webnovel

Sisi Lain Kesendirian

Mengapa kamu sendiri?

"Entahlah, hanya saja aku menyukai kesendirian"

Mengapa kamu menyukai kesendirian?

"Karena, dengan kesendirian aku bisa lebih tenang, tidak ada yg mencaci, menghina ataupun mengganggu"

Lalu, mengapa kamu tidak mencoba untuk mencari teman?

"Sudah kulakukan, hanya saja mereka dan berkata bahwa aku tidak pantas berteman dengan mereka dan kemudian mereka menghina dan mencaci"

Kenapa mereka melakukan hal seperti itu?

"Mungkin aku manusia yg cacad fisik, hanya anak dari desa dan banyak kekurangan"

Apakah kamu membenci dan membalas mereka?

"Tidak, aku bersyukur"

Mengapa kamu bersyukur?

"Berkat merekalah aku menjadi seperti ini"

Apa yg paling kamu sukai dalam kesendirian itu?

"Karena, pada hakikatnya sendiri itu tidak benar-benar sendiri. Ketika itu aku sadar bahwa aku tidaklah benar-benar sendiri, masih ada teman untukku yg kuajak bicara, ngobrol tentang keluh kesahku, saat-saat aku menghadapi kehidupanku dan cobaan yg menerpaku"

Lalu siapakah teman yg kamu maksud itu?

"Ia adalah Tuhanku, sekaligus penciptaku. Karena ia selalu ada untukku ketika aku membutuhkannya, selalu mendengarkan dengan baik curahan hatiku"

Setelah itu apa yg kamu dapat dari semua kejadian itu?

"Banyak sekali yg telah kudapatkan setelah itu! Ketika kamu sendirian jangan merasa seolah-olah kamu benar-benar sendirian. Ingatlah masih ada Tuhan, ia penciptamu, ia lebih sayang padamu lebih dari siapapun, walaupun banyak manusia yg membencimu, meremehkanmu, mencaci, menghina, bahkan lebih dari itu. Ingatlah! Jangan patah semangat, masih ada Tuhanmu, ia maha penyayang bukan?

Jangan ragu untuk mengadu dan mencurahkan semua isi hatimu padanya karena ia(Tuhan) adalah maha pendengar, maha adil, maha tahu, dan maha bijaksana.

Semua masalah pasti akan ada titik terang di mana masalah itu akan selesai, intinya jangan lari dari sebuah masalah. Berusahalah menghadapi semuanya, apapun itu masalahmu. Tuhan juga tahu seberapa besar kekuatanmu menghadapi sebuah masalah, jika kita berhasil melewati dan menyelesaikan masalah itu dengan baik maka kita akan menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya. Seperti anak tangga, kita akan berada sedikit ke atas dan tidak akan stuck di bawah secara terus menerus. Hadapilah masalah, karena dari masalah juga akan ada hikmahnya tersendiri.

Ambil sisi baiknya dari sebuah masalah, kalo perlu dengan bantuan orang lain pun tak apa. Asalkan jangan pernah lari dari masalah, kamu tidak akan pernah dewasa jika terus menerus lari dari masalah. Karena sejatinya dewasa terbentuk ketika sudah berhasil menghadapi masalah itu.

Sama-sama berupa air yg menenangkan..

Kopi bagiku sebuah pelarian dari segala kegundahan.

Hujan itu seperti teman yang berusaha menghibur bahwa aku bersedih tidak seorang diri.

Taukah kau?

Aku menyukai rintikan hujan yang menari-nari ketika jatuh ke bumi.

Juga menyukai kopi yg pahit dan manisnya tidak bisa dirasakan sekaligus.

Mungkin air kopi tak sebening hujan, dan hujan datang tak sehangat kopi,

Tapi kopi mampu menghangatkan siapa saja yang menikmati hujan.

Pra sedang bimbang kali ini, memikirkan masa depan seperti apa yang akan menimpanya.

Dan akhirnya kamu sendiri

Yang memilih pergi karena jarak

Jarak itu hanya pengukur Bukan pemisah

Apa bedanya aku disini dan disana?

Jarak itu sebagai tanda

Kamu tak bisa mempertahankannya

Mendapatkan itu mudah

Mempertahankan mungkin susah

Namun apa salahnya jika kita mencoba?

Kita masih di tempat yang sama

Dibawah lindungan langit pencipta.

Karena aku tak bisa disampingmu

Jika kamu rindu?

Lalu apa bedanya denganku?

Bahkan aku benci jika harus merindukanmu

Hanya akan menjadi angan-angan yang berujung saling menyalahkan.

Apa salahnya dengan jarak, rindu dan Waktu?

Mereka memang tercipta

Tapi bukan untuk memisahkan kita

Aku bahkan berterimakasih pada jarak

Yang tidak bisa menyampaikan rinduku

karena waktu

Jarak memberitahuku

Masih banyak waktu

Selain mengatakan kata rindu

Yang mungkin tak akan tertuju

Pra hingga berimajinasi dengan pikirannya sendiri, bahkan ia bisa membayangkan dan berucap dalam hat kata yang begitu indah. Tentang banyak hal...

Jangan tanya apa isi puisi ini

Jangan tanya siapa yang membuatnya

Karena kau pun tau aku tak bisa melakukannya

Sederet kata yang penuh makna

Dibuat dengan penuh rasa

Karena rasa ini milik hati

Yang sulit untuk dipungkiri

Bukan niat menebar janji yang mungkin sulit ditepati

Hanya mengungkapkan isi hati yang dirasakan saat ini

Dikeheningan malam

Detak jam dinding lah yang ku dengar

Kapankah detak jantungmu akan terdengar disetiap malamku?

Ku pandang malam yang gelap

Berharap wajahmu yang terlukis disana

Ku pandang bulan sabit itu

Membayangkan lengkung senyum manismu

Angin datang menghempaskan kata-kata rindu

Yang belum sempat tertuju

Ah betapa susahnya mengucapkan I Miss You

Kau tau?

Aku tak menginginkan dirimu seperti malam

Yang gelap nan mencekam

Juga tak menginginkanmu seperti senja

Yang kehadirannya indah namun sesaat

Aku hanya menginginkan dirimu

Untuk melengkapi tulang rusuk yang Allah ciptakan untukku

Sebetulnya, Pra sangat lihai membuat kata yang indah. Ia sangat menyukai kesenian apapun bentuknya..

Malam itu...

Rumah yang selalu di rindukan

Terdengar suara memilukan

Teriakan serta cacian terlontar begitu saja

Terdengar jelas memekakan telinga

Bahkan petir pun tak kalah kalut

Gadis mungil dipojok ruangan hanya berdiam diri

Melihat pertengkaran yang terjadi

Antara yang bersalah dan tak mau kalah

Air mata ia tahan paksa agar tidak muncul

Hatinya sudah retak tak lagi berbentuk

Pemandangan yang sebenarnya belum ia mengerti

Sudah harus ia hadapi

Mencoba mengerti namun tak bisa

Mencoba percaya, tapi pada siapa?

Ia hanya seorang gadis kecil

Mudah percaya dan mudah dibohongi

Rumah yang ia dambakan sejahtera bak bunga peliharaannya, kini tak bisa ia dapatkan

Mimpi yang ia harapkan tak lagi bisa diwujudkan

Malam itu...

Semesta bahkan menjadi saksi

Terpuruknya ia hingga saat ini

Bahkan, dengan melihat sekeliling Pra bisa menjadikan itu sebuah kata yang sangat bermakna...

Dunia seakan belum puas di genggam

Terus dikejar kemanapun berlari

Padahal dunia hanya ilusi

Panggung sandiwara lepas

Hanyalah sebuah permainan kebahagiaan sesaat

Yang bisa saja selamat dan tersesat

Dunia seakan tertawa puas

Melihat manusia bersujud kepadanya

Bahkan tulang belulangpun direlakan

Tapi apakah mereka ingat akhirat?

Tempat yang kekal selamanya

Berlari ke kantor telat 1 menit saja terburu-buru

Melangkahkan kaki lebar-lebar agar tak tertinggal

Dunia seakan kehidupan kekalnya

Apakah sama akhirat kau kejar seperti itu?

Shalat telat 1 menit saja kau bahkan tak peduli

Katamu Allah Maha Pengampun

Namun bukan untuk mengampuni kesalahan yang sengaja dilakukan

Bahkan kau pun tau apa dosanya

Dunia seakan berkuasa

Akhirat dianggap bodo amat

Marilah saling menegur kala diantara kita tersungkur

Terjerumus dalam kesesatan jalan kemaksiatan

Dihati yang kelabu

Malam menjelma menjadi bisu

Bisikan angin terdengar haru

Sebuah pesan pembangkit rindu

Next chapter