webnovel

Hidup baru

Suara gaduh yang bersumber dari dapur membuat seorang Raja mempercepat langkahnya. Penasaran apa yang terjadi disana, dan dia juga tengah mencari sang istri yang tidak ada di sampingnya saat tidur tadi.

"Kamu ngapain disini gelap-gelap." Raja menghampiri Khaira setelah menghidupkan sakelar lampu.

"Laper, tapi bahan udah habis," sahut Khaira yang masih berdiri di depan kulkas.

Raja melihat isi kulkas yang memang habis, lalu matanya mencari sesuatu. Saat melihat satu titik dengan cepat dia kesana dan membukanya. Ada satu kardus penuh mie goreng yang memang dia simpan di sana. Sengaja, soalnya dia tau betapa suka nya Khaira dengan makanan instan, membuatnya harus siaga takut kecolongan kembali.

Pernah waktu itu, saking semangatnya Khaira membuat mie goreng, dia membuat hingga enam bungkus dan memakannya sendiri. Tapi setelahnya Khaira mengalami muntah-muntah hingga di larikan kerumah sakit. Mengetahui hal itu, Raja langsung membuang satu setengah kardus mie goreng milik Khaira dan memastikan istrinya tidak mengkonsumsi makanan itu lagi. Namun kali ini, dia harus rela memasakkan makanan itu untuk Khaira.

"Di situ kamu nyimpen mie nya?"

"Iya, malam ini kamu makan ini aja nggak papa kan? Besok aku pindahin lagi mie ini ke tempat lain."

"Kok gitu?"

"Udah jangan gitu muka nya. Ayo aku masakin, kamu tunggu di depan tv aja."

Raja melirik Khaira yang berjalan dengan langkah kesal menuju ruang tv. Dia menggelengkan kepalanya saat melihat sifat Khaira yang lebih manja beberapa bulan ini. Bukan hanya manja, dia juga sensitif hingga Raja harus berhati-hati dalam memilih kata. Bagaimana lagi, Khaira menjadi labil begitu juga karena dia tengah berbadan dua. Raja harus memaklumi dan menjaganya lebih ketat lagi.

Selagi memasukan bumbu kedalam panci mie, matanya melirik Khaira yang tengah asik mengunyah snack sambil menonton. Bobot badan wanita itu bahkan sudah baik hingga sepuluh kilo. Tapi balik lagi, namanya juga wanita hamil bawaannya lapar terus, Raja memaklumi itu.

"Ini dimakan, habis itu kita tidur," ujar Raja seraya memberikan piring yang ia bawa ke pangkuan Khaira.

Dengan senyum yang mengembang Khaira menerima piring itu, setelah membaca doa dia langsung menyantapnya tanpa berniat menawari sang suami yang tidak berkedip melihat cara makannya.

"Pelan-pelan Ra, aku nggak minta kok."

Khaira hanya mengangguk, dia terlalu fokus dengan sepiring mie dan film yang tengah tayang.

Raja berdiri hendak beranjak dari sana, namun suara Khaira menghentikan langkahnya. "Mau kemana? tungguin aku dong."

"Mau ngambil minum bentar, aku tungguin jadi makannya pelan-pelan aja."

Melihat tidak ada respon Raja kembali melangkah menuju dapur. Sedangkan Khaira dia hanya melirik sejenak dan kembali ke dunianya sendiri.

Setelah menghabiskan sepiring mie di tambah dua bungkus snack, Khaira langsung tertidur, mungkin karena terlalu kenyang membuat matanya berat. Raja yang melihat itu hanya pasrah harus kembali menggendong tubuh Khaira menuju kamar mereka.

Dengan hati-hati dia meletakkan tubuh Khaira di tempat tidur mereka. Setelah memastikan Khaira sudah nyaman dalam tidurnya barulah Raja kembali kerumah depan untuk membereskan sisa makanan wanita itu.

Raja mencuci piring dengan dengan cepat, karena matanya sudah tidak bisa di ajak kompromi lagi. Sesudah mencuci piring dia kembali melamar dan merebahkan diri disana dengan satu tangan menjadi bantalan Khaira dan satu nya lagi mengusap sayang perut wanita itu.

****

"Kamu makan roti aja ya? Nanti aku belanja deh, Itu kulkas bener-bener kosong minta di isi," ujar Khaira sesaat telah memberikan roti ke tangan Raja.

"Tunggu aku pulang baru kita belanja."

"Lama ih, nanti siang aku nggak makan dong?"

"Pesen aja, lagian aku pulang cepet."

"Lagi pengen makan batagor deh yang. Beliin ya? Aku pengen banget sampe mau ngeces gini." Benar saja, Khaira mengelap sudut bibirnya. Entah mengapa dia sangat ingin hingga mengeluarkan air liur begitu.

"Mana ada tukang batagor pagi-pagi begini. Udah kamu sarapan roti aja, nanti pulang baru aku beliin."

"Tapi, pengennya sekarang yang," Khaira sudah merengek sambil menarik-narik kemeja yang Raja kenakan.

"Aku janji pulang bawa batagor dua porsi deh. Sekarang makan ini dulu ya, kamu belum minum vitamin dari semalam."

"Janji? Pokoknya dua terus meningkatkan pulang cepat karena aku mau belanja."

"Iya," balas Raja.

Raja memperhatikan bagaimana Khaira makan, lahap sangat lahap. Untungnya selama hamil Khaira tidak memilih-milih makanan, apapun dia makan. Ngidam pun bukan hal yang sulit dan dan susah di cari, Raja patut mensyukuri semua itu.

Setelah memastikan Khaira meminum susu dan vitamin, Raja bangkit dari duduk nya. "Aku berangkat ya, kalau ada apa-apa langsung telpon aku."

"Iya, kamu hati-hati di jalan. Jangan ngebut aku nggak mau jadi janda," ujar Khaira membuat Raja terkekeh.

"Aku pastikan kamu nggak akan jadi janda."

Raja menarik pelan kepala Khaira lalu mengecup lembut keningnya, itu bukan hal pertama tapi tetap aja sakral bagi Khaira.

"Jangan lupa batagor aku."

"Iya, yaudah aku berangkat."

"Hm," gumam Khaira sambil memperhatikan langkah Raja menuju mobil. Satu klakson dari Raja di sambut Khaira dengan lambaian.

Sesudah menutup pagar, Khaira langsung menuju kamar guna melanjutkan kegiatannya yang tertunda tadi.

Sebenarnya kalau boleh Khaira jujur, dia sangat bosan berada dirumah sepanjang hari. Ingin sekali rasanya Khaira keluar untuk jalan-jalan tapi dia tidak bisa.

Selain karena dia gampang kelelahan, dia juga bingung ingin kemana. Khaira kini sudah memiliki satu sahabat, ya memang hanya satu itupun temannya sedari dia kuliah. Dan saat ini temannya yang bernama Foni itu tengah berbulan madu membuatnya semakin kebingungan ingin kemana.

"Bosan, pengen makan buah kayaknya seger nih," ujarnya bermonolog.

Senyum merekah di bibirnya saat ide itu terlintas dipikira, namun saat ingin berganti baju suara notifikasi dari ponsel menghentikan niatnya.

FoniMbem

Gue udah mau balik nih, lo mau nitip oleh-oleh apa? Jangan yang mahal!

Dasar Foni, untuk apa menawari jika akhirnya membatasi. Padahal Khaira sudah menginginkan oleh-oleh yang banyak dari perempuan itu.

Me

Pelit banget sih.

FoniMbem

Ye, gue tau lo mau minta banyak makanya gue batasi. Tabungan laki gue udah menipis, jadi mending cepetan lo minta apa biar langsung gue pilih.

Me

Gue pengen sepatu tas mini gitu deh Fon, lo tolong cariin ya. Yang bagus pokoknya!

FoniMbem

Ngelunjak lo!

Khaira tidak lagi membalas, dia pun mengurungkan niatnya untuk memakan buah, karena matanya sudah kembali memberat.  Dasar bumil.

****

Batam, 28 Agustus 20.

Next chapter