webnovel

Kesal

Jam menunjukan waktu 11:30 WIB, sedangkan Senna masih berguling malas-malasan di atas kasur sambil melamun kejadian kemarin yang susah dilupakan. Senna benar-benar tidak mengerti mengapa Langit tidak mengaku untuk menyukainya. Selama ini Langit tidak pernah dekat dengan perempuan lain selain dirinya. Meskipun selama 6 tahun mereka berpisah. Silvi-sahabat dekatnya saat SMA- yang saat kuliah satu jurusan dengan Langit sering bertukar kabar dengan Senna. Langit menggantung hubungan selama ini. Semua perbuatan Langit kemarin menunjukan bahwa Langit tidak membencinya dan terang-terangan menyukainya. Senna mendesis frustasi.

Kemarin saat Langit mengantarkan dirinya ke hotel, Langit hanya pamit sebentar pada ibunya. Langit bahkan tidak mengatakan apapun padanya. Senna benar-benar kesal setengah mati. Senna tidak habis pikir kenapa Langit susah payah menahan perasaannya pada Senna.

"Senna jangan ngelamun!"

"Nggak ngelamun kok. Mikirin buat acara besok Minggu" Senna ngeles seadanya.

"Owalah. Nanti jadi rapat jam 5 sore bareng management mu di Indonesia?" tanya ibunya.

"Iya jadi buk. Ibuk tahu sendiri masyarakat Indonesia banyak. Fans ku juga rata-rata disini. Aku harus rapat untuk acara fan meeting di Kuningan. Kupikir awalnya yang dateng bakal sedikit. Ternyata diluar perkiraan. Jadwal acara fan meeting juga jadi diperpanjang. Padahal ya buk, kalo di Belanda aku ngapa-ngapain sendiri loh. Bikin konten sendiri, nulis script sendiri, ngatur kamera sendiri, ngedit sendiri, pokoknya segala hal kulakuin mandiri. Tapi karena acara gede, aku minta bantuan Silvi deh"

"Kamu harusnya bersyukur loh nduk. Sahabat-sahabat SMA mu sayang dan nggak putus komunikasi sama kamu. Mia sering kerestoran ibuk sambil ngajak temen-temen kantornya. Silvi ngebantu kamu di Jakarta untuk acara mu ini. Nanti sampaikan salam ibuk ke Silvi ya" balas ibunya.

"Oke bos. Oh ya, oleh-oleh buat tante Sri entar aku bawa ya. Soalnya habis rapat mungkin sekitar jam 8 malem aku mampir kerumah tante Sri. Nggak enak kalau nggak ketemu tante Sri " ucap Senna panjang.

"Oh ya, Ibuk balik ke Surabaya hari Jumat loh nduk, ibuk nggak bisa ninggal restoran lama-lama. Soalnya sekarang banyak anak barunya. Generasi pak Joko sudah pensiun. 2 bulan lalu ibuk nyuruh Komang buka lowongan dan sekarang ada 3 karyawan baru"

"Asikk, makin banyak uang"

"Ibuk sekarang nggak mikir uang. Karena kamu pun sudah besar dan bisa cari uang sendiri. Ibuk cuma punya restoran biar ibuk sibuk terus dan nggak ada waktu buat buka lambe turah" jawab ibunya.

"Padahal gosip itu fakta yang tertunda loh buk. Hehehe" Senna kembali menggoda ibunya.

"Gimana kabar Lien?"

"Sehat"

"Syukurlah, semoga pernikahan Lien lancar ya. Terus ibuk doain biar kamu bisa nyusul Lien"

"Pacar aja nggak punya buk. Makanya, cariin dong buk. Sama pegawai ibuk yang baru boleh juga kok. Hahahaa" sahut Senna sambil tertawa.

"Omongan itu doa loh. Ibuk nggak ngelarang kalau misal nanti jodohmu pegawai ibuk kok. Yang penting agamanya bagus dan bisa nuntun kamu" jawab ibunya.

"Hmmmm ibuk nggak asik ah becandanya" Senna cemberut dan berjalan kearah kamar mandi.

***

"Oh my god! Senna!!" Silvi yang turun dari mobilnya menoleh langsung dan berlari ke arah Senna dan memeluknya.

Senna dan Silvi berpelukan diparkiran Starbuks. Orang-orang yang melintas menatap kedua orang itu bingung.

"Gila ya ampun! Makin cakep aja nih" puji Silvi sambil melepas pelukan Senna.

"Iya dong, nggak mau ya nanti umur 30 udah ada kerutan. Mahal tau perawatannya hehehe"

"Oh ya, kenapa mesti di Starbuks sih ketemuannya? Aku nggak suka kopi" Senna mengendik pelan.

"Soalnya tim Indonesia pada doyan kopi semua Sen. Si Vika apalagi, bukan kaleng-kaleng. Sehari bisa minum 5 mug kopi" jelas Silvi.

Senna dan Silvi kemudian masuk kedalam kedai bersama. Tim untuk acara fan meeting sudah datang sebelum mereka berdua. Vika, Yuko, dan Bass sudah asik berdiskusi santai sehingga tidak melihat kedatangan Silvi dan Senna. Silvi lalu menyapa mereka bertiga.

"Udah-udah, ini kenalin bintang tamu manjah kita bersama. Ulala. Senna Peri" Silvi mengenalkan Senna secara langsung kepada ketiganya. Maklum, selama ini mereka hanya chat ber-lima dalam grup tanpa pernah bertemu langsung.

"Widih. Cakep banget kak. Lebih cakep daripada di youtube ya. Kayanya gue kalo masuk youtube butek banget deh" Yuko yang ceplas-ceplos langsung kagum dengan Senna.

"Ah nggak, aku biasa aja. Kalo di Belanda tukang jual cilok lebih cakep dari pada aku" Senna tersenyum cantik.

"Wah, di Belanda ada cilok juga? Gue mau dong jualan disana. Gua jualan cilor deh" sahut Bass.

"Ya kali jualan cilok Sen, udah duduk jangan berdiri mulu" Silvi menyuruh Senna duduk disebelahnya dan disamping Vika.

"Halo, gue Vika kak. Semoga foto Whatsapp gue nggak beda jauh sama muka gue sekarang ya kak. Gue sudah lama ngikutin youtube kakak. Terus sekantor sama kak Silvi dan diajak ngurus acara fan meeting besok" Vika membuka obrolan.

"Kalo gue Yuko kak. Muka gue dijamin sama kaya di Whatsapp. Gue bagian marketing di kantor, terus di tarik dan disuruh kerja paksa bagai romusha sama kak Silvi. Gue baik orangnya, suka nggak tega gitu. jadi ya mau bantuin"

"Iron man dong?"

"Lah iya, gue lupa ganti foto profil"

"Lagian apa faedahnya sih pake foto iron man??"

"Ya biar keren aja kak. Gue dari dulu nge fans sama babang Iron man. Eh Btw, kak Senna pake SKII ya. Gue iri banget sama mukanya. Bisa nggak ada jerawat gitu ya" balas Yuko cerewet.

"Nggak kok, aku dulu ikut klinik tong fang cabang Belanda gitu. Terus akhirnya pilih yang alami pakai kunyit" balas Senna.

"Buset, kuning dong badan lo! Ngaco nih bencong!" Bass menyahut sebal. Senna hanya balas tertawa.

"Sudah-sudah, gimana nih acara kita? rencana awal kita di café kan? Kita tetep pake café aja. Cuma kita mundurin waktunya. Jadwal awal acara satu jam setengah. Nah, kita jadiin 2 jam" Silvi menengahi dan membahas rencana awal.

"Boleh deh. Gue udah nerima duit dari 75 orang yang kemarin masih DP nih. Kalau 25 orang yang VIP itu malah udah lunas dari kapan hari" Yuko setuju dengan Silvi.

"Gue juga udah siap masalah Sound system dan lain-lain. Kursi dan makan disiapin mereka kak. Kita nggak mungkin cari catering luar. Pihak café ngasih syarat makanan nggak ada yang dari luar. Karena udah sepaket sama harga sewa lantai 2 kak. Padahal gue rencana setelah acara dapet cookies nyokap gue. Cookies mereka mahal gila" Vika membalas santai

Next chapter