganku." Jelas Melani.

Stevi mengenakan jaket putih untuk menutupi seragamnya yang pasti berbeda, sebelum ia menjawab pertanyaan Melani. Ia kembali melihat keadaan sekitarnya, setelah itu

Stevi sedikit mencondongkan tubuhnya agar bisa berbicara lebih dekat ke arah Melani.

"Aku punya permintaan, aku ingin kamu membuat salah satu siswa di sekolahku, supaya jatuh cinta sama kamu." Stevi mengatakan dengan sangat pelan. Sedangkan Melani langsung menatap dengan tatapan aneh, dan heran dengan permintaan yang diinginkan oleh Stevi.

Karena baru kali ini Melani menerima permintaan yang aneh, "Kenapa harus jatuh cinta? Kamu bahkan terlihat lebih cantik, kenapa enggak kamu saja!" Ucap Melani.

Stevi mendengus dengan kesal, "Hh... kamu itu hanya bikin dia jatuh cinta... that's it, abis itu kamu bisa tinggalin dia begitu aja. Selesai kan..?" Jelas Selvi, Rika pun hanya bisa menyimak bingung.

"Kalian berdua sinting, ya? Aku gak mau ..." Melani sudah mulai merapikan barang-barangnya.

"Tunggu.. aku berani bayar mahal untuk ini." Stevi mencoba menahan Melani yang ingin pergi.

"Berapapun yang kami minta akan aku berikan, asalkan semua itu sepadan dengan apa yang akan kamu lakukan." Stevi terlihat sangat serius dengan ucapannya.

Melani mulai berpikir sejenak, dan ia pun tersenyum lebar.

"OK."

"Really..." Ucap Stevi senang, karena Melani menyetujuinya.

Melani merobekkan kertas dari bukunya, dan mulai menuliskan sesuatu. "Ini alamat emailku, nanti aku akan kirim kontraknya. kamu tinggal kirim alamat email kamu ke alamat ini saja, ok."

Stevi langsung menerima dengan bingung, "Apa.... Kontrak?!"

avataravatar
Next chapter