1 prolog

gemuruh berisik yang di sebabkan oleh kenalpot sekelompok pengendara motor itu memenuhi jalanan macet karna lampu merah tengah menyala. sebagian mendecak sebal namun tak berani untuk berucap, dan sebagian tidak memperdulikan nya sama sekali

hey, ayolah.. itu bukan sekolompok bapak-bapak yang berjenggot juga berkumis tebal dengan tampang garang layak nya bapak-bapak jahat pada umumnya, mereka masih duduk di bangku kelas 3 SMA, rambut rapih, tinggi semampai juga tak lupa dengan celana abu-abu khas anak SMA— ralat! ada juga seorang perempuan namun ia tak memakai rok, memilih untuk memakai jeans hitam juga dengan jaket kulit hitam kebiasaan nya

satu fakta! bahwa di antara sekian cowok di geng itu, hanya terdapat satu cewek yang ada disana.. apa yang terlintas di benak kalian tentang itu?

jalang?

murah?

oh ayolah.. Don't judge book from the cover, dear. dia hanya.. sedikit bar-bar itu saja

lampu merah sudah berganti hijau, saat nya bagi mereka untuk menyebrang jalan. 'cewek duluan' mungkin itu suatu kebiasaan mereka, akhirnya satu cewek di antara geng mereka itu pun menyebrang, namun bukan sifat manusia kalau bukan tak sabaran, mobil truk melaju dengan kecepatan tinggi dari arah samping kiri, area yang seharusnya lampu merah. meloloskan satu truk yang tak tahu peraturan untuk keluar dari zona aman

BRAK!!

"FRISTA!!!"

☄️☄️☄️

8.00am

seorang gadis SMA dengan pergelangan tangan kanan tertutup rapat oleh plester luka juga pelipis dan bibir sudut kirinya itu memasuki gerbang sekolah dengan menenteng tas selempang abu-abu keseharian nya. tak ayal sudah sepi, bagaimana tidak? seluruh kelas sudah memulai pelajaran nya 30 menit yang lalu, ia tak segera bergegas, kakinya yang sedikit tertatih akibat hantaman benda tumpul memperlambat jalan nya, oh ayolah... siapa yang akan berani untuk menghukum seorang yang sedang terluka seperti ini

jarak ke arah kelas nya memang masih jauh, namun ia berhenti sejenak karna dirasa kakinya tiba-tiba ngilu tak ia duga, bersaman dengan itu seorang cowok meneriaki namanya dari arah gerbang dan menghampirinya disana

"FRISTA!" cewek itu menoleh, oh sial kenapa harus sekarang? segera untuk frista berjalan kembali, namun telat! cowok itu sudah menarik pergelangan frista yang terdapat bekas luka disana, jujur itu sakit! namun frista masih dapat menahan nya

"kenapa kemaren Lo ikut tawuran? gue udah larang Lo buat ga ikut? tapi kenapa Lo malah bangkang?" tanya cowok itu dengan dingin juga tatapan elang nya. frista hanya diam, meski ia tau cowok yang ada di hadapan nya ini Nanendra askadirganta! seorang ketua geng motor! juga ketua nya! sekaligus sahabat dekatnya dari ia kecil, diikuti pula oleh keempat sahabat seper-geng-an nya

"kenapa?" tidak! frista tak lupa bahwa seorang nanendra adalah seorang yang sama sekali tak suka jika pertanyaan di jawab dengan pertanyaan, kedua alis nanendra hampir hampir menyatu, menatap tajam sahabat masa kecilnya ini menuntut agar ia menjawab pertanyaan nya dengan benar

"gue udah bilang itu bahay—"

"peduli gitu?!" shit, frista! kamu juga tak lupa bahwa nanendra adalah seseorang yang sangat benci jika ucapan nya di potong orang lain!, nanendra terkejut tak menyangka, bahwa frista sang sahabat—orang yang paling mengerti akan dirinya lebih dari dirinya sendiri— akan mengatakan itu padanya

"Frista!" nanendra semakin menatapnya Marah

"apa?"

"Lo berubah!" damn!. raut wajah fristra seketika berubah menjadi merah padam, nampak sekali bahwa frista seakan ingin meledak disana

"gue? yang Lo maksud gue nan?" frista anggraina tertawa hambar dan semakin membuat nanendra marah di tempat. selang beberapa detik frista tertawa, gadis itu melanjutkan ucapannya

"Gue, atau Lo yang berubah?!" degh! nanendra terdiam, ia ingin berucap namun kata-kata nya tak dapat keluar. sempat akhirnya nanendra akan bicara, seseorang tiba-tiba meneriaki nanendra dari arah gerbang

"Nendra!" sapa nya, seorang gadis SMA juga, orang yang nanendra perhatikan akhir-akhir ini. menghentikan sesaat perdebatan mereka, semua orang yang ada disana menoleh, tak luput juga nanendra. oh gadis itu ternyata

"Hanna?" ucap nanendra spontan, Hannah melihat bahwa calon kekasihnya ini sedang memegang pergelangan cewek lain, tatapan matanya hanya tertuju pada tangan mereka, lantas nanendra mengikuti tatapan Hanna lalu menatap frista.

"nendra? seinget gue Lo benci panggilan itu" sindir frista. jlep! ucapan itu menohok ke nanendra, ia hanya diam

"cewek Lo cemburu tuh" kata frista, menunjuk dengan tengokan kepala tanpa melihat kearah yang di maksut, bersamaan dengan itu nanendra menatap ke arah Hanna yang reflek menunduk sedih membenarkan bahwa frista benar, setelahnya nanendra melepas pergelangan frista, ia mendecih. lantas mengangkat pergelangan tangan nya yang berdarah akibat ulah nanendra di tepat di hadapan wajah cowok itu! ulahnya mengakibatkan lukanya terbuka kembali.nanendra yang seketika mematung di tempat, juga Hannah yang semakin menunduk sendu

"see? Lo bikin ini lebih parah!... kayak disini!" frista menggerakkan tangan nya yang berdarah sebentar, lalu menunjuk dada bidang sebelah kiri nanendra, dan dengan cepat bergegas meninggalkan mereka semua disana, meski sedikit tertatih

saat itu pula nanendra sadar, apa yang di maksut dengan sahabat nya ini.

avataravatar