1 Adikku sayang...

'Bruk!' Sesuatu terjatuh dari tempat tidur yg sudah tidak layak lagi untuk di tiduri.

"Ya Allah dek, kamu tidak apa-apa?" Seseorang menghampiri.

"Tidak kak, Adek kan kuat. Lagian cuma jatuh ke bawah hehe.."

Ya, mereka memang terbiasa hidup serba prihatin. Rumah yg sudah tidak layak huni di isi 3 orang yang saling menyayangi. Mereka bernama Adela, bagas, dan putri. Adela si kakak yang paling besar, yang selalu ada untuk adik-adiknya.

"Sekarang kamu mandi gih, nanti bantu kakak menyiapkan kue-kue." Adela bekerja sebagai penjual kue keliling untuk menghidupi kedua adiknya.

"Adikmu belum bangun kah gas?" imbuhnya.

"Belum kak, wong kalau bangun siang kok" jawab Bagas dengan mulut mecucu yang imut dan menggemaskan.

"Yaudah bergegaslah mandi, biar kakak yang bangunin adek mu. Kita jualan keliling pasar dulu ya dek, habis itu kita keliling komplek. Lumayan kakak dapat rejeki tambahan modal hasil kemarin nyuci pakaian Ibu RT."

"Siap komandan!" Jawab Bagas dengan tangan hormat layaknya tentara yang memberi hormat kepada jendral nya. Adel hanya tersenyum gemas melihat tingkah adiknya.

Di Pasar..

"Del, biasa yaa buat di jual lagi ambil 50 saja"

Adela sudah terkenal di pasar dengan kue-kue nya yang lumayan enak. Banyak pembeli yang tidak pernah bosan untuk memakan nya dan menjual kembali kue-kue nya.

"Oh iya bu, sebentar saya hitung dulu."

Bagas dan Putri tampak kelelahan karena dari pagi mereka hanya makan kue yang di jual kakaknya.

"Kak, aku lapar.." Rengek putri yang daritadi tidak bisa menahan lapar nya.

"Bentar lagi ya, nanggung dek. Kamu juga lapar gas?" Tanya adela ke bagas.

"Sedikit kak, tapi agas bisa nahan kok. Agas cuma kasihan aja lihat putri kelaparan kak." Jawab bagas.

"Sebentar kakak mau mengantarkan kue ini dulu ke bu rejo yaa, kalian tunggu disini jangan kemana-mana." Adela pergi mengantar kue yang tidak terlalu jauh dari mereka duduk. Tidak lama kemudian adela balik lagi.

"Ayo dek, kita beli nasi uduk aja yaa di depan sana.."

"iyaa kak" jawab putri yang mulai lemas dan pucat.

Adela membeli nasi uduk hanya 2 bungkus. Karena ia harus menghemat uang untuk hari esok, dan dia mengalah hanya makan kue yang di jualnya saja.

"Ini, makanlah dek. Ini buat Agas."

"Buat kakak mana? kok cuma 2?"

"Kakak gak lapar gas, kan tadi kakak sudah makan kue." jawab Adela sambil senyum

Bagas dan putri langsung menyantap nya. Mereka sangat menikmati.

"Sudah kak, ayo kita jalan lagi.." Ajak bagas.

Mereka pun berjalan beriringan. Adela membawa wadah yang berisi kue-kue dan menggendong putri yang sudah mulai mengantuk. Dan bagas membawa kantong plastik yg berukuran sedang yang di dalamnya berisi stok kue-kue yang di jual kakanya.

Tidak terasa, hari sudah sore. Mereka ber tiga pulang.

"Kamu cape yaa de?" Tanya adela kepada putri.

Putri tidak menjawab, ia hanya diam.

"Udahlah kak, ngapain tanya begitu sama putri. Kayak gak biasa aja kita begini." Jawab bagas.

"Kakak cuma gak tega aja lihat putri, lihat kamu, yang masih seusia kalian jualan mencari uang sedangkan anak lain yang seumuran kalian asyik main tidak memikirkan untuk bisa makan seperti kalian." Adela mulai meneteskan air mata dan langsung di hapusnya karna tidak mau terlihat lemah oleh adik-adiknya. Bagas yang masih berusia 15tahun begitu dewasa dalam memikirkan kebahagiaan kakak dan adiknya.

"Kakak tenang saja, tidak mungkin kita begini terus. Kita bisa kok seperti mereka, hidup enak. Tp belum saat nya kak. Kakak gak usah khawatir, Allah pasti mendengar do'a-do'a kita."

"Masya Allah gas.. Kakak gak nyangka loh fikiranmu sedewasa ini" ucap adela sambil merangkul bagas dan tersenyum.

"Terimakasih kalian sudah menjadi penyemangat kakak.."

Esok Hari...

"Gas kakak pergi dulu ya" ucap Adel membangunkan bagas sambil bergegas keluar rumah.

"Loh kak, kita gak jualan?" "kakak mau kemana?" Tanya bagas sambil ngucek-ngucek matanya yang masih ngantuk.

"Nggak dek, kakak mau pergi sebentar. Ada urusan penting. Mungkin kakak pulang agak sorean, kalo kalian mau makan, ada makanan di meja. Nanti adek mu di ajak makan yo. Kakak pergi dulu Assalamua'alaikum.."

"wa'alaikumsalam.."

Di suatu gedung..

"Pak, masih ada lowongan untuk bagian cleaning service?" Tanya adel kepada seseorang yang berseragam serba hitam (Satpam).

"Kamu mau melamar?" tanya satpam itu agak ragu melihat penampilan adela.

"Iyalah pak, masa mau main hehe.."

Satpam itu tidak tersenyum sama sekali, dan masih dengan wajah galak nya.

"Ikut saya." hardiknya dengan suara agak tinggi.

"I iya pak." jawab adela yang mulai panik.

Mereka berjalan menuju ruangan yang tidak terlalu besar dan di dalam ruangan tersebut tampak seseorang yang sedang meminum kopi sedang asyik memainkan gadget nya.

Pintu di ketok satpam.

"Masuk" jawab seseorang di ruangan tadi.

"Maaf pak, ada orang yang akan melamar menjadi cleaning service disini" ucap satpam itu.

Seseorang itu melirik ke arah Adela, menatapnya dari ujung bawah sampai ujung atas sambil tersenyum sinis.

"Oke, kamu balik ke pos" suruh sesrorang itu kepada satpam.

"Kamu duduk" seseorang itu menyuruh adela duduk. Dan adela pun duduk dengan gugup.

"Kamu yakin ingin melamar disini?" Tanya nya.

"Iya pak" jawab adela

"Apa kemampuan kamu melamar sebagai cleaning service?"

"Saya sudah terbiasa beres-beres pak. sudah terbiasa bekerja pekerjaan kotor dan..." Belum sempat melanjutkan perkataan adela di potong oleh seseorang itu.

"Iya iya sudah kelihatan sii dari pakaianmu, eh maaf."

'Songong banget sii orang ini ya Tuhan..' gerutu adela.

"Saya HRD disini, saya terima kamu sebagai karyawan perusahaan ini. Mulai besok kamu sudah bisa bekerja di sini."

"Ini beneran pak? Ya Allah terimakasih pak..." jawab adela girang dan menjabat tangan seseorang itu.

Adela memohon izin pamit, dan langsung membawa pulang kebahagiaan ini kepada adik-adiknya.

Di Rumah..

"Assalamu'alaikum? kakak pulang.."

"Wa'alaikumsalam kakak habis darimana? kok rapih gini" tanya putri.

"Sini-sini kumpul, kakak mau bicara. Kalian tau gak kenapa kakak sesumringah ini hihi.."

"Kenapa si kak? Curiga neehh.." tanya bagas

"Tebak dong.." jawab adela dg wajah yang masih tidak bisa menyembunyikan kebahagiaannya.

"Dapet uang ya kak?" jawab putri dengan wajah polos nya.

"Nyerah yaa.. Kakak baru aja di terima kerjaan dek di perusahaan yang di sebrang sana loh yang kantornya besar."

"Wahh.. masa kak? selamat ya kaaakkk" bagas langsung memeluk adela dan di ikuti putri.

"Sekarang kalian gak perlu lagi panas-panasan. Kalian hanya menunggu kedatangan kakak sehabis kerja. Nanti kalau kakak pulang kerja, kakak bawa makanan buat kalian. tapi syaratnya kalian gak boleh kemana-mana sebelum kakak pulang yaa.. dan do'akan kakakmu ini supaya kakak di beri sehat terus ya" pinta adela.

Malam mulai menyapa, mereka pun tertidur dengan hati yang tenang.

Pagi hari di kantor..

"Adela, kamu antarkan kopi ini ke meja pak direktur yaa." seseorang menyuruh adela, ya itu senior adela yang sudah lama bekerja di kantor itu.

"Ruangannya sebelah mana ya mbak?" tanya adela yang masih polos dengan pekerjaan nya.

"Dari sini lurus aja mentok nanti belok kiri yaa, ada tulisannya kok depan pintu ruangan direktur."

"Baik mbak"

Adela pun berlalu meninggalkan seniornya.

"Permisi.." Sambil mengetuk pintu. Terlihat seseorang yang sedang duduk fokus ke laptop nya, dan orang itu tampak gagah mengenakan jas hitam yang di kenakannya.

"Masuk.." seseorang itu mempersilahkan masuk.

"Ini pak kopi nya" Adela menaruh kopi itu di atas meja pak di rektur.

"Oh iya makasih ya" jawabnya. Dia sangat ramah dan tersenyum kepada adela, berbanding terbalik dengan bawahannya yang meng interview nya kemarin.

"Kamu baru ya?" Tanya nya.

"Iya pak" adela mengangguk dan tersenyum.

"Duduk dulu sini, tidak usah sungkan. saya tidak galak kok" ucap pak di rektur sambil tertawa kecil.

Adela pun duduk.

"Nama kamu siapa?" tanya nya.

"Saya Adela pak."

"Sepertinya saya tidak asing melihat wajah kamu."

Deg! Hati adela berdebar. 'Kok jadi gini si..' ucap adela dalam hati.

"Kamu yang sering jualan kue depan gang makmur kan?"

"Kok bapak tau?" tanya adela heran.

"Saya sering lihat kamu setiap saya berangkat kerja, kamu tidak tau saya tapi saya tau kamu." jawabnya dengan senyum yang maniisss bangett..hehe

"Saya berencana membuka Resto di dekat sini, dan saya ingin kamu yang menanganinya."

"Maksud bapak gimana ya? Kan bapak tidak tau masakan saya bagaimana rasanya, bapak juga tidak pernah membeli dagangan saya enak atau tidaknya. Nanti kalau saya mengecewakan bapa gimana? saya takut pak.."

"Kamu tidak tau setiap hari saya memakan kue-kue kamu kan? mbok tuti yang selalu membeli kue-kue kamu itu suruhan saya. Sengaja saya menyuruhnya." jawab pak direktur itu dan sekali lagi sambil tersenyum manisss bangett.

"Ya Allah pak pak. Mbok tuti mah saya juga deket sama beliau pak, sangking seringnya beliau membeli dagangan saya loh."

Tidak terasa mereka mengobrol sudah satu jam dan adela telah mengabaikan pekerjaannya.

Ke esokan harinya...

"Del, kamu di panggil sama pak Adit tuh keruangannya" Adit nama di rektur itu.

"Ada apa yah?" tanya adela kepada temannya.

Temannya hanya mengangkat bahu mengisyaratkan bahwa dia tidak tahu menahu.

Tidak lama Adela pun sampai di ruangan Adit.

"Permisi pak.."

"Masuk.."

"Kamu sudah siapkan?"

"Siap apa dulu nih pak?" tanya adela bingung.

"Kamu yang handle resto ku nanti, rencana lusa saya mau mulai mereviuw makanan hasil tangan kamu"

"Hah, jadi omongan kemarin serius pak?" tanya adela tidak percaya

"Mana ada saya tidak serius, saya itu orangnya kalau sudah nekat ya harus pokoknya." jawab adit meyakinkan.

"Baik lah pak, akan saya coba..."

Waktu tidak terasa begitu cepat berlalu, Adela dan adik-adiknya kini bisa merenov rumah yang di tinggalinya menjadi lebih layak untuk di huni.

Bagas pun mulai melanjutkan sekolahnya yang terputus karna ekonomi, dan putri mulai memasuki sekolah dasar yang di inginkan kakaknya.

Adit dan adela mulai memiliki rasa yang sama, dan pada akhirnya mereka memutuskan untuk menjalani ke jenjang yang lebih serius.

Bersambung...

avataravatar