Untuk hari pertama masuk sekolah, kelas X IPS 1 di suruh untuk kebersihan dan membentuk organisasi kelas.
"Bu Susi tinggal ya, nanti ibu kesini lagi buat melihat hasil pemilihan struktur kelas," ujar Bu Susi, selaku wali kelas XI IPS 1.
"Baik Bu." Balas murid-murid XI IPS 1.
Setelah kepergian Bu Susi, bukannya membentuk struktur kelas, beberapa anak cowok malah pada keluar kelas untuk ke kantin.
"Kalian ngapain malah mau ke kantin sih." Protes Della.
"Terserah kita dong," ujar salah satu cowok.
"Kita bentuk organisasi kelas dulu lah," ujar Della.
"Dih ogah." Balas Gerombolan cowok tersebut.
"Kalian nyebelin banget sih," ujar Della.
"Biarin lah." Balas Gerombolan cowok itu.
"Ayo kita bikin struktur organisasi kelas, mereka nggak usah di perduliin." Ajak Ibra.
"Ayo." Balas seisi kelas.
"Nih cantik, kamu yang nulis di papan," ujar Ibra, sambil mengambil spidol untuk Della.
"Oke." Balas Della.
"Yang mau jadi ketua siapa?" Tanya Ibra.
"IRVAN." Teriak seisi kelas, kecuali Della.
"Oke Irvan jadi ketua kelas," ujar Ibra.
"Gue nggak minat," ujar Irvan, yang membuat seluruh pasang mata melihat ke arahnya.
"Lo kok gitu sih, ya nggak bisa dong. Kan satu kelas udah milih Lo." Protes Della.
"Ganti yang lain," ujar Irvan.
"Lo tuh tinggal jadi Ketua kelas apa susahnya sih?" Tanya Della.
"Kenapa nggak Lo aja?" Tanya Irvan.
"Gue nggak cocok," ujar Della.
"Gue cocok?" Tanya Irvan.
"Iya lah, Pake nanya." Balas Della.
"Lo siapa sih? Gue nggak mau ya nggak mau," ujar Irvan.
"Kenalin gue Adelia Fredella, anak dari Mamah Kirana Laksita sama Papah Harun Mahesa. Lo bisa manggil gue Della, hmm khusu buat Lo mau manggil Sayang juga nggak papa sih," ujar Della, yang membuat satu kelas membelalakkan matanya.
"Nggak waras Lo," ujar Irvan.
"Cuma Lo yang bilang cewek secantik gue nggak waras," ujar Della.
Della berbalik menghadap papan tulis, lalu dia menuliskan nama Irvan sebagai ketua kelas.
"Nama Lo udah gue tulis, Lo harus mau," ujar Della, kepada Irvan.
"Bener-bener nggak waras Lo," ujar Irvan.
"Lucu banget kalian, jadi couple sebelas IPS satu Sabi nih," ujar Aurel.
"Bener banget," ujar teman-teman Irvan, dan Naumi.
"Cih," gumam Irvan.
"Yang jadi wakilnya siapa?" Tanya Ibra.
"Della aja, cocok kok," ujar Bima.
"Kok gue?" Protes Della.
"Nggak mau terima protes, tapi protes sendiri." Cibir Irvan.
"Biarin lah, kan tadi Lo yang nunjuk banyak. Sedangkan gue cuma satu Bima." Balas Della.
"Banyak alasan Lo," ujar Irvan.
"Biarin lah." Balas Della.
Irvan melangkah ke papan tulis, setelah itu dia merebut spidol yang ada di tangan Della. Setelahnya Irvan menuliskan 'Si Cerewet' di list wakil ketua kelas.
"Si Cerewet siapa?" Tanya Della.
"Lo." Balas Irvan, dengan tatapan tajam.
"Ngeselin banget sih Lo," ujar Della, sambil berniat menghapus tulisan tersebut dengan tangannya.
Namun, Irvan dengan cepat mencegah pergerakan tangan Della, dengan memegang pergelangan tangan Della.
Della melototkan matanya saat melihat tangan Irvan yang dengan santainya memegang tangannya.
"Lepasin, gue nggak mau jadi waketu," ujar Della.
"Ibra, Lo yang nulis di papan." Suruh Irvan.
"Della nya gimana?" Tanya Ibra.
"Dia ikut gue, nanti pas udah semua Lo kasih lihat itu ke Bu Susi aja." Balas Irvan, sambil menarik Della keluar kelas, agar tidak menghapus namanya di papan tulis.
"Lo gila ya," ujar Della.
"Gue bisa lebih pemaksa dari Lo," ujar Irvan, yang membuat Della terdiam.
"IRVAN, KOK MEGANG-MEGANG DIA SIH." Teriakan seseorang dari belakang, membuat Irvan dan Della membalikan badannya.
"Cewek Lo?" Tanya Della.
"Bukan." Balas Irvan.
"Kyra sakit hati deh lihatnya," ujar Kyra.
"Lo bisa nggak, nggak usah ngerecokin hidup gue," ujar Irvan, dengan ketus.
"Ya nggak bisa, Kyra kan suka sama Irvan." Balas Kyra, yang membuat Della ingin muntah rasanya.
"Gue udah punya cewek," ujar Irvan.
"Siapa? Dia?" Tanya Kyra, sambil menunjuk Della.
"Bu–" Perkataan Della dengan cepat di potong oleh Irvan.
"Iya." Potong Irvan, yang membuat Della membelalakkan matanya.
"Hih masih cantikan juga aku," ujar Kyra.
"Gu–"
"Lo nggak lihat cewek gue cantik banget?" Tanya Irvan, memotong ucapan Della yang ingin protes.
Irvan menatap Della, jarinya tiba-tiba saja mengelus pipi Della. Tentu saja hal itu membuat Della blushing.
Kyra sudah tidak tahan dengan perlakuan Irvan kepada Della, hal itu membuat Kyra langsung mendorong Della. Untung saja, Irvan langsung menahan Della agar tidak jatuh.
"Awas aja ya Lo cewek perebut," ujar Kyra, sambil menjauh dari Irvan dan Della.
"Lo apa-apaan sih?" Tanya Della, dengan sebal.
"Lo suka kan? Tadi pagi Lo ngedeketin gue tuh," ujar Irvan.
"Tadi gue khilaf, awas Lo ngaku-ngakuin gue jadi pacar Lo lagi," ujar Della, sambil melangkah meninggalkan Irvan.
"Lucu juga." Batin Irvan.
"Tadi pagi sksd, sekarang lagaknya kaya nggak suka sama gue gitu. Aneh." Gumam Irvan.
Irvan memilih untuk masuk ke kelasnya kembali, dia tidak melihat Della di dalam kelasnya. Sebenarnya kemana cewek itu?
"Van, Della mana?" Tanya Aurel.
"Nggak tau." Balas Irvan, dengan cuek.
"Kan dia sama Lo," ujar Aurel.
"Nggak." Balas Irvan, yang membuat Aurel hampir kelepasan menjambak rambut cowok itu.
"Sabar-sabar, cewek cantik kaya gue harus sabar," ujar Aurel, sambil menghembuskan nafas kasar.
Irvan melihat papan tulis, di sana sudah lengkap dengan nama-nama Ketua, wakil ketua, bendahara, dan sekertaris.
Ketua: Irvan
Waketu: 'Si Cerewet'
Bendahara:1.Aurel
2.Naumi
Sekertaris:1.Agni
2.Dina
Irvan tersenyum tipis melihat tulisan 'Si Cerewet' di papan tulis. Ternyata Ibra tidak Menganti dengan nama Della di situ.
Della tiba-tiba saja memasuki kelas sambil mengendong kucing kecil di tangannya.
"Ihh gemes banget ni kucing, jadi temen ku yuk," ujar Della, yang membuat seisi kelas menahan tawa.
Irvan yang melihat itu, langsung menatap Della horor.
"Gila dia," ujar Irvan.
"GUSY, KALIAN HARUS MENYAYANGI KUCING INI," ujar Della, dengan lantang.
"Kucing siapa itu Del?" Tanya Naumi.
"Nggak tau." Balas Della.
"Kenapa Lo bawa ke kelas?" Tanya Aurel.
"Kasian dia sendirian tadi, kita rawat bareng-bareng aja yuk." Ajak Della.
"Ya tapi nggak di taroh di kelas juga Del, nanti ganggu pelajaran," ujar Aurel.
"Enaknya kita taruh di mana?" Tanya Della.
"Belakang kelas kita aja," ujar Naumi, memberi saran.
"Ide bagus, gue taruh di situ dulu ya," ujar Della, lalu melangkah keluar dari kelas untuk menaruh kucing di tangannya ke belakang kelasnya.
Di belakang kelas XI IPS 1 memang masih ada lahan yang cukup luas tidak terpakai, hal itu membuat Della menyetujui ide dari Naumi.
"Nanti waktu istirahat, gue bawain makanan buat kamu ya," ujar Della, kepada kucing tersebut.